Bercinta Dengan Pasangan Lesbian Istri Ku

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Waktu itu aku merasa penat banget karena seharian kerja, kudu pulang jam 6, untung dah punya bini yang masih sempat-sempatnya nyiapin makan ama kopi. Padahal dia pasti capek juga seharian kerja. Mungkin jam 8 kita berdua udah tertidur. Capek banget lewat deh ML-nya.

Siang ini aku kok ngantuk banget ya rasanya. Mumpung direksi pada lagi rapat, kesempatan nih aku pulang kerumah, tidur barang 1-2 jam sempatlah pikirku, langsung deh aku ngacir kerumah yang jaraknya cuma 15 menit dari kantor.
Sampe dirumah aku memang punya kebiasaan masuk dengan ‘silent style’ tapi bukan ninja ya bro. Maklum daerah pinggiran mesti cek dulu,

Daripada keduluan rampok, apalagi kalo ada “Sejenis Ryan” bisa ngacir nih nyawa.
Perlahan kubuka garasi rumah, “lho kok ada motor bini yach” padahal kan dia tadi ngantor, turunnya aja sama-sama, cuti juga ndak. Kalo sakit pasti dia telpon aku, ndak mungkin berani pulang sendiri. Perasaan curiga mulai muncul, pengalaman selingkuhku justru mengganggu aku nih.
Garasiku memang langsung mengarah ke ruang tengah, kulihat Tas biniku, ada diatas meja kerjaku, blazer kantornya tergeletak di sofa, bau asap rokok menusuk hidungku dan kulihat diatas meja masih menyala rokoknya dan sepertinya baru saja dihisap.
Kontan darahku mendidih sampe ke ubun-ubun. Gila biniku yang kusayang, dan perhatian ternyata berselingkuh. Perasaan marah bercampur sakit hati membuat aku hampir saja menendang pintu kamarku.



“Mundur 7 langkah, maju 7 langkah” aku teringat sebuah buku filsafat cina yang intinya bisa meredakan amarah. Emosiku akhirnya bisa terkendali, memang aku tidak mundur tapi mengambil nafas biar hatiku tetap dingin. Aku hanya mundur beberapa langkah, mengambil sebuah kursi bar yang cukup tinggi. Kubawa ke depan pintu kamarku, aku mengintip lebih dulu melalui ventilasi kamar tidurku. Tempat tidurku terhalang oleh dinding kamar mandi, hanya seperempat kasur saja yang terlihat, dan disitu hanya terlihat sepasang kaki mulus biniku saja, “ah ternyata biniku sedang istirahat sendiri” aku agak sedikit lega.

Sesaat aku diam dan berniat ingin turun, namun tiba-tiba ada sebuah kaki yang merayap menaiki kaki biniku, kagetku membuat aku hampir melompat dari kursi. Untung aku bisa bertahan dan terus kuperhatikan sepasang kaki lainnya itu. “mulus” lho kok?
Aku turun dari kursiku pelan-pelan mengembalikan kursi itu ketempat semula, berjalan kearah garasi, kuamati disitu, sepatu lelaki yang ada hanya milikku. Dan beberapa sepatu wanita, yang aku sendiri tidak hafal dengan sepatu-sepatu biniku.

Aku jadi penasaran kudekati lagi kamar tidurku, beruntung sekali aku selalu merawat engsel pintuku yang ternyata tidak terkunci, karena memang tidak ada orang lain dirumah kami. Suara TV dikamarku menyamarkan bunyi handle pintu. Posisi tempat tidurku memang sedikit salah sehingga jika pintu kamar terbuka pasti tidak akan kelihatan dari arah kepala tempat tidur.
Aku berjalan perlahan seperti ninja menyusuri dinding kamar mandi, dan berhenti setelah aku bisa melihat bayangan tempat tidurku dari cermin rias. Aku kembali terkejut melihat tubuh biniku yang sudah tidak menggunakan apa-apa lagi, sementara diatasnya menindih seseorang yang sangat aku kenal, “sahabat biniku” yang juga tempat curhatku kalo lagi marahan sama biniku. Temannya sekantornya yang selama ini aku percayakan jika biniku ingin berlibur keluar kota. Seseorang yang juga aku senangi. Dia selalu membayangi pikiranku yang kadang ngeres namun sedang bosan dengan wajah biniku. Keturunan cina yang kulitnya sedikit lebih putih dari biniku. Pernah sekali pas biniku sedang keluar kota dengannya aku minta difotoin dia kalo lagi tidur sama biniku, sayangnya sampat saat ini ndak pernah dituruti sama biniku.

