Pembantu Rumah Tangga Yang Ganjen

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - kali ini aku akan menceritakan pengalaman seksku dengan Astriastuti, dia seorang pembantu rumah tangga yang baru bekerja di rumah ibuku. Di kompleks perumahan ibuku, Astriastuti terkenal sebagai pembantu yang genit, ganjen, centil dan sebagainya. Dia sering gonta ganti pacar. Astriastuti baru berumur kurang lebih 22 tahun. Bodynya bagus, dengan payudara berukuran kira-kira 34D dan pantat bulat dan padat. Yang lebih menggairahkan adalah cara berpakaiannya. Dia kerap mengenakan kaos ketat dan celana model ABG sekarang yang memperlihatkan pinggul dan pusar. Wajahnya cukup manis, bibirnya sensual sekali. Aku sering menelan ludah kalau melihat bibirnya.



Tugas Astriastuti adalah menjaga anak majikannya yang masih kecil-kecil. Kalau sore hari, dia selalu mengajak anak majikannya berjalan-jalan sambil disuapi. Nah, aku sering sekali berpapasan dengannya waktu dia sedang mengasuh Nabila (anak bungsu pasangan tempat Astriastuti bekerja). Nabila ini seorang anak yang lucu, sehingga kadang-kadang aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya. Suatu kali, seperti biasa aku bertemu dengan Astriastuti yang sedang mengasuh Nabila, dan aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya. Tiba-tiba Astriastuti nyeletuk, “Kok cuma Nabila yang dicubit Pak ” Aku sedikit terkesiap, “Haah ” dan aku memandang kepada Astriastuti. Dia sedang menatapku dengan kerlingan genit dan tersenyum menggoda. “Habis, kalau aku cubit pipi Mbak Astriastuti, aku takut Mbak Astriastuti marah, ” kataku. “Kalau cubitnya pelan-pelan, aku nggak marah kok Pak. Malah seneng, ” sahut Astriastuti. Kurang ajar anak ini, aku membatin, tapi mulai tergoda untuk memancingnya lebih jauh. “Kalau cuma cubit aku enggak mau Astriastuti. ” kataku. “Terus maunya apa Emang berani ” dia malah menantang. Benar-benar ganjen anak ini. “Aku maunya, cium bibir kamu yang seksi itu, boleh ” aku bertanya. Dia malah balik bertanya, “Cuma cium Enggak mau kalau cuma cium. ” Astaga, ini sudah keterlaluan. “Astriastuti, aku kan sudah punya isteri, emang kamu masih mau ” aku bertanya.
“Yaa, jangan sampai isteri Pak Irwan tahu dong. Masak cuma Mbak Enny aja yang boleh ngerasain Pak Irwan. ” balas Astriastuti.

Anda yang pernah membaca pengalamanku dalam cerita ‘Enny, Pembantu Yang Sexy’ pasti ingat dengan Enny. Aku agak kaget jg mendengar ucapan Astriastuti. Rupanya Enny curhat sama Astriastuti. Tapi, kepalang tanggung pikirku. “Jadi benar nih kamu mau Astriastuti ” aku memastikan. Astriastuti menjawab, “Siapa takut Kapan ” “Kamu bisanya kapan Astriastuti Aku sih kapan aja bisa, ” jawabku sambil melirik ke toketnya yang bagus itu. Waktu itu Astriastuti pake kaos ketat yang tipis, sehingga bra hitamnya membayang dan memperlihatkan lekuk yang sangat mengairahkan. Pembaca, terus terang waktu itu aku sudah “Konak”. Penisku kurasakan sudah mengeras. “Ya sudah, nanti malam aja Pak, kebetulan Bapak-Ibu mau ke Bogor, anak-anak mau diajak semua. ” kata Astriastuti. “Oke, nanti jam berapa aku ke rumahmu ” tanyaku. “Yaa, jam delapanan deh, ” jawab Astriastuti sambil membusungkan dadanya. Dia tahu aku sedang memperhatikan toketnya. Nafsuku menggelegak. “Kamu nantang benar sih Astriastuti, ya sudah, nanti jam delapan aku dateng. Awas nanti kamu ya. ” ancamku sambil tersenyum. Eh, dia malah menjawab, “Asal Pak Irwan kuat aja nanti malam. ” Sambil mengedipkan matanya dan bibirnya membuat gerakan mengecup. Ya ampuunn, bibirnya benar-benar seksi. Aku menyabarkan diri untuk tidak menggigit bibir yang menggemaskan itu. “Kalau gitu aku pulang dulu ya Astriastuti, sampai nanti malam ya. ” kataku. “Benar yaa. Jangan boong lho. Astriastuti tunggu ya sayang. . ” Astriastuti membalas.

Malamnya, jam delapan, aku sudah berada di depan pagar rumah Astriastuti, lebih tepat rumah majikannya. Astriastuti sudah menungguku. Dia membukakan pintu pagar dan aku langsung masuk setelah melihat situasi aman, tidak ada yang melihat. Kami masuk ke dalam dan Astriastuti langsung mengunci pintu depan. Astriastuti memakai celana yang sangat pendek, dengan kaos ketat. Kulitnya cukup mulus walaupun tidak terlalu putih, namun dibandingkan dengan Enny, masih lebih putih Astriastuti. Aku tidak mau membuang waktu, langsung kudekap dia dan kuserbu bibirnya yang memang sudah lama sekali aku incar. Bibir kami berpagutan, lidah kami saling membelit, dipadu dengan nafas kami yang memburu. Tiba-tiba Astriastuti melepaskan ciuman kami, dan dia memegang ke2 pipiku sambil menatapku, lalu berkata manja. “Pak Irwan, kalau Pak Irwan mau ngewe sama Astriastuti, ada syaratnya Pak. ” Aku bingung jg, “Apa syaratnya Astriastuti ” tanyaku. “Pak Irwan harus panggil aku Mbak, terus aku panggil Pak Irwan Yayang. Gimana Mau nggak ” tanya Astriastuti sambil tangannya turun ke dadaku dan dia meremas dadaku dengan gemas. Pembaca, ini yang mengherankan, aku seorang yang sudah berusia di atas 40 tahun, punya isteri dan anak, jabatanku cukup tinggi di kantor, dan seorang pembantu rumah tangga yang berumur baru 22 tahun mencoba untuk menguasaiku, dan aku merasa senang. Aku mengangguk sambil menjawab, “Iya Mbak, aku mau. ” Sementara itu, penisku sudah ereksi dengan maksimal. “Sekarang, Yayang harus nurut apa yang Mbak bilang ya. ” perintah Astriastuti, maksudku Mbak Astriastuti. “Iya Mbak. ” jawabku pasrah. Lalu Mbak Astriastuti menuntunku ke kamarnya di bagian belakang rumah. Kami masuk ke kamar itu, Mbak Astriastuti menutup pintu dan sekarng dia yang memeluk dan menyerbu bibirku. Kembali kami berpagutan sambil berdiri, lidah saling belit dalam gelora nafsu kami. Mbak Astriastuti kembali melepaskan ciuman kami, dan berkata, ” Yaang, kamu jongkok dong. ” Aku menurut, aku berjongkok di depan Mbak Astriastuti. “Lepasin celana Mbak Yang, pelan-pelan ya Yaang. ” “Iya Mbak. ” cuma itu kata yang bisa aku keluarkan. Lalu akupun mulai menurunkan celana pendeknya yang tinggal ditarik saja kebawah karena dia memakai celana olahraga. Perlahan mulai tampak pemandangan indah di depan mataku persis. Pembaca, memeknya gundul tanpa bulu sedikitpun, dan montok sekali bentuknya. Warnanya kemerahan dan diatasnya terlihat clitnya yang jg montok. Mbak Astriastuti melibarkan pahanya sedikit, sehingga memeknya agak terkuak. Mbak Astriastuti mendongakkan wajahku dengan tangannya.

Dan dia bertanya, “Gimana Yang Bagus nggak Memek Mbak ” “Iya Mbak. Bagus banget. Tembem. ” jawabku tersendat, karena menahan nafsu dalam diriku. “Yayang mau cium Memek Mbak ” tanyanya. “Mau Mbak. ” Aku tidak menunggu diperintah 2 kali. Langsung kuserbu Memek yang sangat indah itu. Mbak Astriastuti menaikkan sebelah kakinya ke atas tempat tidur, sehingga lebih terbuka ruang bagiku untuk mencium keharuman memeknya. Mula-mula hidungku menyentuh kelembaban memeknya, dan aku menghirup keharuman yang memabokkan dari Memek Mbak Astriastuti. Kususupkan hidungku dalam jepitan daging kenikmatan Memek Mbak Astriastuti. Mbak Astriastuti mengerang, “Aahh, Yayaanngg. Terusin Yang. ” Lalu kukecup memeknya dengan penuh kelembutan. Dan perlahan mulai keluarkan lidahku untuk menjelajahi bibir memeknya. Kugerakkan lidahku perlahan-lahan kesekeliling memeknya. Tanganku meremas-remas pantatnya. Sesekali lidahku menyapu klitnya, dan kujepit klitnya dengan ke2 bibirku. Tubuh Mbak Astriastuti mengejang sambil mendesah, “Aarrgghh. . Yayaanngg. . Ennaakk Yaanngg. . ” Ke2 tangan Mbak Astriastuti meremas rambutku sambil menekan kepalaku ke belahan pahanya. Wajahku terbenam di Memek Mbak Astriastuti, aku hampir tidak bisa bernafas. “Yaanngg. . Tunggu Yaang. Mbak nggak kuat berdiri Yang. ” Lalu Mbak Astriastuti merebahkan tubuhnya di kasur sambil melepaskan kaos dan branya. Dia terlentang di kasur. Aku berdiri dan ingin mulai melepas baju dan celanaku. “Jangan Yang, kamu jangan buka baju dulu. Jilatin Memek Mbak dulu Yang. ” perintah Mbak Astriastuti. Lagi-lagi aku nurut. Lalu Mbak Astriastuti kembali menekan kepalaku ke selangkangannya. uteruskan kegiatan mulut dan lidahku di pesona kewanitaan Mbak Astriastuti yang sangat indah kurasa. Kumasukkan lidahku ke dalam memeknya, dan kuputar-putar di dalam memeknya. Dia menggelinjang kenikmatan. Rambutku sudah berantakan karena diremas terus oleh Mbak Astriastuti. Sekitar sepuluh menit kujilati Memek Mbak Astriastuti dan memberinya kenikmatan sorgawi. Akhirnya dia menjerit tertahan, tubuhnya mengejang dan tangannya menekan kepalaku dengan kuatnya. “Aauugghh. . Yaanngg. Mbakk. . Kkeeluaarr Yaanngg” rintihnya. Pantat dan pingulnya bergerak memutar dengan liar dan tiba-tiba berhenti. “Sshh. . Oogghh. . Yaanngg. . Ennaakk banggeett Yaangg. ”

Kusedot seluruh cairan yang membanjir dari Memek Mbak Astriastuti. Rasanya gurih dan wanginya harum sekali. Kurasakan becek sekali Memek Mbak Astriastuti waktu itu. Setelah berisitirahat kurang lebih sepuluh menit, Mbak Astriastuti bangun dan mulai membuka pakaianku. “Sekarang giliran kamu Yang. Mbak mau gigitin kamu” perintahnya. Setelah semua pakaianku lepas, Mbak Astriastuti memandang ke penisku yang sudah pusing dari tadi. Dia menggenggam penisku dengan gemas dan mulai mengocoknya dengan lembut. Kemudian aku disuruhnya telentang, lalu dia mendekatkan kepalanya ke penisku. Dikecupinya kepala penisku, dan lidahnya mulai menjelajahi bagian atas penisku. Astaga, permainan lidah Mbak Astriastuti luar biasa sekali. Dalam sekejap aku dibuatnya melayang ke angkasa. Kenikmatan yang diberikan melalui lidah dan mulutnya, membuatku mendesah dan menggelepar tidak karuan. Dari bagian kepala, lalu ke batang penisku dan bijiku semua dijilatinya dengan penuh nafsu. Sesekali bijiku dimasukkan ke dalam mulutnya. Sampai terbalik mataku merasakan nikmatnya. Ujung lidahnya jg menyapu bahkan menusuk anusku. Kurasakan lisAstriastutik yang menyengat ke sekujur tubuhku waktu lidah Mbak Astriastuti bermain di anusku. Sepuluh menit lamanya Mbak Astriastuti menjilati dan mengemut penis dan anusku.