Oke bro, lisa memang seorang wanita keturunan cina, dengan wajah yang cantik. Tingginya juga seukuran biniku, hanya saja bokongnya yang padat sudah agak turun karena sudah punya 2 anak. Kok bisa punya anak ya padahal kehidupannya dengan suami yang aku dengar dari cerita biniku sih biasa saja, malahan cukup dingin, lisa sering iri dengan gaya kami yang masih seperti orang pacaran. Tapi hari ini aku ndak percaya kalo ternyata biniku dan lisa bukan hanya bersahabat tapi menjadi sepasang kekasih.

Lamunanku buyar karena kudengar suara desahan biniku, biniku dan lisa masih melakukan French kiss, aku sedikit cemburu karena kulihat begitu semangatnya biniku membalas setiap ciuman yang diberikan lisa, mereka terlihat sangat mahir memainkan lidahnya, posisi lisa yang diatas biniku, selalu menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama tangan kanan biniku yang memegang bokongnya, sementara tangan kiri biniku mengelus leher dan punggungnya, desahan biniku terdengar lagi saat lisa memegang puting biniku.

Ampun dah sekarang bukannya aku marah sama biniku, malahan aku jadi ikutan horny, aku justru menikmati show itu. lisa mulai melepas gaya frenchkissnya dan mulai menjilati leher biniku, ketelinga biniku, mengulumnya, membuat biniku mendesah dan memperkuat pelukannya pada lisa, aku tau rasanya saat itu, karena itu juga yang aku lakukan ke bini saat foreplay. lisa mencium biniku dan menjilati leher biniku seperti menikmati eskrim. lisa mulai turun ke arah payudara biniku yang sekel itu. Diremasnya kedua bukit dengan begitu halusnya, sambil menjilati dan mengulum putingnya, bini menggelinjang dan begitu menikmatinya, aku merasa bersalah pada biniku karena sering melewati bagian ini, “ah yank” desahan itu keluar dari mulut biniku, bukannya “ah mas”. Kumajukan badanku karena kau semakin horny dan supaya bisa melihat jelas tanpa lewat cermin lagi, wajah biniku begitu menikmati gigitan-gigitan yang diberikan lisa. Kedua tangan biniku mencengkram bantal tanda ia begitu menikmati, kaki biniku melingkari badan lisa yang terus bergoyang menekan daerah selangkangan biniku.

lisa kembali memberikan kenikmatan pada biniku dengan menciumi daerah pusar dan terus turun ke daerah miss V biniku. lisa menjilati seluruh daerah itu membuat badan biniku terkadang sontak kejang, memang wanita bisa saling mengerti bagian itu. aku benar-benar menikmati tubuh lisa yang selama ini hanya bisa aku bayangkan, posisi lisa yang meninggung dengan wajahnya yang mengarah ke tubuh biniku membuatnya tubuhnya semakin sexy, bokongnya yang putih. Duh kepingin rasanya aku melompat dan menjilati bokong itu. payudara lisa memang sudah tidak terik lagi, maklum sudah punya anak, namun dengan putingnya yang kecil itu begitu berbeda dengan milik biniku yang sedikit besar. Desahan biniku semakin sering, tanda biniku hampir mencapai klimaksnya, lisa sekarang mengambil posisi 69.
Dasar aku masih sayank ama biniku, aku ndak tega kalo biniku juga harus menjilati MissVnya lisa. Nekat aku berdiri di depan lisa yang masih asyik memainkan miss-V biniku.

Sontak lisa terhenyak, aku tau pasti dia kaget bener, tubuhnya gemetar ketakutan, aku sengaja memasang wajah angker dulu, padahal aku juga lagi horny banget. “Mas” suara biniku juga bergetar, keduanya terduduk, biniku benar-benar salah tingkah, sedangkan lisa menutupi payudara dan miss-Vnya, tapi ndak mungkin bisa kan, aku masih bisa melihat bentuk tubuhnya yang putih mulus itu, sedikit lebih putih dari biniku, udah dari sononya emang putih sih lisa, aku berpura-pura mengambil nafas panjang. Kudekati mereka berdua. Wajah biniku menunduk, pasti ia takut aku gampar. “Mas maaf, ampun mas”.