Kemudian dia merayap naik ke badanku, mengangkangiku, dan mengarahkan penisku ke memeknya. Perlahan dia menurunkan pantatnya. Kurasakan penisku mulai melakukan penetrasi ke dalam belahan memeknya yang sangat montok itu. Agak susah pada awalnya karena memang tembem sekali Memek Mbak Astriastuti. Setelah masuk semua, Mbak Astriastuti mulai menaik turunkan pantatnya. “Aauugghh, Mbak. Enak Mbak. ” rintihku. “Iya Yang, Mbak jg ngerasain enak. Adduuhh. Kontol kamu enak banget Yang. ” Dan Mbak Astriastuti mulai melakukan putaran pinggulnya. Pantatnya tidak lagi turun naik, melainkan pinggulnya yang berputar. Ini benar-benar membuat sensasi yang luar biasa nikmatnya. Mbak Astriastuti sangat pintar memutar pinggulnya. Aku mengimbangi gerakan Mbak Astriastuti dengan menusuk-nusukan penisku. Tapi, “Yaanngg. Kamu diem aja ya Yaangg. Biar Mbak aja yang muter. ” Akupun diam dan Mbak Astriastuti semakin liar memutar pinggulnya. Tidak lama kemudian, Mbak Astriastuti menghentikan putaran pinggulnya, dan kurasakan memeknya menyedot penisku. Serasa dipilin oleh gumpalan daging yang hangat, kenyal dan kesat. Lalu Mbak Astriastuti mengerang keras, “Yaanngg. . Aarrgghh. Mbak keluar laggii Yaanngg. . ” Mbak Astriastuti rebah di atas tubuhku, sementara memeknya terus menyedot penisku. Luar biasa sekali rasanya memek Mbak Astriastuti ini. Kemudian Mbak Astriastuti memberi perintah agar aku bergantian di atas. Aku menurut, dan tanpa melepaskan penisku dari dalam memeknya kami berubah posisi. Sekarang aku berada di atas. Mbak Astriastuti melingkarkan kakinya ke kakiku, sehingga aku tidak leluasa bergerak. Rupanya ini yang diinginkan oleh Mbak Astriastuti, agar aku diam saja. Mbak Astriastuti jg tidak menggerakkan pinggulnya, hanya kurasakan daging di dalam memeknya yang melakukan gerakan menyedot, memijit, memutar dan entah gerakan apa namanya. Yang pasti aku merasakan jepitan Memek yang sangat kuat namun enak sekali. Aku tidak dpt menggerakkan penisku di dalam memeknya. Jg tidak dpt menarik penisku dari dalam Memek itu. Tidak lama kurasakan Memek Mbak Astriastuti menyedot penisku. Lalu perlahan Mbak Astriastuti mulai memutar pinggulnya.

Aku merasa sperti perahu yang berada di dalam lautan yang bergelora karena ada badai yang dahsyat. Dan semakin lama gelombang itu semakin kuat menggoncang perahu. Nafas kami sudah memburu, keringat sudah mengucur membasahi tubuh kami. Dan kurasakan Memek Mbak Astriastuti mulai berdenyut keras lagi, bersamaan dengan aku mulai merasakan desakan lahar dalam diriku yang menuntut untuk keluar dari tubuhku. Putaran pinggul Mbak Astriastuti semakin menggila, dan akupun membantu dengan menekan-nekankan pinggulku walaupun tidak terlalu bebas. “Oogghh. . Yaanngg. . Mbaakk nnggaakk kkuatt laaggi Yaanngg. . ” erang Mbak Astriastuti. Aku jg sudah tidak bisa menahan lagi desakan dari dalam itu, “Iyaa mbaakk. . Aakkuu juggaa. . Aarrgghh. ” Aku tidak dpt meneruskan kata-kataku, karena waktu itu muncratlah sudah cairan kenikmatanku di dalam memek Mbak Astriastuti. Bersamaan dengan itu, Mbak Astriastuti jg sudah mengejang sambil memelukku dengan kuatnya. “Sshh. . Oouugghh. . Enaak baannggett Yaangg. ” Kami merasakan nikmat yang tiada 2nya waktu air mani kami bercampur menjadi satu di dalam memek Mbak Astriastuti. Mbak Astriastuti mencium bibirku, akupun membalasnya dengan penuh gairah. Dan. . Kamipun terkulai tak berdaya. Aku terhempas di atas tubuh Mbak Astriastuti. Nafas kami tinggal satu-satu. Seprai dan kasur Mbak Astriastuti sudah basah sama sekali karena keringat dan air mani kami yang meluap keluar dari Memek Mbak Astriastuti saking banyaknya. “Yayaanngg. . ” Mbak Astriastuti memanggilku dengan mesranya. “Iya mbaakk. ” aku menjawab dengan tidak kalah mesranya. “Kamu hebat deh Yaang. ” kata Mbak Astriastuti sambil mengecup bibirku dengan lembut. “Mbak jg hebat. Memek Mbak enak banget deh Mbak. ” kataku. Mbak Astriastuti tersenyum, “Yayang suka sama memek Mbak ” tanyanya. “Suka banget Mbak. Memek Mbak bisa nyedot gitu. Nanti boleh lagi ya Mbak ” aku merayunya. “Pasti boleh Yang. Memek ini emang untuk Yayang kok. ” Kata Mbak Astriastuti. Dan malam itu, kami melakukannya sebanyak tiga kali, sampai kudengar adzan subuh dari mesjid terdekat. Lalu aku keluar dari rumah itu setelah melihat bahwa situasi aman, dan pulang ke rumahku.

Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!
Jangan Malas Untuk Membagikan Cerita Ini Dan Baca Juga Cerita Nafsu Birahi Lainnya Di Bawah Ini:

Related Posts:

Nafsu Tinggi Tante Ku

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Tanteku bernama Tante Wine yang memiliki wajah sangat cantik dan bertubuh tinggi sekitar 170 cm. Usianya yang baru 35 tahun nampak bodinya masih seksi dan langsing dengan Dadanya yang montokmembuatku ingin rasanya meremas dan memainkan putingnya.



Pikiran kotorku mulai bermain, bebeapa kali aku menggoda Tante Wine dengan cerita-cerita menjuurus porno tapi Tante nggak bergeming. Saking nggak tahan nafsu ingin menyetubuhi Tante Wine, malamnya aku coba mengintip saat dia mandi. Dibelakang kamar mandi aku meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang ventilasi.

Hari mulai malam ketika Tante Wine masuk kamar mandi, aku memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Wine menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante Wine tidak memakai apa-apa lagi dibalik daster tadi. Putih mulus yang kuidam-idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi.

Pertama Tante Wine membasuk wajahnya. Sejenak dia bengong dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama. Perlahan tangan itu mulai merambah buah dadanya yang besar. Aku berdebar, lututku gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Wine menjeljah setiap jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Wine bergetar dan dengan mata mengatup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena Mr. Happy-ku juga sudah menggeliat-geliat, aku menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam. Nggak sadar aku juga mengerang dan spermaku terbang jauh melayang.

Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka mata, wajah cantik Tante Wine sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku bereaksi ingin kabur, dari dalam kamar mandi Tante Wine memanggilku lirih.
“Andy, nggak baik mengintip,” kata tante Wine.
“Ma ma maafin,” jawabku gagap.
“Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,” kata Tante Wine lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.

Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa hitungan ketiga aku langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan sekejab aku sudah stand by di depan pintu kamar mandi. Mataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk. Kulihat Tante Wine melilitkan handuk ditubuhnya. Tapi karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat menggairahkan.
“Kamu pake ngitip aku segala,” ujar Tante Wine.
“Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku di tampar, hahaha,” balasku.

Tante Wine memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo Tante Wine tuh orang desa. Ternyata keahlian nge-sex itu tak memandang desa atau kota ya.

Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkat menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian Tante Wine membungkuk dan melahap Mr. happy yang sudah tegak kembali. Lama aku dihisapnya, nikat sekali rasanya. Tante Wine lebih rakus dari nenek Elsa. Atau mungkin disinilah letak ‘kampungan’nya, liar dan buas. Bebrapa detik kemudian setelah puas mengisapku, tante Wine mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Wine menggelepar. Erangan demi erangan keluar dari mulut Tante Wine.
“Andi kamu hebat, pantesan si Elsa puas selalu,” cerocos Tante Wine.
“Emangnya Tante Wine tau?” jawabku disela aktifitas menjilat.
“Ya nenekmu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia wanti-wanti jangan menggodaku, dia cemburu tuh,” balas Tante Wine.
Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar. Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Wine.
“Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih aku belum keluar tadi, heheh kamu tertipu ya, tapi Ndy, sekarang masukin yuk, aku bener-bener nggak tahan mau keluar,” kata Tante Wine lagi.
Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.

Masih dalam posisi jongkok di bibir bak mandi, kuarahkan Mr. happy ke vaginanya. Tante Wine mengerang dan merem melek setiap kuenjot dengan batang kemaluanku yang sudah besar dan memerah. Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam. Setelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet. Agak sedikit menyamping kuarahkan Mr. Happy ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan vaginanya ketiga kuenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara Mr. Happy masih tetep aktif keluar masuk.

Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk, tante Wine menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh terasa nikmatnya karena batang Mr. Happy seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi. Tante Wine mendesis-desis seperti kepedesan. Lama kami mengeksplorasi gaya ini.

Dalam beberapa menit kemudian Tante Wine memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi aku tidak bener-bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku. Dan perlahan tangan kanannya memegang Mr. Happy, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke vagina yang sudah membengkak. Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya Tante Wine sangat menikmati posisi ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat.

Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba raut mukanya berubah rona.
Dia meringis, mengerang dan berteriak.
“Ndy, aku mau nyampe nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya,” erangnya.
Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali.
“Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku.
Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut mr happy dari vaginanya. Dan perlahan mulai kuenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh tante Wine memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi.Pinggulnya sudah bisa mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama seperti itu, kini giliranku mau sampai.
“Tante aku mau keluarin ya”, kataku menahan gejolak, bergetar suaraku.
“Sama-sama ya Ndy, aku mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok, ahh”.

Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau nggak, emangnya gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika sadar aku segera mengangkat tubuh Tante Wine dan kamipun mandi bersama.

Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan Tante Wine yang keluar duluan, setelah aman aku menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing, Tante Wine langsung menysul ke kamarku setelah mengenakan daster. Aku yang masih telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara. Kuhitung ada sekitar 7 kali kami keluar bersama. Aku sendiri heran kenapa aku bisa orgasme sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi.

Selama 2 hari nenek Elsa di Surabaya, aku habiskan segala kemampuan sexualku dengan Tante Wine. Sejak kejadian itu masih ada sebulan tante Wine tinggal dirumah nenek Elsa. Selama itu pula aku kucing-kucingan bermain cinta. Aku harus melayani nenek Elsa dan juga bermain cinta dengan Tante Wine. Semua pengalaman itu nyata kualami. Aku nggak merasa capek harus melayani dua wanita STW yang dua-duanya punya nafsu tinggi karena aku juga menikmatinya.

Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!
Jangan Malas Untuk Membagikan Cerita Ini Dan Baca Juga Cerita Nafsu Birahi Dibawah Ini:

Related Posts:

Keganasan Nafsu Tante Dan Sepupuku

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Sesaat lamanya aku hanya berdiri di depan pintu gerbang sebuah rumah mewah tetapi berarsitektur gaya Jawa kuno. Hampir separuh bagian rumah di depanku itu adalah terbuat dari kayu jati tua yang super awet. Di depan terdapat sebuah pendopo kecil dengan lampu gantung kristalnya yang antik. Lantai keramik dan halaman yang luas dengan pohon-pohon perindangnya yang tumbuh subur memayungi seantero lingkungannya. Aku masih ingat, di samping rumah berlantai dua itu terdapat kolam ikan Nila yang dicampur dengan ikan Tombro, Greskap, dan Mujair. Sementara ikan Geramah dipisah, begitu juga ikan Lelenya. Dibelakang sana masih dapat kucium adanya peternakan ayam kampung dan itik. Tante Yustina memang seorang arsitek kondang dan kenamaan. Enam tahun aku tinggal di sini selama sekolah SMU sampai D3-ku, sebelum akhirnya aku lulus wisuda pada sebuah sekolah pelayaran yang mengantarku keliling dunia. Kini hampir tujuh tahun aku tidak menginjakkan kakiku di sini. Sama sekali tidak banyak perubahan pada rumah Tante Yus. Aku bayangkan pula si Vivi yang dulu masih umur lima tahun saat kutinggalkan, pasti kini sdh besar, kelas enam SD.