Kini aku duduk mendekati biniku, duduknya semakin meringkuk, sedangkan lisa semakin gemetaran. Kupandangi wajah mereka berdua, keduanya ndak berani menatapku, he..he sandiwaraku berhasil, padahal aku sedang menikmati dua wajah cantik dihadapanku, seseorang yang aku cintai dan seseorang yang aku senangi dan selalu mengganggu hayalanku. Kuambil selimut dan kututupi kedua tubuh wanita ini. lisa ingin berdiri, pasti dia akan mengenakan bajunya.
“lisa, kamu duduk dulu, aku mau ngomong” cegahku. Suaraku sengaja kutinggikan biar lebih gimana gitu.
“sudah berapa lama, ma begini?”
“B..baru kali ini mas” jawabnya.
“Tapi kalian kan sering pergi liburan sama-sama, malahan seringnya satu kamar, biarpun perginya rame-rame”
“benar mas, baru kali ini kita keterusan sampe gini” biniku diam “dulu pernah pegangan tangan aja waktu tidur bang” sambut lisa.
“Ma, aku lebih suka kamu jujur”
“Iya mas, dulu waktu liburan ke Bali yang berlima, kami cuma ciuman mas, ndak lebih” yah aku ingat biniku pernah cerita kalo suami lisa saat itu sedang selingkuh, dan dia curhat ke biniku sampe nangis, mungkin itu yang buat lisa jadi ndak mesra lagi ama suaminya. Dan berita terakhir lisa pingin cerai dari suaminya.
“ya udahlah, mau diapain lagi, aku tau kalian juga saling menyayangi” “lisa.. kamu tega benar ama aku, padahal aku percaya sama kamu, dan aku suka kok sama kamu”
“Maaf ya bang” he..he.. pasti lisa ndak ngerti arah omonganku tadi.
Wajahku tida lagi angker, aku sebenarnya dari tadi sudah mau tersenyum, dan saat kupandangi wajah biniku dan aku tersenyum padanya, biniku meraih tanganku dan mencium tanganku tanda menyesal. Kupegangi wajahnya dan aku mencium kening biniku.

Dasar akunya dari tadi emang udah horny, langsung kucium biniku, kulumat bibirnya dengan gaya French kiss yang tadi aku saksikan. Ciuman kali ini benar-benar beda banget, biniku membalasnya seakan ia benar-benar mau menyenangi aku. Ia menarikku dan meluruskan tubuhnya keranjang, sedangkan lisa masih terduduk disamping kami, kupegang payudara biniku, dia membalasnya dengan menggenggam Mr.Pku, biniku mulai melucuti baju kemejaku dan melemparnya ke lantai, aku bergerak menciumi leher biniku, wangi tubuh lisa, masih melekat di tubuh biniku membuat aku semakin semangat mengulum telinganya. biniku mendesah, “oh mas, aku sayang mas” sambil tanganya mulai membuka celanaku, sekilas kulihat lisa mulai bergerak menyingkir, dia pasti ingin memberi kesempatan kepada kami berdua.

Tanganku langsung menangkap tangannya, tanda ia tidak boleh pergi dari situ. “Bentar bang, aku ke WC dulu ya” pasti karena ketakutan tadi lisa jadi pengin pipis. Kuteruskan melumat bibir biniku dan mengulum payudara biniku, sementara biniku telah melepaskan seluruh pakaianku.
Kudengar dari kamar mandi ada suara air tanda lisa telah selesai, “Ma panggil lisa” kataku. Saat lisa keluar dari kamar mandi biniku memberinya kode untuk duduk kembali ketempat semula. lisa menurutinya. Kutangkap tangan lisa, namun aku masih asyik mencumbu biniku, kuremas tangan lisa layaknya orang berpacaran, lisa menanggapinya dia juga meremas tanganku dengan kedua tangannya, dan mencium tanganku seperti mengucapkan terima kasih karena tidak seperti yang dia takutkan tadi. biniku juga melihat kejadian itu, lau ia bergeser menaikkan kepalanya ke atas paha lisa sambil menarikku untuk mengikutinya. Posisi ku sungguh diuntungkan aku berciuman dengan biniku dengan tangan kananku memegang tangan lisa sementara tangan kiriku mengelus payudara biniku, sementara wajahku menempel ke payudara lisa.

Sesaat kemudian biniku melepaskan ciumanku, lalu memandangku kemudian ke arah lisa, aku menatap wajahnya dan wajah lisa, lisa membalas kami berdua sambil tersenyum. Coba kukecup pipi lisa. Dia agak menghindar, aku tau ia pasti merasa tidak enak dengan biniku.
“Jadi gimana kita ma?” tanyaku. “Ya mas kan sayang ama aku, senang ama lisa juga dari dulu sampe minta fotonya yang habis mandi kan? Hi..hi..” “Terus?” tanyaku lagi
“Aku sayang ama mas dan lisa, lisa sayang juga ama aku, Cuma ndak tau dianya dengan mas”.
“Kalo mama selingkuhnya ama laki-laki sih aku pasti bisa marah besar, tapi kalo ama lisa, sih aku ndak masalah ma, rasa senangku bisa berubah jadi sayang juga kan”
“Makasih ya mas, aku beruntung punya suami kayak kamu mas, kamu gimana lisa?”
“Entah kenapa kok aku jadi sayang ya ama kalian berdua, aku ijin ya selingkuh ama suami kamu?” jawabnya. biniku tersenyum.
Lalu kucium lagi biniku sambil merangkul lisa, tak lama biniku mendorongku keatas aku pun mencium lisa yang membalasku, kali ini aku merasakan double French kiss yang luar biasa.