Kulirik jarum jam tanganku, menunjukkan pukul 23:35 tepat. Masih sesaat tadi kudengar deru lembut taksi yang mengantarku ke desa Kebun Agung, sleman yang masih asri suasana pedesaannya ini. Suara jangkrik mengiringi langkah kakiku menuju ke pintu samping. Sejenak aku mencari-cari dimana dulu Tante Yus meletakkan anak kuncinya. Tanganku segera meraba-raba ventilasi udara di atas pintu samping tersebut. Dapat. Aku segera membuka pintu dan menyelinap masuk ke dalam. Sejenak aku melepas sepatu ket dan kaos kakinya. Hmm, baunya harum juga. Hanya remang-remang ruangan samping yang ada. Sepi. Aku terus saja melangkah ke lantai dua, yang merupakan letak kamar-kamar tidur keluarga. Aku dalam hati terus-menerus mengagumi figur Tante Yus. Walau hidup menjada, sebagai single parents, toh dia mampu mengurusi rumah besar karyanya sendiri ini. Lama sekali kupandangi foto Tante Yus dan Vivi yang di belakangnya aku berdiri dengan lugunya. Aku hanya tersenyum. Kuperhatikan celah di bawah pintu kamar Vivi sdh gelap. Aku terus melangkah ke kamar sebelahnya. Kamar tidur Tante Yus yang jelas sekali lampunya masih menyala terang. Rupanya pintunya tidak terkunci. Kubuka perlahan dan hati-hati. Aku hanya melongo heran. Kamar ini kosong melompong. Aku hanya mendesah panjang. Mungkin Tante Yus ada di ruang kerjanya yang ada di sebelah kamarnya ini. Sebentar aku menaruh tas ransel parasit dan melepas jaket kulitku. Berikutnya kaos oblong Jogja serta celana jeans biruku. Kuperhatikan tubuhku yang hitam ini kian berkulit gelap dan hitam saja. Tetapi untungnya, di tempat kerjaku pada sebuah kapal pesiar itu terdapat sarana olah raga yang komplit, sehingga aku kian tumbuh kekar dan sehat.

Tidak perduli dengan kulitku yang legam hitam dengan rambut-rambut bulu yang tumbuh lebat di sekujur kedua lengan tangan dan kakiku serta dadaku yang membidang sampai ke bawahnya, mengelilingi pusar dan terus ke bawah tentunya. Air. Ya aku hanya ingin merasakan siraman air shower dari kamar mandi Tante Yus yang bisa hangat dan dingin itu. Aku hendak melepas cawat hitamku saat kudengar sapaan yang sangat kukenal itu dari belakangku, “Andrew. . Kaukah itu. . ” Aku segera memutar tubuhku. Aku sdkt terkejut melihat penampilan Tante Yus yang agak berbeda. Dia berdiri termangu hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan longgar warna putih tipis tersebut dengan dua kancing baju bagian atasnya yang terlepas. Sehingga aku dapat melihat belahan buah dadanya yang kuakui memang memiliki ukuran sangat besar sekali dan sangat kencang, serta kenyal. Aku yakin, Tante Yus tidak memakai BH, jelas dari bayangan dua bulatan hitam yang samar-samar terlihat di ujung kedua buah dadanya itu. Rambutnya masih lebat dipotong sebatang bahunya. Kulit kuning langsat dan bersih sekali dengan warna cat kukunya yang merah muda. “Ngg. . , selamat malam Tante Yus.. maaf, keponakanmu ini datang dan utk berlibur di sini tanpa ngebel dulu. Maaf pula, kalau tujuh tahun lamanya ini tidak pernah datang kemari. Hanya lewat surat, telpon, kartu pos, e-mail. . , sekali lagi, saya minta maaf Tante. Saya sangat merindukan Tante. . !” ucapku sambil kubiarkan Tante Yus mendekatiku dengan wajah haru dan senangnya. “Ouh Andrew.. ouh. . !” bisik Tante Yus sambil menubrukku dan memelukku erat-erat sambil membenamkan wajahnya pada dadaku yang membidang kasar oleh rambut. Aku sejenak hanya membalas pelukannya dengan kencang pula, sehingga dapat kurasakan desakan puting-puting dua buah dadanya Tante Yus. “Kau pikir hanya kamu ya, yang kangen berat sama Tante, hmm. . Tantemu ini melebihi kangennya kamu padaku. Ngerti nggak. . Gila kamu Andrew. . !” imbuhnya sambil memandangi wajahku sangat dekat sekali dengan kedua tangannya yang tetap melingkarkan pada leherku, sambil kemudian memperhatikan kondisi tubuhku yang hanya bercawat ini.

Tante Yustina tersenyum mesra sekali. Aku hanya menghapus air matanya. Ah Tante Yus.. “Ya, utk itulah aku minta maaf pada Tante. . ” “Tentu saja, kumaafkan. . ” sahutnya sambil menghela nafasnya tanpa berkedip tetap memandangiku, “Kamu tambah gagah dan ganteng Andrew. Pasti di kapal, banyak crew wanita yang bule itu jatuh cinta padamu. Siapa pacarmu, hmm. . ” “Belum punya Tan. Aku masih nabung utk membina rumah tangga dengan seorang, entah siapa nanti. Utk itu, aku mau minta Tante bikinkan aku desain rumah. . ” “Bayarannya. . ” tanya Tante Yus cepat sambil menyambar mulutku dengan bibir tipis Tante Yus yang merah. Aku terkejut, tetapi dalam hati senang juga. Bahkan tidak kutolak Tante Yus utk memelukku terus menerus seperti ini. Tapi sialnya, batang kemaluanku mulai merinding geli utk bangkit berdiri. Padahal di tempat itu, perut Tante Yus menekanku. Tentu dia dapat merasakan perubahan kejadiannya. “Aku.. ngg. . ” “Ahh, kamu Andrew. Tante sangat kangen padamu, hmm.. ouh Andrew.. hmm. . !” sahut Tante Yus sambil menerkam mulutku dengan bibirnya. Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Yus yang kian binal melumat-lumat mulutku, mendasak-desaknya ke dalam dengan buas. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Yus. Nampaknya Tante Yus tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut Tante Yus merayap turun ke bawah, menyusuri leherku dan dadaku. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi pada leher dan dadaku. Kini dengan liar Tante Yus menarik cawatku ke bawah setelah jongkok persis di depan selangkanganku yang sdkt terbuka itu. Tentu saja, batang kemaluanku yang sebenarnya telah meregang berdiri tegak itu langsung memukul wajahnya yang cantik jelita. “Ouh, gila benar. Tititmu sangat besar dan kekar, An. Ouh.. hmm. . !” seru bergairah Tante Yus sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulum-ngulum, yang seringkali dibarengi dengan mennyedot kuat dan ganas.

Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sdg jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Aku hanya mengerang-ngerang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya. Bagaimana tidak, batang kemaluanku secara diam-diam di tempat kerjaku sana, kulatih sedemikian rupa, sehingga menjadi tumbuh besar dan panjang. Terakhir kuukur, batang kejantanan ini memiliki panjang 25 sentimeter dengan garis lingkarnya yang hampir 20 senti. Rambut kemaluan sengaja kurapikan. Tante Yus terus menerus masih aktif mengocok-ngocok batang kemaluanku. Remasan pada buah kemaluanku membuatku merintih-rintih kesakitan, tetapi nikmat sekali. Bahkan dengan gilanya Tante Yus kadangkala memukul-mukulkan batang kemaluanku ini ke seluruh permukaan wajahnya. Aku sendiri langsung tidak mampu menahan lebih lama puncak gairahku. Dengan memegangi kepala Tante Yus, aku menikam-nikamkan batang kejantananku pada mulut Tante Yus. Tidak karuan lagi, Tante Yus jadi tersendak-sendak ingin muntah atau batuk. Air matanya malah telah menetes, karena batang kejantananku mampu mengocok sampai ke tenggorokannya. Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot kemejanya. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Keringat benar-benar telah membasahi kedua tubuh kami yang sdh tidak berpakaian lagi ini. Dengan ganas, kedua tangan Tante Yus kini mengocok-ngocok batang kemaluanku dengan genggamannya yang sangat erat sekali. Tetapi karena sdh ada lumuran air ludah Tante Yus, kini jadi licin dan mempercepat proses ejakulasiku. “Croot.. cret.. croot.. creet. . !” menyemprot air maniku pada mulut Tante Yus. Saat spremaku muncrat, Tante Yus dengan lahap memasukkan batang kemaluanku kembali ke dalam mulutnya sambil mengurut-ngurutnya, sehingga sisa-sisa air maniku keluar semua dan ditelan habis oleh Tante Yus. “Ouhh.. ouh.. auh Tante.. ouh. . !” gumamku merasakan gairahku yang indah ini dikerjai oleh Tante Yus. “Hmm.. Andrew.. ouh, banyak sekali air maninya. Hmm. . , lezaat sekali. Lezat. Ouh.. hmm. . !” bisik Tante Yus menjilati seluruh bagian batang kemaluanku dan sisa-sisa air maninya.

Sejenak aku hanya mengolah nafasku, sementara Tante Yus masih mengocok-ngocok dan menjilatinya. “Ayo, Andrew.. kemarilah Sayang. . , kemarilah Baby. . !” pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku tanpa membuang waktu lagi, terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Yus yang merekah ingin kuterkam itu. Benar-benat lezat. Vagina Tante Yus mulai kulumat-lumat tanpa karuan lagi, sdgkan lidahku menjilat-jilat deras seluruh bagiang liang vaginanya yang dalam. Berulang kali aku temukan kelentitnya lewat lidahku yang kasar. Rambut kemaluan Tante Yus memang lebat dan rindang. Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Yus yang menggairahkan ini. Tante Yus hanya menggerinjal-gerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya. Kulirik tadi, Tante Yus terus-menerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir puting-putingnya. Berulang kali mulutnya mendesah-desah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan menerik-narik daging kelentitnya. “Ouh Andrew.. lakukan sesukamu.. ouh. . , lakukan, please. . !” pintanya mengerang-erang deras. Selang sepuluh menit kemuadian, aku kini merayap lembut menuju perutnya, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya. Tetapi air susunya sama sekali tidak keluar, hanya puting-puting itu yang kini mengeras dan memanjang membengkak total. Di buah dadanya ini pula aku melukiskan cupanganku banyak sekali. Berulang kali jemariku memilin-milin gemas puting-puting susu Tante Yus secara bergantian, kiri kanan. Aku kini tidak tahan lagi utk menyetubuhi Tanteku. Dengan bergegas, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya. “Ooouhkk.. yeaah.. ayoo.. ayoo.. genjot Andrew. . !” teriak Tante Yus saat merasakan batang kejantananku mulai menikam-nikam liar mulut vaginanya.

Sambil menopang tubuhku yang berpegangan pada buah dadanya, aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku pada vagina Tante Yus. Wanita itu hanya berpegangan pada kedua tanganku yang sambil meremas-remas kedua buah dadanya. “Blesep.. sleep.. blesep. . !” suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut. Selang dua puluh menit puncak klimaks itu kucapai dengan sempurna, “Creet.. croot.. creet. . !” “Ouuhhkk.. aoouhkk.. aahhk. . , ” seru Tante Yus menggelepar-gelepar lunglai. “Tante.. ouhh. . !” gumamku merasakan keletihanku yang sangat terasa di seluruh bagian tubuhku. Dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagiana Tante Yus, kami jatuh tertidur. Tante Yus berada di atasku. Karena kelelahanku yang sangat menguasai seluruh jaringan tubuhku, aku benar-benar mampu tertidur dengan pulas dan tenang. Entah sdh berapa lama aku tertidur pulas, yang jelas saat kubangun udara dingin segera menyergapku. Sial. Aku sadar, ini di desa dekat Merapi, tentu saja dingin. Tidak berapa lama jam dinding berdentang lima sampai enam kali. Jam enam pagi. . ! Dengan agak malas aku beranjak berdiri, tetapi tidak kulihat Tante Yus ada di kamar ini. Sepi dan kosong. Dimana dia. . Aku terus mencoba ingin tahu. Dalam keadaan bugil ini, aku melangkah mendekati meja lampu. Secarik kertas kutemukan dengan tulisan dari tangan Tante Yustina. Andrew sayang, Tante kudu buru-buru ke Jakarta pagi ini. Udah dijemput. Ada pameran di sana. Tolong jaga rumah dan Vivi. Ttd, Yustina.

Aku menghela nafas dalam-dalam. Gila, setelah menikmati diriku, dia minggat. Tetapi tidak apa-apa, aku dapat beristirahat total di sini, ditemani Vivi. Eh, tapi dimana dia. . Aku segera mengambil selembar handuk putih kecil yang segera kulilitkan pada tubuh bawahku. Tanpa membuang waktu lagi aku segera menyusuri rumah, dari ruang ke ruang dari kamar ke kamar. Tetapi sosok bocah SD itu tidak kelihatan sama sekali. Aku hampir putus asa, tetapi mendadak aku mendengar suara gemericik air pancuran dari kamar mandi ruang tamu di depan sana. Vivi. Ya itu pasti dia. Aku segera memburu. Kubuka pintu kamar tamu yang luas dan asri ini. Benar. Kulihat pintu kamar mandinya tidak ditutup, ada bayangan orang di situ yang sdg mandi sambil bernyanyi melagukan Westlife. Edan, anak SD nyanyinya begitu. Aku hanya tersenyum saja. Perlahan aku mendekati gawang pintu. Aku seketika hanya menelan ludahku sendiri. Vivi berdiri membelakangiku masih asyik bergoyang-goyang sambil menggosok seluruh tubuhnya yang telanjang bulat itu dengan sabun. Rambut panjangnya tumbuh lurus dan hitam sebatas pinggang. Berkulit kuning langsat dan nampaknya halus sekali. Kusadari dia telah tumbuh lebih dewasa.

Air shower masih menyiraminya dengan hangat. Pantatnya sungguh indah bergerak-gerak penuh gairah. Hanya aku belum lihat buah dadanya. Tanpa kuduga, Vivi membalikkan badannya. Aku yang melamun, seketika terkejut bukan main, takut dan khawatir membuatnya kaget lalu marah besar. Ternyata tidak. “Mas. . Mas Andrew. . ” bertanya Vivi tidak percaya dengan wajah senang bercampur kaget. Aku hanya menghela nafas lega. Dapat kuperhatikan kini, buah dadanya Vivi telah tumbuh cukup besar. Puting-putingnya hitam memerah kelam dan tampak menonjol indah. Kira-kira buah dadanya ya, sekitar seperti tutup gelas itu. Seperti belum tumbuh, tetapi kok terlihat sdh memiliki daging menonjolnya. Sdgkan rambut kemaluannya sama sekali belum tumbuh. Masih bersih licin. “Hai vivi, apa kabarnya. . ” tanyaku mendekat. Vivi hanya tersenyum, “Masih ingat ketika kita renang bersama di rumahku dulu. . Kita berdua kan. . Hmm. . ” sambungku meraih bahunya. Air terus menyirami tubuhnya, dan kini juga tubuhku. Vivi mengangguk ingat. “Ya. Ngg. . , bagaimana kalau kita mandi bareng lagi Mas. Vivi kangen.. Mas andrew.. ouh. . !” ujarnya memeluk pinggangku. Aku mengangkut tubuhnya yang setinggi dadaku ini dengan erat. “Tentu saja, yuk. . !” Aku menurunkan Vivi. “Kapan Mas datangnya. . ” “Tadi malam. Vivi lagi tidur ya. . ” “Hm.. Mh. . !” Aku melepas handukku yang kini basah. Saat kulepas handukku, Vivi tampak kaget melihat rambut kemaluanku yang tumbuh rapih. Segera saja tangannya menjamah buah kemaluan dan bantang kejantananku. “Ouh. . , Mas sdh punya rambut lebat ya. Vivi belum Mas. . , ” ujarnya sambil memperhatikan vaginanya yang kecil. Tentu saja aku jadi geli, batang kemaluanku diraba-raba dan ditimang-timang jemari tangan mungil Vivi yang nakal ini. “Itu karena Vivi masih kecil. Nanti pasti juga memiliki rambut kemaluan. Hmm. . ” ucapku sambil membelai wajahnya yang manis sekali. Vivi hanya tersipu. Sialnya, aku kini jadi kian geli saat Vivi menarik-narik batang kejantananku dengan candanya. “Ihh. . , kenyal sekali.. ouh. . , seperti belalai ya Mas. . !” Aku jadi terangsang. Gila. “Belalai ini bisa akan jadi tumbuh besar dan panjang lho. Vivi mau lihat. . ” “Iya Mas. . , gimana tuh. . ” “Vivi mesti mengulum, menghisap-hisap dan menyedotnya dengan kuat sekali batang zakar ini. Gimana. . Enak kok. . !” kataku merayu dengan hati yang berdebar-debar kencang. Vivi sejenak berpikir, lalu tanpa menoleh ke arahku lagi, dia memasukkan ujung batang kejantananku ke dalam mulutnya. Wow. . ! Gadis kecil ini langsung melakukan perintahku, lebih-lebih aku mengarahkan juga utk mengocok-ngocok batang kemaluanku ini, Vivi menurut saja, dia malah kegirangan senang sekali. Dianggapnya batang ku adalah barang mainan baginya. “Iya Mas. Tambah besar sekali dan panjang. . !” serunya kembali melumat-lumatkan batang kejantananku dan mengocok keras batangnya.

Sekarang Vivi kuajari lagi utk meremas buah kemaluanku. Aku membayangkan semua itu bahwa Tante Yus yang melakukan. Indah sekali sensasinya. Tetapi nyatanya aku tengah dipompa nafsu seksku dari bocah cilik ini. Edan, sepupuku lagi. Tetapi apa boleh buat. Aku lagi kebelet sekali kini. Yang ada hanyalah Vivi yang lugu dan bodoh tetapi mengasyikan sekali. Batang kejantananku kini benar-benar telah tumbuh sempurna keras dan panjangnya. Vivi kian senang. Aku kian tidak tahan. “Teruskan Vi, teruskan.. ya. . , ya.. lebih keras dan kenceng.. lakukanlah Sayang. . !” perintahku sambil mengerang-erang. Setelah hampir lima belas menit kemudian, air maniku muncrat tepat di dalam mulut Vivi yang tengah menghisap batang kemaluanku. “Creet.. croot.. creet.. cret. . !” “Hup.. mhHP. . !” teriak kaget Vivi mau melepaskan batang kemaluanku. Tetapi secepat itu pula dia kutahan utk tetap memasukkan batang kemaluanku di dalam mulutnya. “Telan semua spermanya Vi. Itu namanya sperma. Enak sekali kok, bergizi tinggi. Telan semuanya, ya.. yaa.. begitu.. terus bersihkan sisa-sisanya dari batangnya Mas. . !” perintahku yang dituruti dengan sdkt enggan. Tetapi lama kelamaan Vivi tampak keasyikan mencari-cari sisa air maniku. “Enak sekali Mas. Tapi kental dan baunya, hmm. . , seperti air tajin saat Mama nanak nasi. . ! Enak pokoknya. . ! Lagi dong Mas, keluarkan spermanya. . !” Gila. Gila betul. Aku masih mencoba mengatur jalannya nafasku, Vivi minta spermaku lagi. . Edan anak ini. “Baik, tapi kini Vivi ikuti perintahku ya. . ! Nanti tambah asyik, tapi sakit. Gimana. . ” “Kalau enak dan asyik, mauh. Nggak papa sakit dikit. Tapi spermanya ada lagi khan. . ” Aku mengangguk. Vivi mulai kubaringkan sambil kubuka kedua belahan pahanya yang mulus itu utk melingkari di pinggangku. Vivi memperhatikan saja. Air dari shower masih mengucuri kami dengan dingin setelah tadi sempat kuganti ke arah cool. “Auuh, aduh.. Mas. . !” teriak vivi kaget saat aku memasukkan batang kejantananku ke dalam liang vaginanya yang jelas-jelas sangat sempit itu.

Tetapi aku tidak perduli lagi. Kukocok vagina Vivi dengan deras dan kencang sambil kuremas-remas buah dadanya yang kecil, serta menarik-narik puting-puting buah dadanya dengan gemas sekali. Vivi semakin menjerit-jerit kesakitan dan tubuhnya semakin menggerinjal-gerinjal hebat. “Sakiit.. auuh Mas. . , Mas hentikan saja.. sakiit, perih sekali Mas, periihh.. ouuh akkh.. aouuhkk. . !” menjerit-jerit mulut manisnya itu yang segera saja kuredam dengan melumat-lumat mulutnya. “Blesep.. blesep.. slebb. . !” suara persetubuhkan kami kian indah dengan siraman shower di atas kami. Aku semakin edan dan garang. Gerakan tubuhku semakin kencang dan cepat. Dapat kurasakan gesekan batang kemaluanku yang berukuran raksasa ini mengocok liang vaginan Vivi yang super rapat sempitnya. Dari posisi ini, aku ganti dengan posisi Vivi yang menungging, aku menyodok vaginanya dari belakang. Lalu ke posisi dia kupangku, sdgkan aku yang bergerak mengguncangkan tubuhnya naik, lalu kuterima dengan menikam ke atas menyambut vaginanya yang melelehkan darah. “Tidak Mass.. ouh sakit.. uhhk.. huuk.. ouhh.. sakiit. . !” tangisnya sejadi-jadinya. Tetapi aku tidak perduli, sepuluh posisi kucobakan pada tubuh bugil mungil Vivi. Bahkan Vivi nyaris pingsan. Tetapi disaat gadis itu hendak pingsan, puncak ejakulasiku datang. “Creet.. croot.. sreet.. crreet. . !” muncratnya air mani yang memenuhi liang vaginanya Vivi bercampur dengan darahnya. Vivi jatuh pingsan. Aku hanya mengatur nafasku saja yang tidak karuan. Lemas. Vivi pingsan saat aku memasangkan kembali batang kemaluanku ke posisi dia, kugendong di depan dengan dadanya merapat pada dadaku. Pelan-pelan kujatuh menggelosor ke bawah dengan batang kemaluanku yang masih menancap erat di vaginanya. Itulah pengalamanku dengan Tante Yus dan putrinya Vivi yang keduanya memang binal itu.

Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!
Jangan Malas Untuk Membagikan Cerita Ini Dan Baca Juga Cerita Nafsu Birahi Lainnya Di Bawah Ini:

Related Posts:

Basokaku Di Gilir Gadis-gadis Cantik

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Siang hari saat aku menelpon temanku yang bernama Ella, karena suntuk gak ada acara langsung aja aku pegang Hp dan mencari kontaknya Ella aku sms lama balesnya, langsung aku telepon dia.



“Hai Ella..”
“Ohh ya gimana man, apa kabrnya”
“ya nasibku baiku la hhehe(dengan ketawa) lha kamu sekarang dimana nih”
“ohh sekarang aku sedang maen ke tempat kostnya temanku , kalau gak ada acara maen kesini aja man” teman temanku pengen kenelan ama kamu katanya”
“Ehmm.. di daerah mana?” tanyaku.
“Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang”
“Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku
“Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..”, katanya lagi
“Lho, emang aku mau diapain?”, tanyaku penasaran
“Mau diperkosa rame-rame siap nggak?”
“Siapa takut..”, jawabku sekenanya
Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.

“Hallo Ella, aku dah di depan nih..”, kataku
“Ok aku keluar ya, sabar..”
Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, woww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Ella. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.
“Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
“Firman ya..”, kata dia.
“Iya”, kataku.
“Aku Ranggi temennya Ella yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya.
“Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap.

Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Ella dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Ranggi.
Tiba-tiba Ella membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan.
Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Ranggi mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula.
Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Ella dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Ranggi.

Ketika bajuku dilepaskan oleh Ella tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya.
Dan seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.
Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

Langsung saja aku buka baju Ranggi yang terdekat dengan aku dan ketika Ranggi sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman sementara itu Ella menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku.
Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Ella sedangkan posisi Ella digantikan oleh Ranggi, wow.. ternyata kuluman Ranggi lebih enak dari pada Ella dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.
Ella setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..
Bless.., “Aah..”, desah Ella.

Sementara Ella sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Ranggi keatasku dan aku menjilati vaginanya.
“Ahh.. enak Man terus Man ohh..” desah Ranggi.
“Ahh.. ohh.sst” desah Ella yang bersahut-sahutan dengan Ranggi dan Ayu.
“Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst” racau Ranggi ketika klitorisnya aku hisap-hisap.
Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.

“Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh..” racau Dita.
Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Ella menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.
“Ahh.. Man aku keluar Man ah..” desah Ella dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Ranggi segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar.

Sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.
Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, “Man ahh.. aku keluar Man.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.
Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Ranggi yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.
“Man aku keluar Man ah.. sst ahh..” racaunya.

Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..
“Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah..” desahnya.
Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya
“Ohh yess ohh lick it honey oh..” desah Ayu.
Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks.

Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.

“Ahh.. pelan-pelan Man sakit”
Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu
“Ahh Man sakit ah..” desah Ayu.
Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.

“Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man..” racau Ayu.
Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.
Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.
“Man aku keluar Man ohh.. Man..”
Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Ranggi sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.
“Ahh Man aku keluar lagi Man ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Ranggi untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Ranggi dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.

“Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh..” racaunya.
“Enak Mel, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Ranggi yang kata orang-orang ’empot ayam’.
Maka dengan semangatnya aku menggenjot Ranggi dan setelah 10 menit Ranggi berkata, “Man aku mau keluar Man.. Man ahh”
“Ntar Ngiiiii gue juga mau keluar barengan ya ahh” kataku.
Akhirnya, “Man gue nggak kuat Man ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Ranggi.
“Ahh gue juga Ngiii ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Ranggi. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.
Maka seketika itu juga aku langsung meracau, “Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit”
Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

Terus dia menggoyangkan pinggulnya.
“Ahh.. esst enak Man ah..”
Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.
“Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh..”
Akhirnya, “Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..”
Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra “Makasih ya Man, enak lho bener yang Ella bilang” katanya.

“Emang Ella bilang apa?” tanyaku penasaran.

“Kontolku kamu enak, kamu bisa bikin ceweq ketagihan nanti lagi ya” katanya.

Aku hanya tersenyum dan memeluk dia.

Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Ranggi, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian. Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.

Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!
Jangan Malas Untuk Membagikan Cerita Ini Dan Baca Juga Cerita Nafsu Birahi Lainnya Di Bawah Ini:

Related Posts:

Rangsangan Dari Ibu Guru Yang Cantik

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Sewaktu aku masih kelas 1 SMU ada salah satu guru yang cantik dan jika memberikan keterangan atau pelajaran enak untuk diserap ilmunya, namanya Mia umurnya yang masih muda dibanding guru yang ada disekolah, dengan kulit putihnya bodynnya yang mantap dia sekarang sudah menjanda dikarenakan suaminya yang 3 tahun kemarin meninggal dunia.



Yang aku senang dari Bu Mia adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.
Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.
Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Mia sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya
” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor “
” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.
Tangan Bu Mia yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.
Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Mia bicara
“ibu ganti baju dulu ya ko “
setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam.
Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Mia sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar.
Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.
Melihat aku, Bu Mia tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
“auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Mia sibuk dengan aktivitasnya
“ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.
Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Mia lalu berdiri dan tersenyum
“gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
“iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Mia kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Mia masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.
Mia melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang.
Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Mia bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas.
Setelah itu Mia berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.
Setelah itu Mia merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Mia semakin mengejang hebat
“sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
“masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.
Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
“slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Mia. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
“uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.
“ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Mia terpejam.
Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
“sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
“aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.
Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..?”
“enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
“ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.
Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.

Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!
Jangan Malas Untuk Membagikan Cerita Ini Dan Baca Juga Cerita Nafsu Birahi Dibawah Ini:

Related Posts:

Berbagi Kenikmatan Dengan Bapak Kost Ku

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Aku merasakan kesakitan saat memekku mengeluarkan darah akbiat ditusuk rodal oleh bapak kostku, pertama kalinya aku melakukan seks aku tidak yakin jika selaput darahku robek atau tidak. Saat kejadian itu menimpaku sekan akan membuat kebutuhan setiap harinya, padahal aku sudah mempunyai pacar teman satu bangku kuliah sayangnya dia orangnya alim dan ada batasan dalam pacaran.



Akhirnya aku semakin terjerat dengan bapak kostku yang mempunyai perbedaan umur 25 tahun (dia berumur 46 tahun). Kami melakukan selalu pada siang hari, yaitu pada saat istrinya sedang berada di kantor, dan semua teman kostku sedang kuliah.
Sudah enam bulan berlalu, tanpa satu orang pun yang tahu, hanya barangkali pembantu rumah tangga yang mencium sesuatu diantara kami berdua.

Oom Marno pandai memainkan sandiwara dalam pergaulan sehari-hari di rumah. Dia memperlakukanku secara wajar, dihadapan rekan kostku yang lain maupun dihadapan istrinya. Jika tidak ada kuliah dan rumah kosong (kecuali pembantu), aku hampir selalu memuaskan hasratku.
Dan untuk keamanan, aku selalu mempunyai stock kondom di lemariku yang selalu terkunci (walaupun pembelian kondom ini selalu menjadi masalah tersendiri bagiku, karena aku masih malu untuk membeli alat kontrasepsi tersebut).
Nani (bukan nama sebenarnya) adalah teman karibku yang tinggal sekamar denganku yang saat ini entah berada dimana, karena sejak kami lulus sarjana 15 tahun yang lalu, kami tidak pernah berhubungan lagi, dan mudah mudahan membaca cerita ini sekaligus sebagai nostalgia bersama.

Pada suatu hari Nani pulang dari kuliah. Seperti biasanya tanpa ketuk pintu dia langsung masuk ke kamar. Ketika itu aku terbangun dari tidurku.
Nani langsung mencopot sepatu dan mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan t-shirt yang ketat. Dia memang tampak sexy dengan pakaian itu, buah dadanya tampak membusung, ditambah wajahnya yang cantik, aku yakin banyak pria yang menyukainya.
Dia tiba-tiba mengambil sesuatu dari pinggir bantal yang kupakai, aku terkesiap ketika mataku melirik barang yang baru diambilnya. Jantungku hampir copot rasanya.Lin, ini punya siapa..? matanya melotot, mulutnya terbuka penuh kekagetan.Aku tidak dapat menjawab, aku masih mencoba menenangkan hatiku. Di ujung jarinya masih dipegangnya kondom bekas pakai yang ujungnya masih berisi cairan putih.

Memang ini kecerobohanku, biasanya sehabis melakukannya selalu kubungkus tissu dan kusimpan di tas atau lemari. Tapi kali ini aku ketiduran sehingga lupa mengamankan benda berharga itu.
Dengan pacarmu..?Aku hampir mengangguk, tetapi mulutku berbicara lain, Oom Marno.. jawabku pendek.Oh.., hebat sekali kamu, ceritain dong, aku pikir kamu alim, sungguh mati aku nggak nyangka kalau kamu juga udah pinter.
Kamu curang, aku selalu jujur dan cerita apa adanya sama kamu. Eh nggak taunya pengalamanmu lebih hebat dariku. Nani terus menerocos sambil merebahkan tubuhnya di sampingku.

Sudah berapa kali kamu sama Oom Marno..?Aku memaklumi protes dan rasa penasarannya, karena Nani selama ini selalu terbuka denganku. Dia selalu menceritakan hubungaan sex-nya dengan pacarnya sedetil-detilnya , dari ukuran penis sampai posisi pada saat melakukannya. Sedangkan aku sama sekali tidak pernah menceritakannya karena rasa malu, karena kulakukan justru tidak dengan pacarku tetapi dengan laki-laki yang seumur dengan pamanku.
Sejak saat itulah aku mulai menceritakan aktifitas sexual kami kepadanya, aku ceritakan bagaimana pengalaman pertamaku yang tanpa rasa sakit dan tanpa darah, bagaimana Oom Marno mengajariku dan membimbingku dengan penuh kesabaran .
Dan kuceritakan pula bagaimana induk semangku itu begitu perkasanya di atas ranjang, bahkan beberapa kali aku mengalami orgasme lebih dari satu kali.

Pernah suatu kali aku ceritakan pengalaman yang tidak kulupakan hingga sekarang (kini aku sudah mempunyai dua orang anak yang sudah besar-besar), yaitu ketika kami hanya berdua, aku dan Oom Marno bercinta di atas sofa ruang tamu. Sungguh pengalaman yang fantastis.

Dia duduk bersandar ke sofa, sedangkan aku dalam posisi duduk atau lebih tepatnya jongkok di pangkuannya menghadap ke arahnya, kelamin kami menjadi satu, saling mengisi, saling menggesek dan menekan, menjepit dan menggoyang.
Dan hubungan intim kami akhiri dengan rintihan panjangku di pojok karpet di bawah meja tamu. Sungguh pengalaman yang sangat hebat. Sampai kini pun aku selalu mengkhayalkannya dan mengimpikannya.
Hingga suatu saat Nani mengusulkan seuatu yang membuatku termenung. Memang pada awalnya usulannya masih bersifat gurauan, tetapi akhir-akhir ini ia semakin mendesakkan kemauannya. Bahkan sambil bergurau ia mengancam akan membeberkan kisahku ini ke pacarku.

Aku butuh waktu seminggu untuk menimbangnya, aku belum rela untuk berbagi cinta dengan kawanku ini, tetapi lama-lama aku tergelitik, apalagi Nani selalu membujuk dan mengkhayalkan keindahannya bagaimana kalau kami melakukan hubungan sex bertiga. Dan akhirnya aku pun menyetujuinya.
Seperti yang sudah kuduga sebelumnya, Oom Marno tidak keberatan dengan gagasan ini. Dan dipilihnya waktu yang paling tepat, yaitu ketika istrinya sedang mengunjungi orang tuanya di Jawa Tengah. Dan tempat yang telah disepakati adalah di kamar tidurnya bukan di kamarku. Kamarnya ada di rumah induk, sedang kamarku ada di Paviliun yang memang disediakan untuk indekost.

Sekitar jam sembilan malam, ketika teman kost lain sudah masuk kamar masing-masing. Aku pun masuk ke kamar Oom Marno tanpa satu orang pun yang melihat. Oom Marno yang sudah menunggu sambil nonton TV di kamar menyambutku dengan dekapan dan ciuman yang hangat. Kuedarkan mataku keliling kamar, sebuah kamar yang luas, indah dan mengagumkan, kamar yang tidak kalah dengan sweet room di hotel berbintang lima. Inilah pertama kali aku melihat kamarnya, diam-diam kukagumi taste istrinya dalam menata kamar yang begitu indah dan mengagumkan.
Tidak berapa lama kemudian Nani datang menyusul, terlihat kecanggungannya, hilang sifat lincahnya. Kubimbing dia ke arah Oom Marno. Oom Marno memeluk Nani dan mencium pipinya.
Kecanggungan dicairkan oleh Oom Marno dengan obrolan ringan dan gurauan kecil. Karena kulihat baik Oom Marno maupun Nani masih sungkan untuk melakukannya, maka aku pun berinisiatif untuk memulainya.

Kubimbing Oom Marno ke tempat tidurnya yang sangat luas, kucumbu dan kucium dia. Kami berciuman, saling mengelus cukup lama dan birahiku mulai naik ketika tangannya meremas dengan lembut buah dadaku. Kulihat Nani masih duduk pasif di ujung tempat tidur memperhatikan kami. Kulepas pelukanku dan kutarik tangan Nani ke arah kami, dan ia segera masuk ke dalam rengkuhan Oom Marno.
Walaupun birahiku sudah mulai bangkit, tetapi kugeser posisiku untuk memberi kesempatan pada Nani menikmati ciuman dan belaian Oom Marno. Nani terlihat sangat bernafsu, apalagi ketika buah dadanya yang sexy diremas-remas oleh Oom Marno.
Tubuhnya menindih tubuh Oom Marno dengan posisi miring memberi kesempatan buah dada kirinya untuk diremas, dua belah pahanya menjepit paha kanan Oom Marno, bahkan dari gerakan pinggulnya aku yakin Nani sedang menggesekkan selangkangannya di paha Oom Marno.