Ciumannya lebih liar saat biniku mulai meremas dan mencium payudara lisa, sementara satu tangannya membelai torpedoku. Lidah kami seperti dua orang satria yang berperang memainkan pedang dengan liukan-liukan jurus mematikan, jurus kami yang selalu saja seri membuat aku melakukan manuver untuk melakukan jurus lainnya, kini kuarahkan lidahku ke arah leher lisa. “hhhhh” desahannya yang tertahan mengisyaratkan manuverku cukup berhasil, pingin rasanya kubuat tanda disitu, tapi ah, ntar jadi berabe, jadi kelanjutkan dengan arah telinga, kujilati dan kukulum bagian bawah telinganya, lisa menyerah tak berkutik, gigitan kecil dan remasan biniku ke payudaranya tentu membuatnya semakin tak berdaya.
Posisi lisa yang tadi duduk kini berganti menjadi terlentang, sementara biniku mendapatkan daerah bawah aku mendapatkan tubuh bagian atas lisa, bentuk payudaranya yang masih agak kencang berarti punya lisa jarang disentuh sama suaminya, putingnya mengeras, nafsu lisa mulai naik. biniku mulai meraba paha dan daerah selangkangan lisa, akupun mulai memijat susu lisa, meremasnya dengan lembut, lisa membalasnya dengan menyentuh mr-P, masih agak kaku, pasti karena bukan punya suaminya, walau begitu dengan sentuhan jari-jarinya membuat mr-P ku mengeras dengan sangat-sangat.

Dengan ujung jari telunjuknya ia memainkan milikku dari atas ke arah pangkal, menyentuh buah Z-ku hingga menggenggamnya, dan kali ini kekakuannya telah hilang. Kuarahkan milikku mendekati wajahnya, lisa ngerti maksudnya, dia mulai mendekatkan bibirnya ke milikku. Dimasukkan milikku mulutnya, hangat, rasanya ingin kudorong penuh ke mulut kecilnya itu, tapi kubiarkan saja lisa yang mengontrol permainan itu, saat itu aku sudah berganti arah memegang payudara biniku, lisa ternyata lebih mahir dalam jurus ini dibandingkan biniku. Sedotannya serasa ingin mengeluarkan cairanku. aku jadi semangat meremas bokong biniku. Dengan jariku kusentuh bagian clitorisnya, mengusapnya, biniku menggelinjang dan membuka selangkangannya, sesekali kumasukkan jariku ke dalam lubang v-nya, cairan pelumas dari lubang itu kumanfaatkan untuk mengusap clit-nya.

biniku juga mulai high, sesaat dia mau mencium miss-V lisa, tapi kucegah dengan merubah posisinya, aku masih ndak tega, kalo biniku yang harus melakukan itu dengan orang lain, sekalipun itu lisa. Kurelakan melepas jurus lisa ke Mr-Pku dan kuarahkan ke bibir biniku, dan sebenarnya aku kepingin sekali mengenal lisa lebih jauh, apalagi Miss-Vnya lisa yang selama ini aku idam-idamkan. lisa berbalik ke arah selangkangan biniku, aku langsung berbaring dan mulai mencium Miss-Vnya. Kukeluarkan jurus pembangkit selera, bentuk lisa ternyata lebih tembem dari punya biniku, dengan jariku kubuka daerah clitorisnya, kuhujamkan lidahku disitu, gerakan naik turun lidahku membuat pinggul lisa bergerak naik turun melawan arus lidahku, sementara lisa juga melakukan hal yang sama ke biniku, apa yang dilakukan lisa ke biniku sekarang juga kulakukan kepadanya, saat ia memasukkan lidahnya ke lubang biniku, kulakukan hal yang sama kepadanya, wajahnya menunjukkan ekspresi senang, biniku yang tengah mendapatkan kenikmatan itu pun memasukkan hampir seluruh Mr-P ku kemulutnya, Luar biasa memang segitiga yang kami lakukan ini, pantaslah ‘segitiga bermuda’ bisa menelan banyak korban.
Aku benar-benar hampir mencapai klimaks dan sebelum itu terjadi kulepaskan sedotan biniku, kali ini kubiarkan lisa, merayap menaiki tubuh biniku. lisa menjilati tubuh biniku, menggigit payudaranya, dan mencium bibir biniku.

Gerakan pinggul mereka pasti membuat clitorisnya saling bergesekan, aku bergerak ke arah mereka, kuangkat kaki biniku, aku benar-benar kepingin melakukan penetrasi kepada mereka berdua, posisi lisa yang menungging bisa membuat aku lebih cepat keluar, makanya kupilih biniku, lisa memberi ruang dan memajukan badannya kedepan sehingga payudaranya tepat diatas wajah biniku, aku langsung menancapkan milikku ke lubang biniku, desahan biniku mulai terdengar ngos-ngosan, sambil ia mengulum payudara lisa dan memainkan Clit lisa dengan jarinya, hingga akhirnya kurasakan hawa hangat pada mr-Pku, biniku sudah mencapai titik puasnya. Kucabut penetrasiku pada biniku setelah rasanya pijatan dari dalam lubang biniku mengendor, kali ini kuarahkan mr-P ke lubang milik lisa. Mulai kumasukkan milikku ke arahnya.

“Ahhh” kudengar desahan lisa, lubang itu agak lebih sempit dari milik biniku, “Yank, punya suamimu lebih gede” kudengar bisikan mesra lisa ke biniku. biniku tersenyum ke arahku dan mengangguk pertanda aku bisa melanjutkan lagi. Kali ini aku mencoba memasukkan hampir seluruh Mr-P ku, tubuh lisa kejang, antara menahan sakit atau keenakan, entah karena ia jarang disentuh sama suaminya atau memang punya suaminya lebih kecil aku ndak mau mikir, karena aku kembali menikmati bokong indah lisa, sekaligus rapatnya lubang miliknya membuatku harus bisa bertahan lebih lama, manalgi posisinya yang menungging itu. biniku membantu dengan mencumbu lisa. Hisapan pada payudara lisa dan gerakanku membuat lisa mulai mendesah, nafasnya mulai memburu, untung saja mereka sudah melakukan lebih awal sehingga aku bisa bertahan, hingga akhirnya lisa mendesah, “bang terus, lebih kencang lagi bang” aku tau lisa sudah hampir mencapai klimaks, aku juga hampir mencapai, maka gerakan maju mundurku kali ini lebih kencang, memang benar filsafat cina, bahwa kegiatan maju mundur dalam kondisi perasaan seperti apapun pasti membawa nikmat.
Sampai akhirnya, dari torpedoku keluarlah semburan, yang memuntahkan hampir berjuta pasukan kecil ke sarang musuh yang bisa mematikan semua benda milik lelaki setelah keluar dari lubang itu. kurasakan pijatan otot dari arah dalam lubang ke milikku, benar-benar kenikmatan yang luar biasa.
lisa perlahan melepaskan milikku yang hampir mati layu, dan merebahkan dirinya disamping biniku setelah mengecup bibir biniku, aku yang kecapean juga ikut merebahkan diriku, kuambil posisi ditengah-tengah mereka.

biniku langsung memelukku dan menciumku, “Makasih mas, kamu suami terbaik di dunia, aku ndak rela orang lain merebut mas”, “Tapi kalo buat lisa aku rela kok, kalo nanti lisa cerai sama suaminya, mas kawini aja dia, kan enak kita bertiga bisa serumah, aku sayang ama mas”
lisa pun langsung memelukku juga, dia mencium bibirku “Bang, aku juga mau jadi bini kedua kamu, pasti kamu bisa adil ke kita berdua, makasih ya bang, Love u honey”.
Aku hanya tersenyum toh kalo aku kawini mereka berdua kan ndak masalah, kita masing-masing sudah punya gaji, Cuma saja apa kata orang-orang kalo aku punya 2 bini yang serumah dan sekantor lagi mereka.

Bodoh ah, yang aku tau aku capek sekali, dan mataku langsung terpejam lagi, ketiduran.
Kemudian aku terbangun, kulihat ke arah jendela sudah tertutup dan terdengar suara azan subuh, kulihat disebelahku biniku sedang tertidur pulas, kuarahkan tanganku ke Mr-P, ternyata ada lendir disitu.
Sampai saat ini aku, biniku, dan Mei sering melakukannya di luar rumah tatkala musim liburan datang. Kami bertiga sangat menikmati hubungan ini, dan hubungan suam biniku tetap berjalan dan semakin harmonis.

Related Posts:

0 Response to "Bercinta Dengan Pasangan Lesbian Istri Ku"

Posting Komentar