Kuhampiri Nani, kubuka resleting di punggungnya, ia menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan aku melepas pakaiannya, dan dalam sekejab dia sudah telanjang bulat, seperti diriku dia juga tidak mengenakan BH maupun CD.
Tubuhnya memang indah dan aku selalu mengagumi tubuhnya itu, karena sebagai teman sekamar, aku sudah terbiasa melihat kepolosannya itu. Hanya ada satu hal yang belum pernah kulihat, yaitu bibir bawahnya tampak sedikit membengkak dan warna kemerahan membayang di balik rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat.
Oom Marno segera meraih kedua buah dadanya untuk mencium sekaligus meremasnya, Nani tampak menikmatinya dan membiarkan seluruh tubuhnya dinikmati oleh Oom Marno. Tangannya kulihat mulai mengelus pangkal paha Oom Marno yang masih terbungkus piyama.
Aku sebenarnya sangat terangsang dengan adegan itu, apalagi ketika mereka berdua sudah tanpa busana, dan percintaan mereka makin seru dimana dalam posisi tidur telentang di tengah tempat tidur yang harum dan mewah.

Oom Marno mempermainkan kelamin Nani dengan lidah dan bibirnya, sedangkan Nani setengah jongkok di kepala Oom Marno merintih-rintih keenakan sambil menunduk melihat kemaluannya yang sudah makin membengkak.
Kulepas pakaianku, kurasakan buah dadaku sudah mengeras dan vaginaku sudah terasa basah. Kudekati penis Oom Marno yang tegak berdiri dengan kepala yang mengkilat, dikelilingi oleh otot yang kebiru-biruan, sebuah pemandangan yang bagiku sangat indah. Kugenggam batang penisnya, kadang kukecup ujung penisnya.
Tidak seperti biasanya, kali ini aku tidak berani memainkannya seperti yang disukainya. Aku tidak menelusuri otot batangnya dengan lidahku, tidak pula menyedot seperti menyedot es lilin ketika aku masih kanak-kanak. Karena aku sadar, bahwa perjalanan masih panjang. Kali ini dia akan bercinta dengan dua orang wanita muda yang sedang haus-hausnya. Aku takut dia akan selesai sebelum waktunya.

Ketika Nani mengerang makin keras, dan gerak pinggulnya terlihat makin tidak terkendali, Oom Marno segera mengakhiri permainan. Dia bangkit dan membimbing Nani untuk rebah di sampingnya berbantal lengan kirinya. Direngkuhnya aku, sambil mencium bibirku tangan kanannya merangkulku dan mengelus pungggungku.
Kunikmati permainan lidahnya, kadang lidahnya menjalar dalam mulutku, kadang lidah kami saling beradu. Kubiarkan tangan Nani ketika dari posisinya dia mejulurkan tangan untuk ikut meremas buah dadaku, karena menambah kenikmatan yang kurasakan.
Bahkan ketika dia bangkit dan jarinya menyibak bukit kemaluanku yang sudah basah, aku malah merentangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Aku sama sekali tidak merasa risih, bahkan sebenarnya aku ingin dia melakukan lebih dari mengelus klitorisku. Aku ingin bibir Nani yang sensual itulah yang melakukannya. Tapi itu tidak dilakukannya.

Oom Marno bangkit dari posisi tidurnya, dari gerak dan sikapnya aku segera tahu bahwa dia sudah akan menyudahi pemanasan yang bagi kami terasa sangat lama dan menyenangkan, walaupun sebenarnya Nani sudah memintanya sejak tadi.
Aku memberi kesempatan Nani untuk melakukannya terlebih dahulu, ia sudah dalam posisi telentang dengan kaki yang ditekuk dan kedua belah paha terbuka lebar, sehingga dua bukit kemaluannya terbelah dengan menampakkan semburat magma merah dari celahnya.
Sebuah pemandangan yang sangat indah, sebuah tubuh putih yang mengkilat karena keringat, buah dadanya yang padat pinggang yang ramping. Mata Nani memandang sayu ke arah Oom Marno yang sudah berada di depannya siap melakukan tugasnya.

Oom Marno masih menjelajahi tubuh indah itu dengan matanya sambil tangan mengelus paha Nia, tubuhnya masih kelihatan kokoh. Aku tak pernah bosan memandang, entah sudah berapa kali aku menjamah dan menikmati tubuh lelaki itu.
Aku lah yang tak sabar melihat adegan sejoli ini berlama-lama, kuraih penisnya dan kutuntun ke arah lubang kawah yang merah menyala. Nani sedikit mendongakkan kepala ketika ujung kemaluan Oom Marno mulai masuk ke vaginanya, mulutnya mendesis lembut.
Jika sedang bercinta denganku, Oom Marno selalu memulai dengan tidak memasukkan penuh, tetapi hanya kepalanya saja, kemudian menancapkan berkali-kali ke arah atas di belakang klitoris, memutar dan menggoyangnya.

Demikian juga yang dilakukan kepada Nani, kocokan ringan itu membuat Nani makin mendesis-desis, disertai sapuan lidah di bibirnya sendiri. Lututnya terlihat bergerak membuka dan menutup kadang-kadang pinggulnya diangkat mencoba menenggelamkan batang yang mempesona itu, tetapi selalu gagal.
Aku tidak dapat menahan diri, tanganku kuremaskan ke buah dada Nina yang bergoncang lembut, bahkan lama-lama jari tanganku mengelus-elus klitoris Nani yang tidak lagi mendesis tetapi sudah merintih-rintih.Oom masukkan yang dalam.., sampai habis..! ia menghiba sambil tangannya menekan pantat Oom Marno.Dan dia merintih panjang ketika penis Oom Marno menancap makin dalam sampai ke pangkalnya.

Kulihat di depan mataku sepasang manusia sedang malakukan persetubuhan, sang wanita sambil mendekap pasangannya, mulutnya merintih dan mendesis. Sang lelaki dengan tubuh yang berkeringat mengayunkan pinggulnya ke atas ke bawah, kadang desis kenikmatan juga terdengar dari mulutnya. Sesekali sang lelaki dengan mata penuh nikmat menatap kosong kepadaku.
Aku mundur ketika Nani mulai liar, kakinya mendekap tubuh Oom Marno dengan kencang, pinggul diangkat ke atas seakan ingin menyatu dengan lawan mainnya, dagunya mendongak disertai lenguhan panjang, Aaahhh
Detik-detik indah Nani telah lewat, beberapa saat Oom Marno masih menindih di atas tubuhnya, dibelainya rambutnya dan dicium lembut bibirnya. Sebenarnya pada saat yang sama vaginaku sudah berkedut nikmat, aku sangat terangsang penuh birahi, tapi aku masih harus besabar beberapa menit untuk memberi kesempatan Oom Marno mengambil nafas. Walaupun aku tahu pasti bahwa dia belum berejakulasi.

Aku segera turun dari tempat tidur, kuambil tissue dan kondomku, kubersihkan dengan hati-hati penisnya yang basah kuyup oleh lendir Nani. Kusarungkan kondom berwarna merah jambu di kemaluannya. Beda dengan Nani yang tidak menyukai memakai alat itu, dia lebih menyukai pil KB yang diminumnya secara rutin, karena hubungannya dengan pacarnya.
Kulihat Oom Marno sambil telentang memperhatikan apa yang sedang kulakukan, mulutnya medesis penuh nikmat ketika penis yang sudah bersarung itu kukulum dan kusedot. Dalam nafsuku yang puncak itu, aku merasakan tidak perlu lagi pemanasan, aku segera memposisikan diri jongkok di atasnya, kamaluan kami sudah berhadapan nyaris menyentuh.
Aku masih sempat bermain di luar sebentar, sebelum semuanya kumasukkan sampai ke dasar dinding rahimku. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya, kuhisap mulutnya.

Kukerutkan otot-otot di dalam vagina untuk mencengkeram penisnya. Bersamaan dengan itu kuputar pinggulku sambil kutarik ke atas sampai ke leher kemaluannya. Kemudian dengan cara yang sama kulakukan dengan arah ke bawah, dan kulakukan berulang-ulang. Ia mengelus dan meremas bokongku, pinggulnya menyodok vaginaku dari bawah dengan irama yang sudah sangat harmonis. Posisi ini adalah posisi favoritku (hingga kini). Buah dadaku terhimpit di dadanya, perutku menggeser-geser perutnya dan desis kenikmatan kami semakin menyatu.
Kurasakan gesekan otot dan kulit penisnya di dalam vaginaku, rasanya enak sekali, kepala penisnya yang besar yang menyodok-nyodok dinding rahimku makin menambah kenikmatan yang kualami. Bagian dalam vaginaku berkedut makin dalam.

Aku melenguh panjang, kutepuk pundaknya dan ia segera mengerti untuk menghentikan kocokannya. Sementara aku juga menghentikan gerakanku dan meikmati kedutan yang merambah jaringan kemaluanku. Aku mengalami orgasme ringan, aku tidak ingin permainan cepat selesai, baru lima belas menit kami bersetubuh, biasanya aku tahan lama sekali. Mungkin karena aku menonton dan terlalu meresapi permainan Nani tadi.

Aku masih menumpuk di atas tubuh Oom Marno, kemaluannya masih terjepit dalam sekali di dalam kelaminku yang masih menjalar rasa nikmat.Oom.., enak sekali. Aku pengen lama. Lamaaaa sekali..! kucium pipinya dan kudekap tubuhnya.
Dan ketika dia mulai mengocokku dengan ringan dari bawah, segera kutepuk kembali pundaknya, Aaaah, jangan dulu Oom.., Lani belum turun..Kurebahkan kepalaku di samping kepalanya, kudekap tubuhnya yang kekar, kuluruskan kakiku sehingga paha kami saling menempel, dengan posisi ini aku merasa menjadi satu dengannya. Kemaluannya masih tetap di dalam tubuhku.
Wajahku berhadapan dengan wajah Nani yang sejak tadi menonton pertunjukan kami, tangan kirinya meremas-remas buah dadanya sendiri, sedangakan tangan kanannya menggosok-gosok klitorisnya. Nani sudah mulai bangkit lagi nafsunya, wajahnya menampakkan kenikmatan mansturbasinya.

Menit berikutnya Oom Marno sudah menggulingkan tubuhku ke samping tanpa melepaskan kesatuan kami. Dan dalam sekejap tubuh yang mengkilat oleh keringat sudah dihadapanku dengan posisi push up, kedua tangannya berada di samping tubuhku, kedua kaki lurus dan merapat. Penisnya sangat besar dan keras masih terasa menekan dalam lubang kenikmatanku.
Kulipat kakiku dan kubuka lebar-lebar pahaku, karena aku tahu bahwa Oom Marno akan segera mengaduk-aduk isi kelaminku dengan alatnya itu. Aku sudah siap untuk dipuasinya, dan aku pun siap untuk memberikan peyananku.
Dia mulai menarik pelan-pelan penisnya, kuimbangi dengan remasan otot vagina, kurasakan nyeri kenikmatan dari bawah tulang kemaluanku. Aaahhh.., aku mulai mendesis, kuputar pinggulku, dan kuremas-remaskan dan kusedot habis kemaluannya, aku merintih tidak tahan, Oom Marno mendesis.
Aku dipompa dengan putaran ke kanan kadang ke kiri, kadang diulir kadang ditancap lurus ke bawah. Rasa geli dan desiran nikmat makin merambat di seluruh kemaluanku. Kakiku sudah terangkat tinggi menggapit pinggangnya, pinggulku selalu melekat erat dengan pinggulnya.

Pangkal kemaluan kami saling melekat, klitorisku bergetar hebat. Oom Marno mendekapku erat, diciumnya bibirku, nafasnya sudah memburu, kocokan penisnya menghujam dengan kencang dan dalam, bersamaan dengan itu kedutan dahsat dalam lubang kemaluanku. Dia telah memancarkan spermanya.
Bersamaan dengan itu kulepas pula keteganganku. Kutahan jeritan kenikmatanku.Oom Marno.., ohAku tergolek lemah di samping Nani yang sedang menuju klimaks dalam mansturbasinya. Malam yang indah yang sampai kini pun aku sering melamunkannya.

Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!
Jangan Malas Untuk Membagikan Cerita Ini Dan Baca Juga Cerita Nafsu Birahi Lainnya Di Bawah Ini:

Related Posts:

Cerita Linda Yang Di Perkosa Oleh Para Preman

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Warung yang terletak di pingggir jalan menjual aneka minum minuman keras, setiap malam selalu buka, dan yang disana rata rata laki laki berprofesi antara lain sopir angkot, penjudi, perampok dll dikenal tempat itu kumpulnya para bandit, ada yang berencan untuk merampok toko emas yang berada di seberang sana, mereka sedang merencanakan perampokan terhadap toko emas di kota.



Setelah berbicara cukup lama , Ronald menyalakan Rokoknya , lalu berjalan ke luar warung . Matanya menerawang jauh , menatap jalan kecil yang mulai gelap itu . Sampai matanya agak memicing , karena silau , tersorot lampu mobil .
Suzuki Carry itu tepat berhenti di samping Ronald . Perlahan kaca gelap mobil itu terbuka , dan terlihat sosok gadis muda . malam pak , numpang tanya , perumahan cemara indah , dimana pak.. suara gadis itu begitu lembut , membuat birahi Ronald jadi bangkit .
Ronald menatap gadis itu , dia tersenyum , di otaknya mencari cara , untuk memperdaya gadis itu .
sebenarnya bisa lewat jalan ini terus lurus , tapi jalan di depan ada galian kabel , jadi harus muter , terus lewat gang kecil di sebelah sana.. kata ronny membohonginya .
Oh , lewat jalan gang .. yang mana yah pak.. kata gadis itu lagi . wah jalannya sempit dan rusak , terus agak belok belok.. kata Ronald lagi .
Gadis itu diam , sepertinya binggung . begini saja , biar saya antar , saya naik motor , nanti kamu ikuti motor saya . kata Ronald .
Gadis itu tersenyum , wah , terima kasih , jadi repotin bapak saja nih.. .
Ronald tersenyum , jantungnya berdetak lebih cepat , rencananya sudah makin mendekati ke mangsanya . Ronald tersenyum lagi lalu berkata tidak apa apa koq , tapi saya mau makan dulu yah.. di warung dalam sana .. kamu tunggu saja sebentar.. .
Ronald berencana , untuk mengepungnya bersama teman temannya dan membawanya masuk ke warung itu .
Tapi di luar dugaan Ronald , gadis itu malah turun dari mobil suzuki carry itu. eh pak , saya juga agak haus .. saya ingin minum juga.. katanya .
Itu langkah yang salah , gadis itu tak menyadari banyak serigala lapar di dalam sana
Ronald tersenyum sekali lagi , dan menatap gadis itu . Yang berpakaian seksi dan sensual. dia mengenakan gaun pesta . Bagian dadanya lumayan rendah membuat belahan dadanya agak terlihat .
Buah dada gadis itu tidak besar, tapi padat dan bulat, dan tetap mengacung walaupun ia tidak mengenakan BH sekalipun. Pantatnya juga terlihat bulat di tutupi oleh gaun pesta itu.
Panjang gaun malam itu hanya sampai sepuluh senti di atas lutut , membuat kakinya yang panjang terlihat jelas, halus, putih mulus. Karena ketatnya gaun yang ia pakai, gadis itu berjalan perlahan, masuk ke dalam warung itu. Rambutnya yang berwarna kecoklatan jatuh tergerai di punggungnya.
Setelah gadis itu berada di dalam warung itu , dia tidak yakin apakah memang tempat ini yang baik , setelah matanya melihat keadaan di sekelilingnya. Ia sendiri harus bertanya beberapa kali kenapa bisa sampai ke tempat ini.
Gadis itu mulai grogi , dia terus dekat Ronald yang asik melahap mie instan rebus , lalu memutuskan untuk memesan teh botol dan sambil berdiri menunggu sebentar.
Keempat orang yang sedang bermain kartu remi memandanginya dengan mata melotot penuh nafsu birahi .Gadis itu sendiri merasa merinding ketika matanya menatap mata mereka. Mereka menjilati bibir mereka setiap kali mata Selly beradu pandang dengan mereka. Tak lama , suasana semakin memanas .
pak , ayo tolong antarkan saya.kata gadis itu pada Romy . Ronald tersenyum sabar yah , oh iyah nama kamu siapa sih . Gadis itu tak menjawab . Tapi Ronald bertanya lagi eh , nama kamu siapa ? . Linda jawabnya singkat.
Oh nama eloe bagus juga , kata Ronald . Linda berkata lagi ayo pak , nanti saya bayar ongkosnya , tolong bapak antar saya sekarang .
Ronald tersenyum sinis , lalu tangannya hinggap di pantat Linda dan merabanya . Gadis itu tersendak eh.. jangan kurang ajar yah.. katanya . Ronald tersenyum menyeringai he he he baru gitu aja eleo udah marah , gimana kalo gua entot loe.. .
Nada bicara Ronald berubah , yang tadinya lembut ,sekarang jadi kasar . Linda menyadarinya , ini tidak baik . Segera dia menuju ke pintu , untuk pergi dari sana . Tapi terlambat , dua orang bandit berada di depan pintu . Mereka berdiri sambil mengusapi selangkangan mereka .
“Hei Non, gimana kalo loe buka baju eleo , jadi kita bisa senang senang!” seseorang dari mereka berkata. “Gimana kalo kita nyanyi sama-sama , sambil telanjang Non?” yang lain menimpali.
Linda mulai panik , minggir , saya mau pergi ..katanya .
Tapi seseorang segera mendekatinya dan menempatkan tangannya di bahunya serta mendorongnya duduk di kursi sementara preman itu sendiri duduk di sebelah Linda. Hei , apa apa nih.. kata Linda
Kemudian tanpa aba aba , preman itu menjilat dan mencium telinga Linda .Linda berontak , dan menjerit apa apa nih , bajingan . Lalu tangan Linda reflek menampar pipi preman itu . Teman temannya yang lain tertawa tawa .
Tiba tiba , preman itu mencabut belatinya , dan menancap belati itu di kursi kayu yang di duduki Linda , tepat di antar kedua paha Linda . Untungnya belati itu tak sampai melukai pahanya .
Linda hanya bisa memandangi belati mengkilap itu dengan mulut terbuka tak percaya kejadian ini harus menimpa dirinya .
Ketika Linda tidak mengatakan apa-apa, orang itu memasukkan tangannya ke dalam gaun Linda, merabai pahanya dan berusaha membuka kaki Linda. Hei , apa apa nih tolong , jangan . Linda meronta dan memandang sekelilingnya dengan tatapan memelas mohon pertolongan.
Hei , jangan gangu dia , dia milik gua..bentak Ronald . Dan preman itu melepaskan tangannya .
Ronald segera mendekati pintu dan menguncinya. Dua orang preman memegang tangan Linda yang terus berusaha meronta dan menjerit, Tolong.. tolong lepaskan jangandari atas tempat duduknya. Kedua laki-laki itu berkata yah terus menjerit .. gua suka dengar suara jeritan eleo
Wajah Linda memutih pucat ketakutan, dan memohon pada mereka untuk melepaskan dirinya.
Tapi dua dari preman itu segera menarik tangannya , dan membawanya ke meja kayu , yang biasa dipakai buat makan . Linda terus meronta . Tangan preman itu menjambak rambutnya . Akhirnya mereka berhasil membawa dan membaringkan Linda di meja kayu itu .
Kemudian kedua tangannya di ikat pada kaki meja . Kini tangan linda , terikat terbuka , satu ke kiri dan satu kekanan . Kini Linda terbaring tak berdaya , dengan tangan terikat seperti di salib . Hanya kakinya yang bergerak menendang nendang tanpa arah . Juga jerit tangisnya yang memilu .
Yah , terus berontak , gua suka sekali melihatnya..kata Ronald tertawa . Linda terus berontak , dan menangis memohon dilepaskan . Tapi Ronald hanya tertawa . eh , eloe orang minggir , liatin gua aja yah , cewek ini punya gua.. kata Ronald pada teman temannya.
Teman temannya hanya tertawa tawa .
Lalu Ronald segera merobek gaun Linda , dengan bantuan belatinya . Sekali tarik gaun itu lepas seluruhnya di sertai jeritan Linda .
Semua mata langsung tertuju pada tubuh Linda yang hanya memakai celana dalam hitam , dan juga bra yang hitam .
Ronald merangkak naik keatas meja . Tapi Linda segera menedangnya . Ronald cepat tanggap ,menangkis tendangannya , lalu memukul keras perutnya , Linda menjerit kesakitan aduh , ampun jangan pukul
Ronald pun turun lagi , dan mengikat kedua kakinya pada kaki meja itu . Kini Linda benar benar tak berkutik . dia terikat diatas meja dengan kaki terbuka lebar. Ha ha cewek sialan loe , ayo berontak lagi. kata Ronald.
Linda hanya bisa menitikan air mata . Dan Ronald pun segera mendekatkan mukanya pada selangkanan Linda , menciumi aroma vaginanya yang masih terbungkus celana dalamnya. Linda mengelijing dan memohon tolong hentikan jangan lakukan ini. Tapi itu sia sia saja .
Ronald terus saja menciumi celana dalamnya , dan tak lama dengan belatinya itu dia merobek celana dalam dan Bra Linda . Kini tubuh Linda terbuka , tanpa sehelai benang pun . Ronald menatap tubuh telanjang gadis itu , demikian juga preman preman bejat lainnya.
Buah dada Linda yang montok , vaginanya yang kecil dengan sedikit bulu bulu kemaluannya. Ronald segera mendekat ke vaginanya . Dengan dua jarinya dia membuka lebar bibir vagina Linda . wah , memek eloe masih bagus yah , apa eloe masih perawan. kata Ronald.
Linda tak menjawab , hanya terisak tangis . Ronald pun mejulurkan lidah menjilati klitorisnya . Linda mengelijing dan meronta sudah tolong hentikan . Ronald terus saja bernafsu melumat vagina Linda . Membuat Linda terus mengelijing .
aghhh jerit Linda , ketika Ronald memasukan dua jarinya ke liang wanita Linda . Jari Ronald menyolok nyolok vagina linda dengan cepat . Jerit kesakita Linda , malah semakin membuat gerakkan jari Ronald Liar . Ronald mengorek ngorek liang vagina linda . Lalu menarik jarinya keluar.
Ronald mencabut jarinya , menatap jarinya yang basah , menyeringai , lalu kembali memasukan jarinya di liang vaginanya . rupanya , eloe udah gak perawan yah.. dasar perek ejek Ronald .
Kembali jarinya menyodok nyodok vagina Linda , membuat Linda mengeram pedih.
Setelah Ronald puas memainkan vaginanya , Ronald melepaskan ikatan Linda dan langsung menariknya turun dari meja kayu itu .Linda tersungkur di lantai , dan Ronald membuka celananya . Penis ngacung keras.
Tiba-tiba, Ronald menjambak rambut Linda dan menariknya , Linda menjerit kesakitan ahhhh , tolong ampun .
Ronald memerintahkan Linda untuk segera mengulumnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia akan merontokan gigi Linda .
Ronald memajukan penisnya mendekati muka Linda , penisnya yang sudah tegang dan keras, ia menjepit hidung Linda untuk membuat Linda membuka mulutnya. Linda meronta , tapi Kembali Linda menjerit keras , Ahhhh ketika satu pululan tepat di mukanya
Ketika Linda kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, Ronald segera mendorong penisnya ke dalam mulut Linda. dan mulai mendorong dan menarik kepala Linda.
Kepala Linda bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus. Lipstik Linda yang berwarna merah menempel di batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggorokannya Linda tersedak, tapi Ronald tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk lebih dalam di tenggorokan Linda.
Air mata mulai meleleh di pipinya . Sambil Linda dipegangi hingga tak bergerak dengan penis yang terbenam hingga tenggorokannya. Ronald kemudian menarik penisnya keluar , lalu mendorong lagi.
Setelah kira kira 10 menit , Ronald menekan masuk penisnya . Linda tersedak , dan terasa sperma Ronald muncrat di tenggorokkannya . Setelah penis itu benar benar terlepas dari mulutnya , Linda segerah memuntahkan sperma yang memenuhi mulutnya.
Seorang dengan perut buncit , tangannya penuh tatto segera menghapiri Linda.Membuka resleting celananya , Tangannya kemudian menjambak rambut Linda dan mulai mendorong masuk penisnya dalam mulut linda mengantikan Ronald
Menggerakan penisnya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Linda. Semua orang dapat mendengar suara dahi Linda yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Linda yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.
Ketika laki-laki itu akan mengalami orgasem ia mendorong kepala Linda hingga hidung Linda terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas. Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Linda.
Dan dari sudut mulut Linda sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Linda. Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh dari leher Linda .Ketika akhirnya ia menarik penisnya dari mulut Linda, Linda megap-megap menarik nafas dan terbatuk-batuk memuntahkan sperma yang masih ada di tenggorokannya.
Dua orang kemudian memegangi Linda sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Linda sendiri tak berdaya untuk melarikan diri, setelah baru saja ia mengalami shock.
Ketika semuanya telah telanjang bulat, kembali Linda diangkat dan diletakan di atas meja kayu dan langsung dipegangi oleh empat orang laki-laki, setiap orang memegangi tangan dan kakinya. Kaki Linda terbuka lebar dan tubuhnya telentang.
Ronald kembali mendekat dan naik ke atas meja. Perlahan ia menggosokan penisnya yang besar ke kaki Linda. Yang lain hanya bisa memandang iri pada penis Ronald yang panjangnya hingga 25 senti dan selalu ia yang mendapat kesempatan pertama. Ronald memerintahkan orang di dekat kepala Linda untuk mengangkat kepala Linda hingga Linda bisa melihat ketika penis Ronald mulai masuk ke vagina Linda.
Orang yang memegangi kaki Linda berusaha membuka kaki Linda lebih lebar. Dengan satu kali dorongan keras, penis Ronald dengan keras memasuki vagina Linda. Linda menjerit sekeras-kerasnya, AaHHHGG . . .dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Ronald memperkosa dirinya.
Ronald sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Linda. Ia menyeringai setiap kali Linda menjerit kesakitan.
Ketika Ronald sedang memperkosanya, laki-laki lainnya ikut menyakiti Linda dengan mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Linda.
Mereka mulai dengan memainkan buah dada Linda dan mengisapi puting susunya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik dan menjepit puting susunya. Linda terus menjerit , pilu ahhhggg ampun Ahhhh hentikan tolong .
Kaki Linda diangkat tinggi-tinggi dari atas meja sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Linda.
Cerita Panas – Beberapa menit kemudian jeritan Linda hanya tinggal erangan dan rintihan tapi Ronald tetap memperkosa Linda tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Setelah lama kemudian, Ronald menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Linda, ia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga.
Kepala Linda terdongak dan jeritan melengking terdengar, melolong panjang keluar dari mulut Linda AGHHHH. Ronald mengejang beberapa saat penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Linda. Setelah Ronald mencabut penis , spermanya pun berhamburan keluar dari liang vagina Linda yang membengkak dan memar.
Laki-laki yang lain kemudian melepaskan pegangan Linda dan bertengkar mengenai giliran siapa selanjutnya.
Linda hanya bisa berbaring , menangis , tubuhnya menjejang kesakitan . kaki dan tangannya masih terbuka lebar, ia menangis histeris. Ia telah diperkosa , dilecehkan, harga dirinya di injak injak .
Eh perek , kenapa nangis , Loe mustinya nikmatin, soalnya masih banyak cowok yang antri , semua mau cobain memek eloe kita baru aja mulai!” katanya pada Linda.
Seorang laki-laki segera naik ke atas meja setelah Ronald turun. Sekarang, Linda dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka kembali dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Kesakitan kembali tercermin di wajah Linda, ketika ia merasa tubuhnya seperti dirobek oleh penis yang masuk.Linda mengerang lagi aghhh sakit
“Loe jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka!” bentak orang itu.
Perkataan orang itu membuat apa yang telah ia takutkan selama ini menjadi nyata. Linda akan diperkosa bergantian oleh seluruh orang yang ada di bar itu. Dan ia tidak punya pilihan sama sekali. Linda hanya bisa menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai.
Sekarang Linda hanya berharap ia bisa keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alami.
Tak lama preman itu menyemburkan spermanya ke dalam vagina Linda yang sudah terisi oleh sperma Ronald. Lalu dengan segera orang lain menggantikan laki-laki itu, kemudian laki-laki lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Linda.
Linda tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan ia sudah kehabisan tenaga melayani laki-laki itu. Linda lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya. Sudah tolong lah Ahhh saya , sudah tak kuat , ahhh sakit .
Tapi Laki-laki yang sedang menindihnya meremas buah dada Linda keras-keras hingga Linda menjerit kesakitan. AHHGGG sakit hentikan tolong . Dan menarik puting susunya dengan kuat AGHH sakit ampunnn
“Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen-temen gue! Masih ada lima orang lagi!” bentaknya pada Linda.
Tiba-tiba orang itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Linda. Linda sudah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa berbaring dengan mata terpejam erat, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya.
Ia sama sekali tidak menyadari orang yang baru saja memperkosanya mengarahkan penisnya ke muka Linda. Dan tepat sebelum orang itu orgasme Linda membuka matanya. Sperma segera menyembur ke seluruh wajah Linda. Sehingga seluruh sperma itu keluar menyembur dari penis itu.
Ketika orang itu puas ia menarik rambut Linda dan menamparkan penisnya ke wajah Linda. “satu-satunya yang boleh loe mohon cuma ini tau? Loe sendiri yang masuk ke sini pake pakaian merangsang kayak perek , dan loe mohon kita berhenti? Lo bercanda apa? Lo musti ngelayanin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti” Orang itu membentak Linda.
Lima orang terakhir kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Linda sama dengan orang sebelumnya. Ketika hampir orgasme, mereka menarik penisnya keluar, merangkak di atas dada Linda, dan memyemprotkan sperma mereka ke seluruh wajah dan buah dada Linda kemudian menarik rambut Linda untuk membersihkan penis mereka.
Dan ketika orang yang terakhir selesai Linda berbaring hampir tak sadarkan diri.
Wajah, buah dada, dan puting susu Linda seluruhnya dilumuri sperma. Sperma itu mengalir turun dari sisi wajahnya, masuk ke telinga dan leher Linda. Linda tidak bisa membuka matanya karena semuanya tertutup oleh sperma. Linda harus bernafas melalui mulutnya karena sperma sudah masuk ke hidungnya.
Rambut Linda yang kecoklatan terlihat kusut karena terkena sperma yang mengering di rambutnya. Ketika orang-orang itu beristirahat sejenak, Linda hanya berbaring di atas meja , kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, menunggu orang selanjutnya memperkosa dirinya.
Vagina Linda tampak memar, memerah, dan terasa sakit karena baru saja dimasuki sepuluh orang bergantian tanpa henti.
Dua orang menarik tubuh Linda turun dari meja itu dan menyeretnya ke kamar mandi. Mereka kemudian membersihkan tubuh Linda dengan kertas tisu yang kasar dari sperma yang menempel. Dan ketika tubuhnya diseret keluar lagi, Linda melihat meja tadi telah dipindahkan ke pinggir ruangan.
Di tengah ruangan itu sekarang tergelar matras kusam dan delapan laki-laki telanjang bulat berdiri mengelilinginya. Linda didorong ke tengah-tengah lingkarang orang itu, hingga ia terjatuh ke atas matras, tubuhnya tersungkur tak berdaya untuk mengangkat tubuhnya.
Linda merasakan tangan-tangan di seluruh tubuhnya mulai menarik, mendorong dan mengangkat tubuhnya. Ketika Linda membuka matanya ia melihat seseorang telah berbaring telentang di bawah tubuhnya.
Orang itu adalah si Ronald, dan penisnya sudah tegak berdiri. Kedua bibir vagina Linda kemudian dibuka oleh dua pasang jari-jari ketika perlahan tubuh Linda diturunkan mengarah ke penis Ronald. Dengan sisa-sisa sperma yang ada, penis itu dapat lebih mudah masuk ke dalam vagina Linda.
Dan Linda sendiri hanya mengerang, merasakan kembali sakit Ahggg Aghh perih tolong hentikan sudahh..
Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Linda dengan perlahan membuka mulutnya, berharap mereka tidak akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Linda dan berhenti tak bergerak.
Selanjutnya Linda merasakan sebuah tangan mendorong tubuhnya hingga turun. Kemudian tangan-tangan lain mulai membuka belahan pantatnya. Linda panik dan berusaha merangkak menjauhi tangan-tangan itu. Dengan merangkak Linda membuat penis di mulutnya masuk makin dalam ke tenggorokannya.
“Hei, lo suka juga akhirnya! Kalo gitu ayo mulai aja sayang!” kata orang yang memasukan penisnya ke mulut Linda sambil tersenyum.
Ia mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Linda yang terdorong mundur karena gerakan orang itu, disambut dengan sebuah penis lain di liang anusnya. Sekarang rasa sakit yang perlahan mulai hilang dari tubuh Linda, kembali menyengat seluruh tubuhnya.
Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, sakit yang tidak pernah dirasakan Linda sebelumnya. Pikiran Linda menjerit-jerit kesakitan, sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk.
Rasa sakit itu makin menjadi-jadi, ketika ketiga orang itu mulai bergerak berirama. Tubuh Linda seperti terkoyak-koyak ketika penis-penis itu bergantian keluar masuk di dalam vagina dan anusnya.
Dua orang kemudian mendekat memegangi tubuh Linda hingga ia tidak terjatuh ke samping. Semua lubang di tubuh Linda, mulut, vagina dan anus dipergunakan oleh mereka untuk memuaskan nafsu mereka secara bersamaan.
Kemudian dua orang terkakhir tadi menarik tangan Linda, melingkarkan jari-jari Linda di penis mereka dan menyuruhnya untuk mulai mengocok penis-penis mereka, sementara dua orang lainnya berlutut di samping Linda, dan menarik buah dadanya untuk kemudian digosokan pada penis mereka.
Sekarang Linda sudah dalam keadaan berlutut, tubuhnya bergoyang maju mundur. Tujuh dari sepuluh orang itu terus-menerus menggunakan tubuh Linda untuk membuat mereka puas. Tidak seorang pun peduli dan melihat bahwa Linda sama sekali tidak bisa bergerak. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Linda.
Setelah beberapa menit rasa sakit itu mulai bisa ditekan oleh Linda. Linda terus memejamkan matanya karena ia tidak ingin melihat bagaiman orang-orang itu mempergunakan tubuhnya untuk memuaskan mereka. Ia hanya berharap semua itu segera selesai, karena dirinya hampir tidak bisa lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Orang di anus Linda lebih dulu orgasme. Ketika ia selesai dan menarik penisnya keluar, orang lain maju dan dengan mempergunakan sperma orang yang pertama, ia melumasi penisnya dan memasukannya ke anus Linda. Lalu orang di mulutnya menyemburkan sperma, membuat Linda tersedak tak bisa bernafas, berusaha sekuat tenaga menelan sperma orang itu.
Lalu penis itu ditarik dan digantikan oleh penis lain, yang kali ini lebih besar. Linda berusaha membuka mulutnya, tapi orang itu tidak sabar dan langsung mendorong penisnya masuk, dan mulai bergerak.
Ia mendorong penisnya dalam-dalam dan tidak menariknya keluar, terus menahannya di dalam tenggorokan Linda. Linda kemudian merasakan getaran dari tubuh Ronald di bawahnya dan cairan hangat mengalir ke dalam vaginanya, segera setelah itu orang lain menggantikan posisi Ronald tadi.
Orang-orang tadi bergantian memperkosa Linda di seluruh lubang yang ada, ia terus menelan semua sperma yang disemburkan di dalam mulutnya. Dua orang di depan wajahnya mengocok penisnya masing-masing dan mengarahkan penisnya ke wajah Linda.
Ketika Linda melihat ke bawah, orang di bawah tubuhnya sedang menatap wajahnya dan kepalanya diganjal oleh kedua tangannya. Tak lama kemudian sperma kembali masuk ke dalam vagina Linda, dua detik kemudian sperma menyembur ke anusnya.
Penis lain kembali masuk ke vagina Linda. Linda kembali memejamkan matanya, ia sekarang hanya bisa mengeluarkan suara erangan, aghhh aghh agh . yang semakin tinggi ketika penis lain masuk ke anusnya. Ketika ia membuka matanya lagi, Linda melihat sebuah penis diarahkan ke wajahnya.
Kepala penisnya berwarna ungu bulat, dan beberapa detik kemudian sperma menyembur menghantam wajahnya mengalir masuk ke mulutnya. Orang tubuh kemudian minggir dan sebuah penis lain maju mendekat.
Sepanjang malam Linda terus melanyani sepuluh orang itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut, vagina dan anusnya paling sedikit satu kali.
Dan ketika orang-orang tersebut puas dan menjauh dari tubuh Linda, tubuh Linda tersungkur , terkapar tak berdaya .Linda lalu mengangkat wajahnya berusaha melihat orang-orang yang mengelilinginya, setelah itu semuanya gelap Linda tak sadarkan diri.

Bagai Mana Dengan Ceritanya?
Bagus Bukan!
Jangan Malas Untuk Membagikan Cerita Ini Dan Baca Juga Cerita Nafsu Birahi Lainnya Dibawah Ini:

Related Posts: