Kejantanan Seorang Dukun Cabul Yang Memuaskan Birahi

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Malam semakin larut saat Nisa belum bisa memicingkan matanya, sudah sebulan suaminya tidak memberikan kemesraan diatas ranjang semenjak mereka menempati rumah barunya. Mungkin karena kesibukan kerjanya membuat Adi seperti tidak memperdulikan isterinya, padahal mereka masih terhitung pengantin baru meskipun masa perkawinan mereka telah berjalan tiga tahun dan belum mempunyai anak.

Kepindahan Nisa itu dari pondok indah mertuanya, karenakan berbagai sebab
Gunjingan dari pihak keluarga suaminya, alias ibu mertua telah membuat wanita cantik yang berusia 25 tahun itu tidak lagi mau menggunakan akal sehatnya, demi untuk bisa hamil Nisa telah menempuh jalan pintas. Nisa tak ingin dikatakan wanita mandul padahal Nisa sudah banyak datang kepada dokter ahli kandungan dan semua dokter mengatakan bahwa Nisa sangat sehat dan subur, kedua pasangan suami isteri itu adalah pasangan yang tidak mandul, bahkan keturunan dari kedua belah pihak orang tua mereka banyak mempunyai anak.

Mungkin Tuhan belum menghendaki pasangan suami isteri itu untuk mempunyai keturunan, akhirnya jalan pintas telah ditempuh Nisa, dengan mengalahkan logikanya sebagai seorang perempuan yang mempunyai latar belakang pendidikan sarjana ekonomi, dan sang suami ikut pula mendukung isterinya untuk menempuh jalan alternatip tersebut dengan mendatangi orang orang pintar alias dukun yang dianggap akan mampu memecahkan persoalan rumah tangga mereka. Demi cinta pada isterinya Adi rela berpayah payahmencari informasi dimana adanya orang pintar yang akan dikunjunginya.

Pada saat makan siang disebuah rumah makan yang sederhana dekat dengan kantornya, sepintas Adi mendengar pembicaraan pemilik rumah makan itu, seorang perempuan setengah baya namun masih nampak kecantikan dan kesintalan tubuhnya. Dari Mbak Yuni pemilik rumah makan tersebut Adi akhirnya mendapatkan informasi bahwa ada orang pintar yang bernama Mbah Pojo, karena sang pemilik rumah makan sering mengunjungi Mbah Pojo untuk mendapatkan sesuatu agar rumah makannya tetap selalu laris.

Maka berangkatlah pasangan suami isteri tersebut menuju sebuah dusun yang sangat terpencil yang jauh dari keramaian ibu kota, yaitu sebuah dusun bernama tengger yang ditempuh dalam waktu hampir lima jam dengan kendaraan roda empat. Dengan mengendarai mobil pribadi, Setelah tanya sana sini akhirnya Adi dan Nisa sampai juga pada sebuah rumah yang sangat sederhana bentuk bangunannya terbuat dari dinding papan dan agak jauh dari desa tengger sendiri. Rumah dukun tersebut menyendiri terpencil dan jauh dari rumah para penduduk setempat.

Rumah mbah Pojo terletak dibawah rimbunan pohon bambu betung namun tampak bersih dan rapih jauh dari kesan yang menyeramkan. Lalu pasangan suami isteri itu langsung disambut oleh mbah Pojo sendiri, karena memang lelaki itu hanya tinggal sendirian dirumah yang ditempatinya. Mbah Pojo berusia 50 tahun masih nampak sehat dan kekar dengan postur tubuhnya yang tinggi besar bahkan orang tak akan menyangka kalau mbah Pojo telah berusia 50 tahun. Lelaki tua itu masih nampak seerti berumur 40 tahunan.

Dengan hanya memakai celana komprang hitam bertelanjang dada, mbah Pojo mempersilahkan Adi untuk masuk kedalam rumahnya sambil memandang pada Nisa. Pada saat mbah Pojo menatap Nisa, perasaan isteri Adi yang cantik itu serasa terhanyut terbuai oleh alunan gelombang laut dan gairah birahi kewanitaannya serasa ada sesuatu yang menggelitik sekujur tubuhnya.Namun perasaan itu hanya sebentar saja seperti didalam mimpi.

Sebelum Adi menceritakan niat dan tujuan kedatangan mereka, mbah Pojo telah lebih dahulu berbicara,
“ Tentu kalian datang kemari hanya untuk berobat agar mempunyai anak “ bukankah begitu Mas.
Ya benar mbah jawab Nisa penuh semangat
Mbah koq tau ya kalau tujuan kami kesini untuk itu sambung Adi
Mbah Pojo hanya tertawa kecil seraya berkata :
“ perkara itu perkara mudah” asalkan kalian mau memenuhi syarat syaratnya yang kuminta, sebagai sarana pengobatannya.
“Apa itu syaratnya mbah jawab Adi dan Nisa berbarengan”.
Lalu mbah Pojo dengan memejamkan matanya bicara seperti orang yang berbisik namun jelas dapat didengar oleh Adi dan Nisa.

Pertama kalian sediakan minyak wangi kemala dan kain hitam tipis dua meter, dan untuk selanjut saya akan memeriksa dulu mas Adi, mungkin ada sesuatu yang jadi penghalang dari dalam tubuhmu. Dengan memegang telapak tangan Adi mbah Pojo berkemak kemik membaca mantra. Tiba tiba saja Adi menjerit, sekujur tubuhnya seperti kepanasan seperti tersiram air panas. Kemudian mbah Pojo berkata bahwa didalam tubuh Adi tidak ada gangguan apa pun dan juga tidak dari gangguan makhluk halus.

Ketika tiba pada giliran isterinya Nisa, tiba tiba saja Nisa tertawa ngikik seperti kuda liar, dengan tubuh bergetar berkejat kejat Nisa tertawa tanpa henti. Dalam perasaan Nisa diliang vaginanya seperti ada yang menggelitik, saking tak dapat menahan nikmatnya hingga isteri Adi itu tertawa terkikik menahan rasa geli yang aneh. Lalu kemudian mbah Pojo bicara perlahan dan dengan jelas dapat didengar oleh Adi. “ mas isteri mu ada sesuatu yang mengganggu dari dalam tubuhnya yang tidak nampak oleh kasat mata, hanya dapat dirasakan melalui netra batin, lalu mbah Pojo memandang pada isterinya sambil berkata :

Bagaimana bu apa yang ibu rasakan tadi, Nisa tak dapat menjawab hanya tertunduk diam bercampur rasa jengah. Nah untuk itu, ibu harus menetap tinggal disini beberapa hari, kata mbah Pojo, dan itu kalau suami ibu tidak keberatan, “mas Adi cepat carikan minyak wangi yang saya pesan itu sebagai syaratnya, lagi pula barang itu agak sulit didapat, kecuali hanya banyak dijual di toko minyak wangi orang orang arab dikota. Adi belum memberikan jawaban saat mbah Pojo sudah masuk kedalam kamarnya untuk mengambil sesuatu. Dan tak berapa lama mbah Pojo telah kembali kehadapan mereka dengan membawa dua mangkuk minuman Nah.. mas Adi dan isterinya silahkan diminum dulu jamu buatan saya biar tubuh kalian tidak terasa capek setelah perjalanan jauh.

Kemudian pasangan suami isteri itu meminum jamu pemberian mbah Pojo, tak berapa lama perasaan Adi bagaikan orang tidak mempunyai perasaan susah ataupun sedih, Adi selalu merasa enjoy seperti orang yang dimabuk ganja. Dan setiap pertanyaan mbah Pojo selalu dijawab ya dan ya, tanpa ada bantahan. Lain lagi halnya dengan Nisa perasaannya diliputi dengan rasa sangat menyukai pada lelaki tua itu, didalam perasaannya selalu berandai andai, andaikan suaminya seperti mbah Pojo ini, bertubuh kekar dan gempal dengan kulit kehitaman, dan dalam pandangan Nisa mbah Pojo semakin Nampak macho hingga menggelitik birahi kewanitaannya.

Tiba tiba mbah Pojo berbisik pada Adi, mas isterinya mas akan saya mulai dengan pengobatan awal dulu ya, dan Adi pun mengangguk setuju, mbah Pojo lalu menggandeng lengan Nisa diajak masuk kedalam kamar yang biasa dipakai oleh mbah Pojo untuk mengobati pasiennya. Perasaan Nisa campur aduk antara penasaran dan senang. Begitu hebatnya dukun ini pikir Nisa, namun ia begitu sangat senang akan bisa punya anak setelah berobat pada orang tua ini.

Setelah keduanya berada didalam kamar, mbah Pojo lalu mendudukkan Nisa disebuah kursi yang tanpa sandaran, dari arah belakang mbah Pojo berbisik ditelinga Nisa.
“ Apa ibu sudah siap untuk menjalani syarat syaratnya seperti yang kita sepakati”
“ Ya ya ya mbah…ka ka kalau itu sebagai jalannya “ jawab Nisa dengan sedikit gagap
“ ibu sudah kepingin sekali khan punya anak” Ya mbaah, makanya kami datang kesini

Bisikan mbah Pojo ditelinga Nisa terasa begitu mesra dan hangat, karena sambil berbisik mbah Pojo menggigit kecil daun telinga ibu muda itu, dan batang kejantanan mbah Pojo serasa membesar dan panjang dalam celana komprangnya menggesek gesek punggung Nisa. Perempuan cantik itu tanpa sadar mulai mendesah nikmat, ketika dengan kedua telapak tangannya yang berjari jari besar, mbah Pojo meremas lembut kedua bukit kembar Nisa.

Isteri Adi semakin mandah saja ketika mbah Pojo meloloskan pakaian atasnya, maka nampaklah buah dada Nisa yang mulai mengeras dengan kedua putingnya dari balik kutang yang berwarna hitam, dan sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus.

Dengan dengus nafas penuh birahi mbah Pojo menjilati leher jenjangnya sambil meremas remas susu Nisa yang masih mengkal yang belum pernah menyusui anak itu.
“ Ooooh mmmmbah agggh “ Nisa melenguh nikmat saat kedua puting susunya dipelitir jari bah Pojo, tersembulah keluar bukit indah itu setelah penutup puncak bukitnya ketika pengaitnya dilepas mbah Pojo, dengan lincah lidah mbah Pojo menjilati kedua putingnya, dan dengan sedikit gemes dengan deru nafas yang memburu, mbah Pojo menggigit kelembutan susu yang masih padat itu.
“Uuugh mbah bah”, Nisa semakin diamuk birahi ketika mbah Pojo membaringkannya diranjang jati sambil memelorotkan celana dalam perempuan cantik itu yang mulai basah oleh cairan kewanitaannya.

Nisa menjerit nikmat saat jari tengah mbah Pojo yang besar dan kasar itu menerobos masuk kedalam liang vaginanya, dengan perlahan berirama lembut mengorek ngorek jari mbah Pojo keluar masuk diliang vagina Nisa, “ Aduh mbah koq gini rasanya mbaaaah ampuuuun”.
“ Kenapa bu…enak apa enak, ayo bilang
“ Ouugh eeeeenaknya mbaaah” tapi sedikit nyeri.
“ Ya ini baru jari saya bu… memang dasarnya memek ibu yang masih sempit karena belum punya anak, jadi sedikit sakit, Tapi suka khan buuu.
“ Bukan itu tu tu mbah, jari mbah besar sekali rasanya…. Agggghhh mbah memang enaaaak.

Nanti ibu tak kasih yang enak lagi, Nieh rasakan ya…., dengan meremas lembut susu Nisa yang kian mengeras putingnya, mbah Pojo langsung menjilati liang vagina yang terasa begitu wangi saat mbah Pojo mengendusnya, wangi khas wanita yang mulai dilanda birahi , tubuh ibu muda itu bergetar berkejat kejat ketika dengan rakus mbah Pojo mengisap isap klitorisnya seperti mengisap permen karet.

Dan tanpa sadar Nisa meraih sesuatu pada selangkangan mbah Pojo, tangannya gemetar saat menyentuh batang kejantanan mbah Pojo yang masih tersembunyi didalam celana komprangnya. Begitu menakjubkan penis lelaki tua itu terasa panjang dan besar sekali dalam genggamannya.
“ Ibu suka ya dengan yang besar panjang ?
“ Ayo bilang aja gak usah malu “
Gak tau mbaaah… saya takut eh gimana ya, punya suami saya gak segini besarnya, ini empat kali lipat dari punya mas Adi Mbah, dengan gemasnya Nisa meremas batang kejantanan mbah Pojo. Nisa mulai diliputi rasa gairah tinggi saat menyentuh batang kejantanan milik lelaki tua itu dari luar celana komprangnya.
“ Ouuuugh gitu ya mbaaaaaah heeessssss, Nisa melenguh panjang saat isapan mbah Pojo pada klotrisnya sangat kuat dan liar seraya menggit lembut daging lebih itu.

Jari tengah mbah Pojo lalu mengobok obok liang vaginanya, dan tanpa sadar bagai orang kesurupan
Nisa menjerit histeris menahan nikmat “ Agggggh uuuh ampuuuuun mbah “, dengan kepala menggeleng kekanan kekiri dengan biji mata terbeliak keatas Nisa akan mulai mencapai puncak orgasmenya yang pertama. Namun dengan tiba mbah Pojo menghentikan kocokannya pada liang vagina yang hendak meledak itu.
“ Ouugh mbah kenapa berhenti mbaaaaah, terus terus mbah tolooong mbah diterusin “

Nisa merengek rengek pada mbah Pojo karena pada saat dipuncak klimaksnya mbah Pojo menghentikan aksinya mengeksplorasi tubuh sintal ibu muda itu. Nisa bagai orang kesurupan disaat kenikmatannya tertunda. Disaat Nisa mengerang kecewa, sesuatu yang hangat menyentuh bibir sensualnya, rupanya mbah Pojo telah melorotkan celana komprangnya maka nampaklah batang kejantanannya yang hitam besar yang langsung ditempelkan ke bibir Nisa. Puncak birahi yang tertunda itu telah membuat Nisa tanpa merasa jijik lagi menjilati penis mbah Pojo, dan dengan rakusnya Nisa mengisap batang kejantanan lelaki tua itu.
“ Ya ya terussss bu, terus iseeep, Ooooh ibu pinter pinteeer teunaaan“ sambil meremas susu ibu muda itu, mbah Pojo mengerang nikmat dengan kepala tengadah kelangit langit kamar.

Gejolah darah Nisa serasa menyentak ubun ubunnya, batang kejantanan yang berada dalam mulutnya itu walau tidak bisa ditelan semua membuat birahinya kian memuncak.
Tubuhnya serasa bergetar hebat kewalahan saat menerima kenikmatan mengisap penis mbah Pojo, rasanya panas penis itu didalam mulutnya, dan batang kejantanan mbah Pojo semakin nampak membesar dan panjang dalam genggamannya nampak begitu perkasa.

Nisa sudah tidak sabar lagi segera disetubuhi, tanpa rasa malu malu akhirnya Nisa merengek dengan mata sayu mengundang birahi, Nisa lalu semakin melebarkan kedua kakinya. Mbah Pojo cukup mengerti dan pengalaman dalam hal menundukkan birahi liar setiap perempuan yang akan meledak dipuncaknya.
Namun mbah Pojo punya tujuan lain terhadap pasiennya yang satu ini, selain wanita ini cantik bertubuh molek juga memiliki sesuatu yang sangat berharga didalam tubuhnya, sesuatu yang akan menambah ilmu kesaktiannya, bila dapat dipersembahkan pada makhluk halus piaraannya yang juga sebagai gurunya.

Maka untuk itu mbah Pojo akan membuat Nisa pasrah dan menurut pada kehendak dan tujuannya. Isteri Adi yang cantik itu akan dibuatnya tergila gila dengan permainan nafsu birahinya. Dengan lembut mbah Pojo berbisik ditelinga Nisa :
“ Aku akan memberikan kenikmatan kepadamu wahai budak nafsuku bisik hati dukun itu,
“ dan nikmatilah sekarang nyonya cantik”. Lalu dengan liar dan buas mbah Pojo menjilati liang vagina Nisa dengan mendekap erat kedua bongkahan pantatnya yang indah itu.

Ibu muda itu menjerit nikmat disenja hari disaat mata hari hendak terbenam. Nisa meracau tak karuan ketika lidah mbah Pojo serasa panjang bercabang dan bergerigi menusuk nusuk sampai kedasar mulut rahimnya.
“ Ouuuugh ya yaaa terus teruuuus mbah ampun mbah, tubuh Nisa melengkung keatas dengan berkejat kejat bagaikan penari erotis, kedua tangannya dengan erat memegang kepala mbah Pojo untuk semakin dalam dibenamkan diselangkangannya.
Rambutnya yang panjang sepinggang sampai terlepas dari sanggulnya, awut awutan namun semakin nampak menggairahkan dalam pandangan dukun tua itu, jeritan histeris ibu muda yang mencapai dipuncak birahinya begitu indah menggeletar berkejat kejat.

Akhirnya Nisa mendapatkan juga kenikmatan yang tertunda tadi, tubuhnya serasa luluh lantak didera pusaran badai birahi, kenikmatan itu hanya didapatnya dengan keistimewaan lidah mbah Pojo yang dapat memanjang dan bercabang bagaikan lidah ular phyton.

Ibu muda dalam keadaan lemas saat melepas puncak birahinya, namun mbah Pojo ingin memberikan kesan pelajaran berharga kepada
Nisa, lalu dukun itu mengocok ngocok batang penisnya, dan disaat hendak meledak lahar panasnya, mbah Pojo mendekatkan batang kejantanannya pada mulut Nisa,
“ Ayo buuu minum ini pejuhku” dengan sedikit memaksa mbah Pojo mengangkat kepala ibu muda itu, lalu semburan sperma lelaki tua itu memenuhi rongga mulut Nisa.
“ Ayo buuu…telan semuanya ini obatnya” ibu muda itu bagai orang kehausan saat menelan pejuh mbah Pojo, dan ia rasakan seperti rasa telur setengah masak yang dicampur madu.
Nisa baru kali ini menelan sperma laki laki, namun karena gairah birahi, semuanya itu tidak membuat ia menjadi jijik, bahkan ia rasakan seperti membangkitkan kembali nafsu birahinya.

Prosesi pengobatan pertama telah membawa dampak yang menakjubkan dalam jiwa Nisa, hingga ia berangan angan untuk minta selalu disetubuhi oleh mbah Pojo saat itu juga. Begitu memukau dan menakjubkan kenikmatan yang telah diterimanya. Sementara mbah Pojo masih menanti saat yang tepat untuk menyetubuhi perempuan cantik itu dengan sempurna. Ketika alam sadarnya menyentuh simpul syaraf dibenaknya, Nisa seperti bertanya tanya dalam hati, Oh apa yang baru kulakukan tadi, bayangan dirinya yang dikerjai oleh mbah Pojo seperti hilang timbul dalam ingatannya.

Nisa masih ingat sewaktu ia dibawa masuk oleh dukun itu kedalam kamar, setelah itu ada sesuatu
yang menjalari didalam tubuhnya, suatu gairah nafsu birahi yang tak dapat terbendung dan begitu sangat menggebu gebu, sampai sampai ia rela mengoral penis besar dukun itu dan juga menelan pejuhnya. Padahal terhadap suaminya tidak pernah ia lakukan itu, maka dalam hatinya timbul rasa heran dan juga penasaran, apakah dirinya telah menjadi perempuan yang binal, dan bukan lagi sebagai isteri yang setia setelah berjumpa dengan mbah Pojo dukun perkasa ini.

Dengan rasa cemas Nisa merapikan pakaiannya, ia tau suaminya sedang berada diruang tamu menunggunya, Nisa tak ingin suaminya tahu apa yang telah ia perbuat bersama mbah Pojo saat berada didalam kamar tadi. namun rasa cemas itu menjadi sirna seketika. Lalu mbah Pojo berbicara pada Nisa sambil mencium bibirnya dengan meremas buah dadanya. Jangan kuatir… suami ibu tertidur nyenyak saat kita berada dikamar ini.

Dan memang begitu keadaannya disaat Nisa keluar dari kamar mbah Pojo, nampak suaminya tertidur nyenyak di kursi bamboo yang ada diruang tamu. Adi tidak merasakan apa apa sama sekali, bahkan ia tidak tahu menahu, ketika didalam kamar sang dukun itu, isterinya dalam cengkraman gairah liar menapaki jejak birahi yang menakjubkan naluri kewanitaanya.

Adi hanya ingat bahwa isterinya sedang diobati oleh dukun tua itu dan masuk kedalam bilik. Samar samar Adi mendengar percakapan isterinya dengan mbah Pojo didalam kamar lalu ia tertidur, yang kemudian ia terbangun karena suara obrolan mereka seperti sudah begitu akrabnya ketika telah berada diruangan tamu.
“ bagaimana mbah apa sudah selesai “ kata Adi
“ Sudah mas” jawab Nisa, proses pengobatannya gak lama koq mas.
“ Ya sudah selesai proses awal pengobatan “ jawab mbah Pojo, dan tinggal kesedian isteri mas Adi sendiri, apakah isteri mas mau tinggal beberapa hari digubuk saya ini untuk kelanjutan pengobatannya.

Jantung Nisa semakin berdebar debar tak karuan saat mbah Pojo bicara kepada suaminya.
“ Gimana Nisa apakah kamu bersedia sementara untuk tinggal ditempat yang sunyi ini “
Lidah Nisa serasa kelu untuk menjawab pertanyaan suaminya, lalu mbah Pojo berkata pada Nisa, “ Ibu boleh tinggal ditempat ini dalam rangka pengobatan selanjutnya
“ mbah Pojo menatap pada matanya Nisa, tiba tiba saja sekujur tubuh ibu muda itu bergetar seperti melayang kealam tanpa rasa, lalu bayangan kemesraan antara dirinya dengan mbah Pojo yang barusan terjadi teringat kembali dibenaknya.

Gairahnya yang liar tadi bersama mbah Pojo semakin memacu libidonya. Dan badai kenikmatan berahi itu belum sempurna ia terima, ibu muda itu menuntut untuk segera dituntaskan badai birahinya.
“ Ya mbaaah” saya mau tinggal ditempat ini, dengan suara manja sedikit genit

Nisa menjawab pertanyaan dukun itu. dan juga bagaimana dengan suami saya mbaaah. “ Oh Suami ibu biar pulang dulu untuk menyediakan persyaratan yang saya minta itu ”, dan besok mas Adi harus datang lagi dengan membawa minyak kemala dan kain hitam. Lalu setelah usai Maghrib Adi pun meninggalkan isterinya didusun tengger untuk kembali ke Jakarta.

Malam semakin larut dan dingin saat Nisa tinggal dirumah dukun itu, malam itu adalah malam badai birahi, didalam dekapan mbah Pojo Nisa berkali kali mengalami orgasme saat mendakinya, meski belum disetubuhi secara utuh dan sempurna oleh dukun tua itu.

Dalam keadaan keduanya telanjang bulat sambil berdiri mbah Pojo menggesek gesekan batang kejantanannya pada belahan bongkahan pantat bahenol Nisa, dengan tangan kirinya mbah baraja meremas membelai susu mengkal ibu muda itu, dan tangannya yang satu mengorek ngorek liang vagina Nisa yang masih sempit, dengan dengus nafasnya yang memburu lidah mbah Pojo menelusuri leher jenjang perempuan cantik itu, Desahan nikmat yang keluar dari mulut Nisa tak henti hentinya melenguh seperti suara ular yang mendesis
“ Ooohh hesssss mbah ampuuuuuuun enaknya mbaaaaaaaaaaaaaah, ampuuuuun mbah aku gak tahaaaaaaaan mbah, setubuhi aaaaaku mbah.

Batang kejantanan mbah Pojo dirasakan Nisa begitu terasa panas membelai bongkahan pantatnya, dan pilinan jari lelaki tua itu pada putting susunya semakin membuat sukmanya melambung keawang awang, jari tengah mbah Pojo dengan sangat gencar mengobok obok liang vaginanya hingga melelehkan cairan kewanitaannya, ibu muda itu akhirnya mencapai puncak kenikmatannya yang pertama, dengan tubuh berkejat kejat menggeletar dalam dekapan tubuh kekar mbah Pojo didalam posisi keadaan berdiri,
“Yaaaach houuus ampuuuuun mbah, enaaaaaaaak enaaaaak zzzz zuuuudah mbaaah ampun”, tubuh ibu muda itu melengkung kebelakang sehingga buah dadanya kian membusung.

Namun mbah Pojo tak memperdulikan rintihan Nisa, dengan sedikit merubah posisi dari berdiri, mbah Pojo membungkukan punggung perempuan itu ke arah tempat tidur jati, dan posisi Nisa kini dalam keadaan menungging, sebelum puncak klimaksnya selesai, dengan buasnya mbah Pojo menjilati liang vagina serta lubang anus ibu muda itu. Suara rintihan nikmat dengan racauan tak karuan Nisa menjerit histeris saat menerima kenikmatan birahi liar dari lelaki tua itu, sekujur tubuhnya berkejat kejat menggeletar ketika lidah panjang mbah Pojo semakin dalam menusuk nusuk kedalam liang vaginanya.

“ Ouuughhhh ampuuun mbah jangan siksa aku”, setubuhilah aku sekarang mbaaaah, tiba tiba tubuhnya menggelosor terjerembab keatas kasur, Nisa bagai orang kesurupan saat menjemput orgasme keduanya, liang vagina ibu muda itu semakin meleleh dengan cairan yang merembes dari dindingnya vagina yang masih sempit itu berkedut kedut didera nikmat seperti pantat ayam yang hendak bertelur.

Mbah Pojo tetap saja tak perduli dengan keadaan perempuan cantik itu yang sedang mengalami sekarat didera kenikmatan puncaknya, lalu ditelentangkan tubuh molek itu, dengan buas dan liar, mbah Pojo lalu menyusu pada putting yang indah milik ibu muda. menghisapnya, menggigit gigit dengan gemasnya,
“ Oooh bu tetek ibu masih mengkel”, indah sekali tetek ranum ini, Nieh bu rasakan nikmatnya…aku tak nyusuu ya bu. kedua kaki Nisa lalu dibuka lebar, dengan perlahan dan pasti, mbah Pojo, menggesek gesekan kepala penisnya yang besar pada belahan vagina perempuan cantik itu, kenikmatan demi kenikmatan telah membuat Nisa semakin berkelojotan dibakar gairah.

Panasnya gesekan penis mbah Pojo disertai isapan permainan lidah dukun itu pada kedua susunya, kian membuat Nisa meracau tak karuan. Keduannya semakin liar, meremas memilin, dan saling berdekapan erat sampai nafas keduanya ngos ngosan. “ Ayo mbaaaaah masukin dong mbah”, jangan siksa akuuuu mbaaaah, tolong mbah, entot aku sekarang juga mbaaah .
“ Oh ho ho sabar toh bu, “Ayo bilang dulu, mana yang enak gesekan kontolku dengan punya suami mu,
“ Ayo bilang buuu gak usah malu“.
“ Ouuuug mbaaaah….enak punya mbah, enaaak enaaaak terus ya terus gitu mbah“. Gesekan kepala penis mbah Pojo pada bibir vaginanya membuat Nisa menggeliat berkelojotan bagaikan kuda betina liar yang sedang birahi.

Namun mbah Pojo tetap bertahan untuk tidak memasukan kepala penisnya kedalam liang nikmat perempuan cantik itu, karena belum saatnya untuk menyetubuhinya bila kedua syarat yang diminta belum terpenuhi, yaitu minyak wangi kemala dan selembar kain hitam tipis sebagai simbol perjanjian dari alam kegelapan.

Malam sunyi didusun terpencil itu dipecahkan oleh jeritan histeris Nisa saat ia mendaki puncak birahinya, kenikmatan yang diberikan oleh mbah Pojo begitu sempurna, hanya dengan jilatan lidah panas serta gesekan penis hangat mbah Pojo, telah membuat perempuan cantik itu terlempar pada pusaraan badai kenikmatan. Mbah Pojo bagaikan singa lapar yang sedang mengendus menjilat dan mencakar sebelum menelan mangsanya. Nisa seperti anak kucing yang sedang dimAdikan oleh induknya dengan jilatan panas mesra disekujur tubuhnya. Kenikmatan itu akhirnya diraih dengan orgasme secara beruntun dengan tubuh yang berkejat, dan akhirnya Nisa tertidur pulas dalam pelukan mbah Pojo.

Siang itu cuaca sedikit mendung, namun Adi semakin kencang memacu laju mobilnya agar cepat sampai di rumah mbah Pojo, dan semua persyaratan yang diminta mbah Pojo telah ia dapati, tanpa terasa Adi telah memasuki mulut desa tengger, dengan sedikit mengambil jalan pintas akhirnya Adi sampai dirumah dukun tua itu.

Ketika telah bertemu dengan isterinya, Nisa nampak segar bugar dengan wajah berseri seri, dan kecantikannya semakin menarik , dengan penuh manja Nisa menyambut kedatangan sang suami dengan kecupan manisnya. Kepuasan batin Nisa terpancar dari wajah dan gerak geriknya, gejolak birahinya seakan tak pernah padam semenjak ibu muda itu mendapatkan kenikmatan yang begitu dahsyatnya dari mbah Pojo, dukun tua itu telah merubah segalanya yang membuat Nisa mulai mempunyai sifat sedikit binal yang merasuk kedalam jiwanya.

Setelah minyak wangi dan kain hitam berada ditangan mbah Pojo, maka segera diadakan prosesi pengobatan isteri Adi selanjutnya, dan malam itu Adi ikut menyaksikan ketika isterinya mulai dipersiapkan oleh mbah Pojo. Kepulan asap dupa wangi yang menyerap aura mistis, kian membuat Adi seperti berada disuatu tempat yang membawa sukmanya kealam tanpa rasa. Kain hitam tipis telah melilit pada tubuh molek isterinya yang tanpa mengenakan apa apa lagi, tubuh telanjang Nisa begitu transparan dalam lilitan kain hitam itu, dalam pandangan Adi isterinya nampak bagaikan dewi yang turun dari khayangan, begitu memikat membangkitkan birahinya, sungguh merangsang pemandangan itu saat tubuh molek isterinya hanya dililit dengan kain hitam tipis.

Minyak wangi kemala yang ditangan mbah Pojo, setetes demi setetes dioleskan pada leher jenjang isterinya, dan dengan penuh kelembutan tangan mbah Pojo melulurkan minyak harum itu dengan posisi membelakangi punggung Nisa, mulut dukun tua itu berkemak kemik membaca mantra, secara perlahan lahan tangan mbah Pojo mulai menurunkan kain penutup tubuh ibu muda itu hingga nampak bukit susu yang mengkal padat. Saat jari mbah Pojo mengoles minyak harum pada pundak Nisa, isterinya mulai mendesah, sebab dirasakannya batang kejantanan mbah Pojo yang mulai mengeras menekan pada belahan pantatnya.

Dan memang harus diakui bahwa bentuk tubuh Nisa begitu sempurna, pinggulnya yang ramping, dengan bongkahan pantat yang bulat, kedua payudaranya membusung kedepan, pentil payudaranya mencuat sebesar jari jempol berwarna kecoklatan. Setiap lelaki pasti berkhayal untuk bisa menetek pada putting susunya yang masih seger dan belum pernah menyusui anak.

Keharuman minyak kemala dan asap dupa membuat suasana dikamar semakin jadi romantic, begitu merangsang wewangian itu dalam pencium Adi dan isterinya. Desahan isterinya semakin jelas terdengar oleh Adi saat tangan mbah Pojo mulai melumuri minyak kemala pada kedua bukit kembar isterinya dengan puting yang mulai mencuat keatas.
“ Ouuughhh mbah hees heeeeesssss oh”

Namun mbah Pojo tidak hanya sekedar memoles, tangan mbah Pojo juga meremas remas dan membelai kedua susu isterinya, dan Adi ingin protes namun seperti tak punya keberanian untuk menegur mbah Pojo, justru yang merasuk kedalam pikirannya ia ingin melihat isterinya disetubuhi oleh dukun tua itu, akal sehatnya telah hilang sama sekali yang ada hanyalah perasaan terangsang saat melihat isterinya mendesah nikmat ketika mbah Pojo meremas buah dada isterinya sambil menjilati leher jenjangnya.

Mbah Pojo dengan suara serak yang sedang memendam birahi memanggil suami Nisa, “Mas Adi kemarilah… mendekatlah pada isterimu, Adi pun mendekat, setelah dekat pada isterinya mbah Pojo, berkata pada Nisa sambil menggigit kecil daun telinga perempuan cantik itu. “ Bu pernahkah suami mu melakukan pemanasan, seperti yang kulakukan ini ? “

Nisa menjawab pertanyaan mbah Pojo dengan mendesah, tubuhnya mulai dirasuki puncak birahi, gesekan penis mbah Pojo pada bongkahan pantatnya kian mengeras dan remasan tangan dukun tua itu pada payudaranya kian membuat dirinya semakin terangsang.
“ Ti ti tidaaaak pernah mbaaaaah Ouuuh agggh heiiis “
“ Nah mas Adi, isteri mu ngaku sendiri khan”.

Makanya malam ini aku akan mengajari mas Adi bagaimana cara memberikan kemesraan birahi pada seorang isteri, dan isterimu akan kuajari juga bagaimana seharusnya untuk melayani suami ditempat tidur. Bagaiman mas Adi apakah bersedia dan rela bila isteri mas Adi saya beri pelajaran malam ini “
“ Eh ee ya mbah “,… Adi bagaikan terpukau oleh ucapan dukun tua itu.
“b bboleh mbah” berilah isteri saya pelajaran yang sempurna.
Batin Adi berkecamuk antara ya dan tidak, akan tetapi ucapan yang keluar dari mulutnya begitu lancarnya untuk berkata ya dan ya.
“ Nah bu, dengar apa kata suami ibu sendiri”, saya harus memberikan pelajaran bagaimana seharusnya ibu melayani suami diatas ranjang kemesraan.



Ayo bilang pada suamimu, ayo bu gak usah malu malu, desakan birahi telah membuat Nisa kian mengerang nikmat penis besar mbah Pojo semakin liar menusuk belahan pantatnya, dan terasa memanjang dari dalam balik celana komprangnya.
“ Ayo cepat minta izin pada suaminya bu”
“Ya ya… mmmbah”, maaaas, izinkan saya diobati ama mbah ya maaaas, Ouuuuh mas aku gak kuat lagi mas, mbah lekas obati aku mbah, duuuh ampuuuuun, Nisa mengerang manja penuh birahi saat mbah Pojo mulai menjilati putting susunya“. Adi semakin terpukau dan takjub, dalam pandangannya isteri tercintanya kian nampak cantik merangsang saat menggelinjang didera nikmat birahi.
Pemanasan dukun itu telah membuat isterinya menggeliat dalam dekapan lelaki yang tinggi besar berotot.

Adi bagaikan layang layang putus talinya, pikirannya melayang keawang awang, namun menimbulkan sesuatu yang sangat aneh dalam dirinya, ia begitu terangsang saat melihat isterinya dalam dekapan orang lain, hingga tanpa ia sadari penisnya ikut pula mengeras dibalik celananya.

Kain hitam tipis itu telah disingkap oleh mbah Pojo, maka nampaklah bongkahan indah pantat isterinya yang terus menerus kena gesek oleh penis besar mbah Pojo yang masih bersembunyi dibalik celana komprangnya.
“ Mbahhh besar sekali rasanya mbaaaah, oh mbah hangat hangat, teruuuuuus“. Adi terpukau dan terpukau tubuh isterinya menggeliat bagai cacing kepanasan dalam dekapan dukun tua itu, belum pernah ia melihat dan mendengar isterinya mengerang demikian itu ketika mereka bercinta, tapi kali ini isterinya telah dibuat terangsang oleh permainan birahi mbah Pojo.

Rasa minder dan iri timbul dari dalam diri Adi, ia begitu terkesima melihat tonjolan pada selangkangan mbah Pojo, dan dengan perlahan serta pasti mbah Pojo mulai melorotkan celana komprang hitamnya, maka menyembul batang kejantanan dukun tua itu yang langsung menampar pantat isterinya sebesar tongkat satpam, melentur berkedut kedut seperti karet. Ooooh… tanpa sadar Adi berseru lirih. Isterinya pun mendesah nikmat,
“Ooooh mbah hangat sekali mbah mbaaaaah. Mbah Pojo menampari pantat isterinya dengan penisnya yang besar panjang, klepek klepek, dan juga disorongkan melewati selangkangan isterinya, sampai kepala penis itu muncul didepan bibir vagina Nisa.

Tubuh Adi bergetar hingga ia terduduk dikursi yang ada rotan dikamar itu, dan tanpa Adi sadari tangannya mengelus tonjolan penisnya sendiri yang semakin serasa sesak dibalik celananya. Adi membayangkan isterinya akan menjerit kesakitan bila batang kejantanan mbah Pojo masuk keliang vagina sang isteri tercinta. Penis mbah Pojo begitu memukau perasaannya jauh lebih besar dan panjang dari pada miliknya, bahkan lima kali lebih besar dari penisnya sendiri. Batang kejantanan mbah Pojo besar panjang seperti tube pepsodent yang ukuran jumbo, dilingkari dengan urat besar seperti cacing disekitar batangnya.

Isterinya bagaikan kuda betina liar meringkik melenguh, dengan tangan gemetar Nisa melepas lilitan kain hitam lalu perempuan cantik itu membalikan tubuhnya menghadap mbah Pojo, sungguh pemandangan yang spektakuler, ketika tubuh isterinya membalik, batang kejantanan mbah Pojo langsung menampar bibir vagina isterinya yang mulai basah, seperti tongkat karet yang lentur, penis besar mbah Pojo menggesek belahan bibir memek isterinya.
“ Oooooh mbaaaaaah nikmat nikmaaaaat mbah, terus teruuuuus yeah“.

Dengan meremas bongkahan pantat isterinya, mbah Pojo membenamkan wajahnya kebukit susu isterinya yang mengkal, karena belum pernah menyusui anak, masih begitu ranum dan hangat dengan pentilnya yang mencuat keatas. Sungguh pemandangan yang menakjubkan sampai membuat Adi meledakan lahar panas membasahi celananya. “Yeaaaaach ouuuup”. Dan tubuhnya jatuh tersandar pada kursi rotan itu, mbah Pojo sempat melirik pada Adi, dan dukun tua itu jadi tahu bahwa Adi yang lemah syahwat mengalami ejakulasi dini. Namun penis Adi masih tetap mengeras, saat isterinya berkejat kejat nikmat meracau tak karuan,
“ Oh mbaaaaah setubuhi aku cepat mbah“
“ Oh yeees terus enaaaaaak mbah“.

Mbah Pojo mulai menunjukkan kebolehannya untuk mengajari Adi, bagaimana seharusnya menjadi lelaki sejati didalam olah asmara.
“ Mas Adi kita mulai sekarang” Lihat bagaimana saya akan membuat isterimu berkejat kejat dalam pusaran badai birahinya.
Mbah Pojo kemudian mengangkat tubuh isterinya dan dibaringkan diatas ranjang jati. Kemarilah mas Adi akan aku tunjukan padamu pelajaran pertama ini :
Dengan menurut Adi mendekat kepinggir ranjang. Nisa memandang suaminya dengan pandangan mata sayu memendam bara gairah berahi.
“Aahhh, manisnya,”isterimu mas Adi.
“sungguh menggairahkan sekali, isterimu adalah perempuan yang slalu dapat membangkitkan gairah setiap lelaki.

Mas Adi sangat beruntung punya isteri secantik ini, selain cantik isteri mas Adi adalah seorang wanita yang punya birahi tinggi, dan tidak pernah puas bila hanya disetubuhi oleh satu lelaki, apa lagi dengan lelaki yang penisnya sangat kecil seperti punya mas Adi. Adi hanya dapat mengangguk anggukan kepalanya saja ketika mbah Pojo membicarakan tentang isterinya yang tersayang.
Mbah Pojo meraih kaki Nisa dan memutar tubuhnya menyamping sehingga vaginanya mengarah ke sudut ranjang. Sambil menuntun Adi mengitari ranjang, mbah Pojo bertanya dengan lantang, “Apakah kamu pernah mengoral vagina isterimu?”
“Tentu saja tidak!” kata Adi dengan suara yang hampir tercekat””
“ Disitulah letak kenikmatan dan kesenangan seorang perempuan, semua perempuan selalu merindukan liang vaginanya untuk dijilati.” Ujar mbah Pojo.

Dukun tua itu tersenyum. Adi mungkin bukan seorang pecinta sejati, tapi terlihat rasa haus yang tidak dapat ditutupi dalam tatapan mbah Pojo ketika Adi melihat pada kemaluan isterinya yang mulus tanpa rambut.
“Yah, kamu perlu menjadi seorang pecinta sejati untuk mengoral vagina isterimu. Semua lelaki melakukannya setiap saat akan menyetubuhi isteri isterinya. Naah, Tugasmu sekarang adalah mempersiapkan isteri kamu untuk menerima penisku dulu. Gampang, bukan ? Ayo pasang mukamu di sana dan mulai jilati bibir vagina isterimu yang cantik semok ini.”

Adi menatap vagina isterinya lalu menyentuh bibir kemaluan itu dengan tangannya. Nisa gemetar saat ia merasakan sentuhan itu. Adi merasakan lembutnya vagina isterinya yang mengeluarkan wangi khas, Nisa selalu rajin membersihkan liang vaginanya, dengan cairan pembersih sari ayu, juga isterinya sangat rajin meminum jamu pewangi vagina merek nyonya meneer.
“Bagus bagus mas Adi,” mbah Pojo memberi semangat sambil mendorong Adi untuk semakin mendekat ke vagina isterinya,
“Ayo beri ciuman mesra pada vagina isterimu”
Adi belum pernah berada sedekat ini dengan kemaluan isterinya, bila ia ingin melakukan tugasnya memberi nafkah batin pada isterinya, ia langsung memasukan penisnya tanpa pemanasan terlebih dahulu.

Wajah mbah Pojo berada tepat di samping telinganya Adi dan berkata,
“Cium bibir vagina isterimu, dan Banyak pergunakan lidah… iya terus lakukan, begitu.”
Adi telah memulai tugasnya dan semakin lama terlihat semakin terbiasa.
“Usap klitorisnya dengan ibu jarimu… Jangan hentikan permainan lidahmu. Nah begitu. Permainkan ritme jilatan dan usapanmu,” lanjut mbah Pojo.
Sementara itu tubuh Nisa tidak dapat menolak efek yang timbul atas apa yang dilakukan suaminya.

Lidah Adi terasa sangat begitu menakjubkan. Dan ibu jari Adi yang menari-nari pada klitorisnya mulai membuahkan hasil yang ditunggu-tunggu oleh dukun tua tersebut. Setelah beberapa saat meneruskan permainan lidah dan jarinya, Adi dihadiahi dengan rembesan cairan hangat akibat dari vagina isterinya yang mulai melubrikasi.

Keheningan dalam kamar terpecahkan oleh suara berkecipak basah dari usaha Adi mengoral isterinya. Mbah Pojo mengedipkan mata ke Adi lalu ia berkata
“Masukkan jari tengahmu ke dalam vaginanya, dan Pertemukan ibu jari dan jari tengahmu di antara dinding vaginanya,” perintah mbah Pojo, dan yang baru saja mbah Pojo berikan perintah pada Adi akan memberi efek terstimulasinya G-Spot isteri Adi itu.

Adi menuruti perintah mbah Pojo dan telah membuahkan hasil desahan lirih yang keluar dari mulut isterinya. Mbah Pojo tersenyum lebar melihat hasil yang sangat memuaskan.
Kemudian dukun tua itu menjamah pantat isterinya sambil mengocok batang kejantanannya, mbah Pojo terus memberi perintah pada Adi.

Mbah Pojo mendorong Adi ke samping dan isterinya mengeluarkan erangan seakan memprotes perbuatan mbah Pojo. Namun tidak disangkanya mbah Pojo langsung berlutut di antara paha isterinya dengan penisnya yang besar berdenyut-denyut eperti monster yang hidup.
“Bagus,bagus mas Adi! Vagina isterimu sekarang sudah basah, bahkan boleh dibilang: banjir!”
“Isteri mas Adi tidak terbiasa dengan penis sebesar ini. Mungkin kau bisa membantu dengan memasukkannya ke dalam vagina isterimu yang tersayang,” kata mbah Pojo.

Adi memegang penis besar itu sementara penisnya sendiri sangat kecil. Penis di tangannya terasa hidup bergerak-gerak, bahkan kelihatannya seperti sedang bernafas. Adi dapat merasakan denyutan konstan saat ia memegang penis itu, dan penis mbah Pojo terasa berat. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari penis itu.
“Sekarang arahkan penisku, Mas Adi. Nah begitu, dorong masuk kepala penisku ke dalam vagina isterimu.”

Penis itu terlihat sangat besar dibAding vagina isterinya yang kecil. Sudah pasti tidak akan muat. Adi mulai khawatir akan keadaan isterinya. Penis ini sudah pasti akan merobek vaginanya. Belum lagi kepala penis dukun itu masuk sepenuhnya Adi dapat melihat isterinya sudah meringis menahan sakit. Mbah Pojo mendorong pinggulnya agar penisnya masuk lebih jauh, namun masih saja tertahan dipintu liang sempit itu, kepala penis mbah Pojo bagaikan kepala jamur dimusim hujan yang sedang mekar.
“Gilaaa,…cek cek mas Adi, memek isterimu ini rapat sekali! Sudah jelas dia tidak terbiasa bersanggama dengan penis ukuran pria tulen. Tapi jangan khawatir, dengan bantuan mas Adi sendiri sebagai suami yang sayang isteri, semua pasti akan beres.”

Dalam keheningan kamar itu Adi dapat mendengar suara seperti letupan lembut saat kepala penis mbah Pojo masuk menembus bibir vagina isterinya yang sudah terasa panas membara, dengan tubuh berkejat nikmat bercampur sedikit sakit isterinya melenguh bagai sapi disembelih.
“Oooh aghahh!” Nisa mendesah.
“Pelan-pelan, penis mu ini besar sekali mbaaaah. Beri aku waktu untuk menyesuaikan diri,” kata Nisa lagi.

Pikiran Nisa berpacu dengan nikmat yang menderanya. Ia merasa tubuhnya penuh terisi sesuatu yang panas lembut, padahal baru menerima kepala penisnya saja. Bagaimana mungkin ia dapat menerima seluruh penisnya mbah Pojo masuk ke dalam tubuhnya. Sudah pasti tidak bisa, pasti bisa bisik hatinya lagi.. terus mbaaaah, Ouuuugh mbah, dorong dikit dikiiiit lagi mbah ya pelan pelan gitu, Oh mas Adi enak enaaak penis besar ini rasanya.

Mbah Pojo merasakan hangatnya dinding vagina ibu muda itu mulai membungkus rapat kepala penisnya.
“ Mainkan buah dadamu bu, dan nikmatilah pelajaran dariku yang pertama. Pejamkan mata dan dibawa rileks, kendorkan semua ketegangan pada kedua kakimu. Naah gitu buu”
“ Ooh sungguh pintar isterimu mas Adi “ isterimu sudahlah cantik juga sangat cepat menerima pelajaran ini.
Buah zakar dukun tua itu sama besarnya dengan penisnya.
“Beri dia tambahan penis lagi Adi,” perintah mbah Pojo.

Adi menggenggam batang penis mbah Pojo dan mencoba untuk mendorongnya masuk lebih dalam lagi ke dalam vagina isterinya. Adi dapat mendengar isterinya mengerang menahan sakit bercampur nikmat, namun kebutuhan mbah Pojo tidak dapat diacuhkan. Ia telah sabar menunggu sejak tadi. Dan dukun itu ingin merasakan buah zakarnya yang besar menampar-nampar pantat ibu muda itu sekarang. Dan malam ini Adi akan menyaksikan betapa isterinya menjadi liar bagai kuda betina yang binal saat mendaki puncak kenikmatan yang diberikan oleh dukun itu.

Dengan menaruh seluruh berat badannya ke penisnya, mbah Pojo mendorong penisnya semakin masuk lagi sekitar 3 cm. lalu mbah Pojo menarik keluar batang kemaluannya sampai sebatas ujung kepala penisnya lalu menancapkannya masuk lagi lebih sedalam 4 cm. Dicabut lagi dengan perlahan namun pasti semakin membongkar jalan masuk kedasar rahim ibu muda itu.
“Ayo, sudah setengah jalan,” kata mbah Pojo penuh kepuasan.
“Aku tahu ibu pasti bisa,”

Setiap kali mbah Pojo menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya, Adi melihat semakin banyak bagian penis dukun itu yang terbenam masuk vagina isterinya yang sempit tersebut. Ia sudah melepaskan tangannya dari penis mbah Pojo dan kini hanya terpekur melihat pemandangan itu tepat di depan mukanya.
“ Ouuugh Mas Adi..memang enaak teunaan me… memek isterimu ini ”. sempit dan seret, rasanya kontolku diremes remesnya.

Isterinya mendesah berkelojotan setiap kali mbah Pojo mendorong masuk penis itu, dan pandangan dukun itu melekat pada titik pertemuan antara penisnya dan vagina isterinya. Dan dengan satu dorongan keras yang terakhir, di dalam kamar itu Adi dapat mendengar suara buah zakar mbah Pojo mulai berirama menampar pantat isterinya, hingga isterinya kian mendesah liar
“Ohhh mbah rasanya rasanya heuuus” Kenapa bu rasanya.
“Ayo bilang pada suamimu, ngaku aja pada suamimu” dan bilang enak rasanya.
“ Ya mas enaaaaak rasanya punya si mbaaaah ini“. Nisa merasakan batang kejantanan mbah Pojo berkedut kedut seperti ular hidup diliang vaginanya.

Mbah Pojo menghela nafas dan menahan gerakannya. Ia membiarkan batang penisnya bermAdikan hangatnya dinding vagina tersebut. Dukun itu dapat merasakan dinding vagina ibu muda itu seakan memijat-mijat penisnya seperti jari-jari kecil yang berusaha menarik penis itu masuk lebih dalam lagi.

Dengan menarik leher Adi, mbah Pojo membawa wajah suami Nisa itu mendekati mulut isterinya untuk memerintahkan menciumnya dalam-dalam pada bibir sensualnya. sementara ia terus menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya. Mbah Pojo sadar bahwa ia sudah menang dalam hal ini, sebagai pelajaran buat Adi. Dan Adi suka dengan hal seperti ini, sangat suka malah. Sekarang tangan Adi membelai rambut isterinya sementara lidah mbah Pojo bergerilya di dalam mulut isterinya, dan Adi membisikan sesuatu pada isterinya, “ Nikmatilah sayang badai birahimu, aku senang melihat mu disetubuhi mbah Pojo.

Mbah Pojo melepaskan ciumannya dari ibu muda itu agar dapat lebih berkonsentrasi pada perempuan yang sedang disetubuhinya. Liang kewanitaan perempuan cantik itu sangat rapat namun tubuhnya sudah melubrikasi demikian banyaknya. Dengan hentakan panjang dan keras mbah Pojo menggenjot pinggulnya dan setiap kali mendorong penisnya masuk, mbah Pojo seakan memaksa udara keluar dari paru-paru isterinya.
“Homph! Humph! Humph!” Yeeah yeas yes.

Isterinya sudah tidak lagi memberikan perlawanan saat meretas antara sakit dan nikmat, isterinya hanya membiarkan saja mbah Pojo melakukan tugasnya. Pantat isterinya bergerak-gerak dalam gerakan melingkar kecil yang membuat penis dukun itu menyentuh berbagai bagian dari vaginanya. Bagai seorang penari erotis isterinya menggeliat liar, sekujur tubuhnya bergetar hebat sampai melengkung keatas menjemput hentakan penis dukun itu.

Nisa terus mendesah-desah, sekarang ia mengalami sendiri badai birahi yang melanda dirinya, dan tidak dapat dipungkiri lagi ia sedang menanjak menuju klimaks yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, sungguh begitu dahsyat kenikmatan yang sedang diraihnya. Dan Vagina ibu muda itu terasa sangat nikmat sekali berdenyut berdenyut, sehingga mbah Pojon juga merasakan sesuatu yang berkumpul di buah zakarnya yang siap untuk meledakan lahar panas dalam sebuah orgasme terhebat, sepanjang petualangannya mbah Pojo berusaha untuk menahan badai kenikmatan yang akan menderanya.

Karena belum saatnya untuk diledakan didalam liang rahim perempuan cantik yang disetubuhinya.
Mbah Pojo menarik keluar penisnya dengan tiba tiba dari dalam tubuh Nisa, dan Adi mendengar isterinya berbisik lemah seperti kecewa,
“ Tidak…, jangan berhenti… Aku sudah hampir… tolooong tolooong teruskan…mbaaaaaah. “ Ayolaaaah mbaaaah.
“Jangan khawatir, bu. ibu akan mendapatkannya dariku nanti sampai ibu minta minta minta ampun untuk terus kusetubuhi, namun saat ini aku masih ingin memberikan pelajaran dulu pada suamimu, agar mas Adi menjadi pecinta sejati. Ayo mas Adi setubuhi isterimu sekarang“. Dengan tergesa gesa

Adi melepas celananya dengan tubuh bergetar menahan sensasi yang memukaunya saat mbah Pojo menghentakkan penis besarnya kedalam memek isterinya yang sempit itu.
Dan pelajaran pertama itu telah berkesan dalam jiwa Adi, sungguh telah menakjubkan sekali pemandangan erotis tarian liar isterinya untuk menggapai puncak birahi.
“Bagus, bagus,” kata mbah Pojo pada Adi sambil ikut menjilati dan mengisap susu ibu muda itu, dan
Adi mulai mengayunkan penis kecilnya didalam liang vagina isterinya.

Terus terus setubuhilah isterimu…ya perlahan lahan dulu, agar tidak cepat keluar pejuhmu.
“ Eeeee yaaach aku sudah gak kuat lagi mbah”, tahan dulu mas Adi, dan tarik nafas dalam dalam,
“ Ooh gaaak bisa mbaaaah..Oooh yeah.. aku keluar mbah“. Tubuh Adi akhirnya berkejat kejat diatas tubuh isterinya,
sementara isterinya mengerang kecewa dengan tubuh menggelinjang liar bagai orang kesurupan karena tak dapat meraih puncak kenikmatan yang tertunda tadi.
“Penis suamimu terlihat kecil sekali, bu. Dengan alat sekecil itu, ibu pasti bermasturbasi untuk mendapatkan kepuasan ya.” Dengan berbisik, Mbah Pojo bertanya kepada isterinya ,
“Apakah ibu setiap hari bermasturbasi ?”
“Ayolah mbaaaah setubuhi aku, tolooong mbah, malam ini sepenuhnya aku adalah kekasihmu” Mas Adi tidak pernah membuatku mencapai puncak kenikmatan mbah” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Nisa.

Dan Adi memang menyadari kelemahannya sebagai suami yang tidak bisa memuaskan seorang isteri. Apa lagi untuk berharap dapat punya keturunan yang akan lahir dari rahim isterinya.
Mbah Pojo pun tersenyum, lalu mendekat dan melumat bibir Nisa,” Udara dingin, di dusun itu, membuat isterinya bercumbu sangat liar dengan lelaki tua perkasa itu. Di mulai dengan ciuman ciuman mesra dari mbah Pojo, serta rabaan lembut di paha mulus ibu muda itu, jadi semakin menggelepar nikmat.

Tubuh isterinya menampakkan kedua paha mulusnya, serta pangkal pahanya yang melelehkan cairan birahi. Malam suka ria itu Bukan hanya mata suaminya yang melihat, tanpa sepengetahuan Adi dan isterinya ada sepasang mata yang merah menyala mengintip, sepasang mata Makhluk tinggi besar berujud manusia kera.

Satu sentuhan jari mbah Pojo, di selangkangan Nisa, membuatnya mendesah keras. Jari itu terus bermain didalam selangkangannya. Dengan cepat isterinya, menyodorkan buah dadanya yang bulat padat, dengan putting memerah, telah menonjol keras, ke mulut dukun tua itu.
“mbah, mau nete ya.. “ kata Nisa dengan bernafsu.
Mulut mbah Pojo pun menyedot putting susunya.
“ohhh ….. mbah, enak mbah.. enak…” erangnya.

Suara suara erotic Nisa, membuat makhluk berbulu yang mendengar samar samar, membuatnya meraba raba selangkangannya sendiri sambil menggeram lirih.
Mbah Pojo, masih saja, menjilati dan menyedot buah dada istrinya Adi meski ia mendengar raungan halus makhluk kera itu, begitu juga jarinya yang masih terus, merangsang selangkangan ibu muda itu. “Nisa makin melebarkan kakinya, ayo masukan mbah puya punyamu yang besar itu..” pintanya. Dan dukun itu melihat vagina itu, dengan Bibir vagina yang rapat, dan basah yang siap untuk disetubuhi secara sempurna.

Mbah Pojo sudah mengerti kebiasaan perempuan yang dilanda birahi tinggi. Setelah tubuh Nisa kian menggelepar, mbah Pojo merenggangkan kedua belah kaki Nisa semakin lebar. Lalu, dengan lidahnya yang panjang, dia menjilati vagina ibu muda itu dengan lembut.
“ Isteri Adi melenguh manja, mbaahh.. . enak.. . mbah essss zzz…” erangnya. Dukun itu terus menjilati vagina istrinya.

Jari jarinya juga tak tinggal diam, jari itu bergerak memasuki liang vagina istri tercintanya maju dan mundur, bergetar lembut, membuat Nisa, semakin mendesah desah, menuju puncak birahinya. Lidah mbah Pojo bermain di klitorisnya, sedang jarinya terus melocok liang vaginanya yang semakin basah.
” Aahhssss …. Mbah, aku udah gak kuat … aghhh” erangannya semakin mendekati fase orgasme.
Jilatan mbah Pojo semakin liar bagai lidah ular, tubuh Nisa pun bergetar, mengejang, satu lagi erangan yang panjang membawanya ke puncak kenikmatan.

Saat, ibu muda itu masih terbaring lemas, Mbah Pojo mengelus penisnya yang tampak sudah tegang. Tanpa perlu komando, isterinya Adi segera membelai belai penis dukun itu, menjilati ujung penisnya yang tegang, membuat mbah Pojo mengerang nikmat. Nisa mengulum kepala penis itu, dengan nafsu. Rupanya pengalaman perempuan cantik itu dimalam kemarin telah membuatnya semakin binal bagai kuda betina yang sedang birahi untuk mencapai kenikmatannya.

Kepala Nisa, bergerak, maju mundur, penis besar itu mendapat kenikmatan yang tinggi.
“oh.. sayang… ohh…” erang mbah Pojo. Permainan mu indah lonte cantik,” dukun itu meracau nikmat, hebat sungguh hebat, hingga mampu membuat mbah Pojo melepas benihnya di mulut ibu muda itu.
Tak satu tetes pun yang lepas dari mulut Nisa, semuanya tertelan habis. Dan Adi semakin terpukau melihat pertunjukan isterinya yang begitu binal.

Kini mereka berbaring bersama, Nisa terus saja menciumi tubuh kekar mbah Pojo. Mereka bercumbu kembali, sampai penis besar dukun itu siap untuk permainan babak berikutnya. Dengan sabar Adi melihat isterinya membelai penis besar itu, Adi begitu terpukau oleh kebinalan isteri tercintanya untuk bisa membangkitkan gairah mbah Pojo sebagai pejantan tua yang tangguh.

Kembali Nisa, membuka lebar kakinya, memperlihatkan vagina indah miliknya. Mbah Pojo sudah siap, dengan penisnya yang menegang , tepat di depan pintu vagina isterinya. Perlahan penis itu masuk membelah bibir vagina Rini.
” oh tekan … terus mbaaah ohhh” erang ibu muda itu.
Dorongan, demi dorongan, dari penis dukun itu yang kian membesar menegang, cukup membawa kenikmatan bagi isterinya.

Pantat indahnya ikut bergoyang, selaras dengan goyangan pinggul mbah Pojo. Penis besar panjang itu terus bergerak keluar masuk, di iringi desah desah erotis dari bibir indah isterinya. Walau udara dingin, tapi peluh tampak membasahi dahi mbah Pojo yang bertahan perkasa diatas tubuh isterinya.
Sebentar saja, Mbah Pojo telah membawa isterinya Adi ke puncak birahi. Pijatan melintir jari dukun itu pada susu Nisa yang kian membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya. Tubuh Nisa seakan meledak ledak, hentakan penis besar itu semakin deras menghujam kedasar rahimnya.

Dan tubuh Nisa bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar berkejat kejat kenikmatan.
“Ibu.. ibu.. suka … kamu suka ini..kontol besar” ujar mbah Pojo. Yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat Nisa.
“Oh enaaaknya mbah” jeritnya.
Dukun itu hanya tersenyum kenikmatan juga. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh isteri tersayang Adi terguncang keras. Nisa menjerit nikmat, vaginanya mulai terbiasa dengan penis besar itu.

Dan Mbah Pojo terlihat jelas, sangat menikmati tubuh ibu muda itu. Dia terus mengoyangkan penisnya. Nisa merasakan adanya perubahan, sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat yang tiada tara menerima penis sebesar itu. Nisa mengigit bibirnya, rasa nikmat yang dialaminya dengan cepat dan pasti menyentak sampai keubun ubunnya.

Adi melihat keadaan isterinya yang tak kuasa lagi didera kenikmatan, Nisa mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada Mbah Pojo, bahwa dia sangat menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang meliuk liuk, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Dukun tua itu terus menggoyang menghujamkan penisnya semakin liar dan dalam.
“ahhh … ahhh.. aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba isterinya mengerang.

Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. Nisa sudah berulang kali orgasme, namun terus saja mbah Pojo memacu penisnya di dalam liang vagina ibu muda itu. Dukun itu mendengus dengus bagai banteng liar menikmati vagina isterinya. Tak lama isterinya Adi yang bahenol itu kembali mendapatkan orgasmenya secara beruntun, yang kemudian di susul oleh mbah Pojo. Nisa bisa merasakan jelas panasnya cairan birahi lelaki perkasa itu memasuki rahimnya menyembur dengan deras,begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Nisa menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Nikmaaaaaat sekaleee mbah.

Seiring malam yang merangkak, Nisa kini telah pindah posisi, tidak lagi terlentang, tapi duduk tepat dipangkuan Mbah Pojo dipingir ranjang jati. Sambil terus membelai rambut sebahu isterinya, Dukun itu pun mulumat bibir sensual ibu muda itu. Entah karena suasana yang dingin atau karena gairah birahi Nisa yang tinggi. Tanpa menolak, Nisa membalas ciuman Mbah Pojo, Mata Nisa memejam, lidah Nisa dengan nakal bermain lincah di dalam mulut dukun itu.

Tentu saja semuanya di layani Pojo dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya dengan liar tangan Nisa meraba raba selangkangan dukun tua itu, mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu.
“Mbaaaah… mana penismu” aku mau ini punya mbah terus didalam memek ku.
Nafsu birahi Nisa kian memuncak saat hangatnya penis mbah Pojo mulai terbenam kedalam vaginanya yang sempit itu serasa akan meledak dimulut rahimnya.
“Ouuuughhh mbaaaah….rasanya mentoook mbaaaaaah“.

Nisa sangat menikmati peresetubuhan itu, ia menggoyang pantatnya naik turun pada batang penis besar panjang dengan liar bagaikan penari jalang… mulutnya meracau tak karuan “ Oh besaaaar sesekali…enak enaaak mbah. Adi pun begitu takjub melihat isterinya dengan mendesah nikmat, kepalanya mendongak keatas dengan rambutnya yang panjang terlepas dari sanggulnya bagaikan sang dewi malam yang menyambut datangnya badai birahi.

Mbah Pojo menggeram buas bagai singa yang luka, saat menikmati keliaran goyangan pantat ibu muda itu, rintihan manja perempuan cantik yang ada dalam pangkuannya kian membakar nafsu birahi dukun itu. Tanpa merasa lelah goyangan pinggul Nisa bergerak maju mundur memberi dukun tua itu kenikmatan. Usaha Nisa tak sia sia, Semburan sperma mbah Pojo, memenuhi liang vaginanya, Semua Spermanya mbah Pojo di telan habis oleh liang rahim Nisa, seperti tanah tandus yang membutuhkan siraman air hujan, di musim kemarau. Isteri cantik mas Adi tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang menuntut lagi pada pejantan tua perkasa itu agar memuaskan berahinya kapan saja dan dimana saja.

Pagi pagi sekali, Adi telah terlihat, berjogging di sekeliling hutan bambu. Dan Nisa hanya melihat lihat pemadangan disekeliling rumah berdinding papan itu sambil berjalan santai. Tiba tiba, mata Nisa menatap pada pohon besar yang terlihat angker lalu mendekatinya. Tiba tiba Nisa merasakan sesuatu yang aneh merasuki tubuhnya.

Mbah Pojo berlari menghapiri Nisa” kan sudah saya bilang pohon ini tak boleh didekati” kata dukun itu dengan nada sedikit tinggi. Nisa tak mengubris ocehan mbah Pojo, matanya terus menatap dahan itu yang seolah olah melambaikan tangannya memanggil Nisa, bayangan seseorang yang timbul tenggelam.

Lima hari kemudian ketika Nisa sudah kembali kerumahnya di jakarta, setelah makan malam, keduanya telah berada ditempat tidur, Sedang matanya Nisa masih terbelalak lebar, sementara Adi suaminya telah tertidur pulas, Dia hanya diam namun matanya menatap langit langit kamar. Ibu muda itu terbayang bayang kembali kejadian saat ia disetubuhi oleh dukun tua itu. Yang mana sang suami ikut pula menikmati persetubuhan liar isterinya yang berkejat kejat dalam dekapan dukun tua itu.
Tiba tiba saja Keanehan terjadi, Nisa merasakan adanya suara suara yang memanggilnya. Namun ia tidak melihat wujut suara itu. Dengan memanfaatkan indra pendengarannya, Nisa memberanikan diri melangkahkan kakinya, mencari sumber suara yang memanggilnya itu.

Dia berjalan keluar kamar, suara itu semakin jelas, kakinya terus melangkah, ke arah suara yang semakin jelas dikamar sebelah, Nisa terpaku disana didalam kamar sebelah., tempat biasanya kalau ada tamu atau kerabatnya datang menginap dirumahnya. Ditepi tempat tidur nampak sedang duduk makhluk berbulu lebat yang mirip dengan manusia. Berujud kera jantan. Kaki Nisa gemetar tak dapat bergerak sedikit pun dan mulutnya serasa terkunci tak dapat menjerit. Namun ada sesuatu yang sangat aneh menjalari merasuk kedalam jiwanya, tiba tiba saja nafsu birahinya meninggi bagai tak terkendali minta disetubuhi. Dengan perlahan lahan rasa takut dan ngerinya itu sirna dari hatinya.
“Riannti, ke mari sayang mendekatlah manisku” demikian suara magis itu memanggilnya.

Nisa pun melangkah dengan gontai tanpa ragu. Setelah tubuhnya mendekat pada makhluk itu, kedua lengan makhluk itu memeluknya sangat kuat sekali, seakan sesak nafas Nisa dibuatnya. Secara perlahan pelukan itu mulai mengendur, ntah bagaimana caranya tahu tahu dirinya sudah ada dalam pangkuan makhluk berujud manusia kera. Suara ghaib makhluk itu merasuk kedalam sukmanya.
“ Sayangku, bukankah kau pernah mendekatiku, tapi kau dicegah oleh Pojo muridku it“u. antara timbul dan tenggelam Nisa dapat mengingatnya, dan memang Nisa pernah coba mendekati pohon tua yang nampaknya begitu aneh dalam pandangannya tempo hari saat berada didusun Tengger tempat tinggal dukun tua itu. Dan makhluk itu juga pernah menyaksikan Nisa disetubuhi oleh Pojo, hingga membuat makhluk itu ikut pula terangsang.

Makhluk manusia kera jantan itu, dengan mesra membelai rambut Nisa sambil berbisik yang hanya dapat dimengerti dari kedalaman batin ibu muda itu, tanganya yang berbulu menarik gaun tidur Nisa, merobeknya hingga lepas dari tubuhnya. Mata makhluk itu begitu liar menatap buah dada Nisa yang indah kenyal. Dan lidah yang kasar panjang milik makhluk aneh itu jelas terlihat oleh Nisa, Lidah itu mulai menjulur, menjilat putting susunya, Nisa pun mendesah nikmat
” Ouughhh….” erangnya.

Seketika itu juga birahi Nisa menjadi tinggi. Nisa mendesah kenikmatan. Lumatan mulut Makluk manusia kera pada buah dadanya semakin membuatnya bernafsu. Selangkangan Nisa pun mulai terasa lembab.
“Nikmatilah manisku”, akan kuberikan sesuatu yang engkau impi impikan selama ini,
“Bukankah kau ingin memiki anak sayang” Gema suara ghaib makhluk itu mendera dalam jiwa Nisa.

Ibu muda itu terus mendesah dalam deraan nikmat sambil menjawab pertanyaan si manusia kera , Ya ya benar bisik lirih Nisa.” Dengar manis Aku adalah kekasihmu, kekasih dari alam kegelapan yang akan memberikan kenikmatan yang tak pernah kau dapati dari manusia, dan kau akan tetap menjadi awet muda setelah merasakan semburan air kejantananku diliang rahimmu sayang.
Dan tiba tiba, jari makhluk itu menyentuh vaginanya, Dan tubuh Nisa bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar, kenikmatan.
“Nisa.. Nisa.. kau suka … kau suka manisku..” Bisik makhluk aneh itu, yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat perempuan cantik itu.

Jari makhluk alam ghaib itu pun menerobos masuk kedalam liang vagina Nisa, membuat ibu muda itu menjerit dengan tubuh begetar menahan nikmat yang dahsyat. Mulut manusia kera itu melumat buah dada indah milik Nisa, sedang jarinya bermain dengan liar di dalam liang vaginanya. Tubuh Nisa tak mampu lagi menahan nikmat yang di berikan si manusia kera itu.
Sebentar saja, kekasih alam ghaibnya telah membawa Nisa ke puncak birahinya.

Pijatan melintir jari manusia kera pada klitoris Nisa yang kian membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya. Tubuh Nisa mengejang dengan nafas memburu
“Aughhh ampuuun, kemudian berkejat kejat nikmat. Tubuhnya melemas dalam pelukan si manusia kera.
Makhluk yang berbulu lebat itu, memperlihatkan penisnya yang hitam, besar dan panjang.
“Oooh…” Nisa terkesima.

Penis itu begitu besarnya berwarna kemerahan, lebih besar dari punya mbah Pojo si dukun tua itu. Tubuhnya diangkat keatas dan batang kejantanan makhluk itu tepat berada diliang vaginanya, dengan mudah dan dengan perlahan sekali hentak, penis besar manusia kera itu telah masuk ke dalam tubuhnya. Nisa menjerit lirih antara sakit dan nikmat.
“Sakkitttt” jeritnya. Makhluk aneh kekasihnya itu merasakan kenikmatan. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh Nisa terguncang keras. Nisa menjerit kesakitan namun suaranya seperti tertelan malam, vaginanya tak terbiasa dengan penis sebesar itu.

Tapi makhluk itu terlihat jelas, sangat menikmati tubuh Nisa. Dia terus mengayunkan pantat ibu muda itu untuk menerima penisnya. Nisa merasakan adanya perubahan lambat laun, rasa sakitnya segera hilang, sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat menerima penis si Manusia kera. Nisa mengigit bibirnya, rasa nikmat itu dengan cepat menyerang tubuhnya.

Nisa tak kuasa lagi, dia mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada kekasih alam kegelapannya, bahwa dia begitu menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang goyang, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Nisa terus mengoyang pantatnya.
“ahhh … ahhh..ampuuuun aku tak tahan… aku tak tahan…” tiba tiba Nisa mengerang.
Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat.
“Nikmatilah sayang kejantananku malam ini” suara ghaib itu terus terusan mendera jiwanya.

Nisa sudah orgasme, namun manusia kera itu masih terus memacu penisnya di dalam liang vaginanya. Manusia kera itu mendengus dengus liar menikmati vagina Nisa. Tak lama Nisa pun kembali mendapat orgasme secara beruntun yang kemudian di susul oleh makhluk itu. Rini bisa merasakan panasnya cairan birahi makhluk aneh itu, memasuki rahimnya menyembur dengan deras, begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Nisa menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Si manusia kera telah memberikan kepuasan birahi padanya. Nisa terjaga dari mimpinya, tubuhnya berkeringat, suaminya pun menenangkannya.

Paginya diam diam, dia menganalisa kejadian semalam, semuanya tampak nyata, tapi dia hanya bermimpi. Yang pasti ada jelas, sisa sisa sperma yang membasahi vaginanya. Nisa bisa membedakan antara sperma dan cairan vaginanya sendiri. Dia benar benar binggung dengan fenomena seperti itu.

Nisa jadi penasaran lalu ia pergi sendiri kedusun tengger dengan mengendarai mobil Honda civicnya, Setibanya Nisa dirumah mbah Pojo dukun tua itu ia bertanya tentang mimpinya, Nisa bercerita secara detail tentang mimpinya, tapi mimpi itu begitu nyata sekali mbah” kata Nisa. Pojo menghela nafas,” Dukun tua itu diam sesaat, dia menatap Nisa, akhirnya dia membuka suara, Pojo mengakui bahwa di pohon ini memang ada penunggunya, Mereka terus berbincang bincang, sampai agak larut, akhirnya Nisa minta diri untuk istirahat karena badannya agak lelah dalam perjalanan tadi dan mulai mengantuk. Lalu Nisa disuruh masuk kekamar oleh dukun itu. lalu mbah Pojo menyelimuti tubuhnya yang terbaring dengan selimut tebal yang ada dikamar itu.

Seiring malam yang terus merangkak, Nisa terjaga dari tidurnya, lalu ia keluar dari kamar dimana dulu ia pernah disetubuhi oleh Pojo si dukun tua itu, Nisa melihat mbah Pojo lagi duduk di kursi rotan,
“ kemarilah mendekatlah padaku” Setelah Nisa mendekat langsung duduk dalam pangkuan lelaki tua itu, yang terus membelai rambut panjang sepinggang ibu muda itu, Pojo pun mulai berbuat lebih.
Entah karena udara dan suasana yang dingin atau karena gairah birahi Nisa yang datang secara aneh. Lalu Pojo tiba tiba saja telah mengulum bibirnya yang sensual.
“ Ibu kangen ya…“

Tanpa menolak, ibu muda itu membalas ciuman Pojo , Mata Nisa memejam meresapi nikmatnya ciuman lelaki tua itu, lidah Nisa dengan nakal bermain lincah di dalam mulut Pojo. Tentu saja semuanya di layani dukun itu dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya dengan liar, tangan Nisa meraba raba selangkangan Pojo,

Mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu.
“mbah mana penismu” aku mau membelainya, dengan gelegak birahi yang kian memuncak tangan
Nisa menarik turun celana komprang Pojo.
“ Eh tuh khan apa kubilang ibu pasti akan merindukan ini kontolku yang besar“.
Satu tatapan tajam bola mata Pojo, telah memerintahkan ibu muda itu untuk berbuat lebih. Sambil berjongkok Nisa melebarkan kakinya Pojo, dengan rakus ia mengulum penis Pojo yang telah ereksi keras. Dengan jari jarinya yang mungil Nisa membelai penis yang besar panjang itu. Nafsu birahi
Nisa kian memuncak saat hangatnya penis Pojo serasa akan meledak dimulutnya.

Mata Dukun tua itu menjadi liar, menatap selangkangan Nisa yang masih terbungkus pakaian tidurnya yang tipis.. Nisa tak memperdulikannya, yang jelas, isteri cantik mas Adi itu sangat menikmati, mengulum batang penis Pojo dengan rakusnya. “ Houps… houps…mbaaabh Hessss aku kangen dengan punyamu ini, sambil mengoral penis mbah Pojo Nisa meracau menahan gelegak birahinya, hangatnya batang kejantanan itu dimulutnya membuatnya tak sabar lagi minta disetubuhi.

Pojo pun mengerang, menikmati sedotan, dan jilatan nafsu Nisa. Tanpa merasa lelah, kepala ibu muda itu bergerak maju mundur, memberi Pojo kenikmatan. Usaha Nisa tak sia sia, Semburan sperma Lelaki tua itu, memenuhi mulutnya, Semua Spermanya di telan habis oleh Nisa, seperti tanah gersang yang membutuhkan siraman air, di musim kemarau. Ibu muda yang cantik itu tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang menuntut sesuatu pada Pojo agar memuaskan berahinya yang sedang menggelegak diubun ubun.

Pojo tersenyum puas, Dia mengangkat, tubuh Nisa, dan melepaskan baju tidurnya. Dengan tatapan buas Pojo menatap buah dada bulat padat Ibu muda yang merindukan untuk punya anak itu. Kedua tangan Pojo, meremas buah dada Nisa membuat dia mengerang nikmat. Dan jilatan lidah Pojo di putting susunya membuat birahi perempuan cantik itu semakin meninggi. Tubuhnya berkejat kejat saat jilatan liar Pojo menggigit lembut putting susu yang kian mengeras itu. Tubuh molek indah ibu muda itu di baringkan, Pojo pun meraba selangkangan Nisa.
“hem, ibu, baru dijilat sedikit udah basah..” seloroh Pojo.

Muka Nisa memerah, dia malu, tapi birahinya mengalahkan semua rasa malunya.
Jari telunjuk Pojo yang besar dan kasar itu bergerak masuk ke liang vagina Nisa, rasa bagai tersengat aliran listrik dialami secara nyata oleh ibu muda itu. Jari itu bergerak bagai hidup, menyodok nyodok liang vaginanya. Nisa mengerang penuh kenikmatan. Jari Pojo seperti mempunyai kekuatan magis, sebentar saja, tubuh Nisa mengejang berkejat kejat di buatnya.

“Oooh ampuuuun enaaaak Mbah,tolooong terus teruuuuus aaagh, jangan siksa aku mbaaaah“. Nisa mendapatkan orgasmenya di sertai jeritan nikmatnya. Pojo dengan tersenyum puas melihat tubuh Nisa yang mengejang berkejat kejat dengan nafas tersengal sengal. Sekarang penis Pojo telah berhapan dengan vaginanya. Ujung penis itu telah menyetuh bibir vagina Nisa.

Pojo menghentakan penisnya, jerit Nisa terdengar keras saat kepala penis itu baru masuk setengahnya
“Oooogh ampuuuun” tubuh ibu muda itu melengkung naik keatas bagaikan busur menerima kenikmatan yang tak pernah dapat diraih bersama suamiya. D
enisa merasakan betapa nikmatnya penis Pojo yang besar panjang itu telah memenuhi liang vaginanya yang dirasakan sangat sempit oleh pejantan tua itu.

Penis itu bergerak dengan tempo perlahan dan cepat keluar masuk liang vaginanya. Kedua tangan Nisa mencengkram erat bahu Pojo, seakan tak mau melepaskan tubuh tua perkasa itu yang tengah menyetubuhinya dengan liar. Isteri tersayang Adi itu terus mengerang kenikmatan, dan Nisa pun kembali mendapat orgasme seperti dulu pertama kali ia disetubuhi dukun itu,
“Oooh enak terus setubuhilah aku yang keras mbaaah”, puaskan aku..malam ini.
Pojo tampak masih belum apa apa, Penis besarnya masih terus bergerak cepat, menghentak diliang vagina Nisa yang semakin basah oleh cairan kewanitaannya.

Semua bagian tubuh ibu muda itu, seakan menjadi begitu peka, Bibir vaginanya seakan menebal, klitorisnya membesar karena nafsu birahinya berpacu dengan hentakan buas penis Pojo. Didalam kamar itu entah sudah berapa kali Nisa mendaki puncak orgasme yang dihantarkan Pojo. Ia seakan kewalahan mengalahkan gairah laki laki tua itu. Dengan sekujur tubuh menggeletar Nisa menjerit histeris didera nikmat sampai ke ubun ubun, tubuhnya melengkung indah bagai penari erotis saat kedutan penis besar Pojo memenuhi liang vaginanya yang sempit itu, penis Pojo tiada pernah henti menghujami sampai kandas menyentuh dasar rahim wanita cantik yang disetubuhinya.

Saat saat, dimana Nisa sudah sangat lemas, Pojo pun melepaskan seluruh cairan birahinya. Liang vagina ibu muda itu terasa hangat oleh sperma sang penjantan tangguh. Sebelum Pojo mencabut batang penisnya, Pojo masih merasakan denyut denyut dinding vagina Nisa, meremas remas batang penisnya, dan dengan manja perempuan cantik itu membelai tubuh kekarnya.

Malam itu kembali Nisa, terlelap dalam pelukan seorang dukun tua bernama Pojo prakasa. Nisa bagaikan seorang ratu saat Pojo menyetubuhinya berkali kali, dengan liar dan ganas lidah dukun itu menjilati sekujur tubuhnya seperti kucing yang memAdikan anaknya, jilatan lembut Pojo terus melambungkan sukmanya, jilatan liar kasar lelaki tua itu semakin membakar dan menghentak nafsu birahinya.

Nisa merasa benar benar telah menjadi wanita seutuhnya dalam pelukan Pojo Prakasa.
Selama beberapa hari menjelang di jemput suaminya Nisa selalu disetubuhi Pojo. Selama itu Pojo memberikan kenikmatan birahi, dan ibu muda itu selalu disetubuhi Pojo dengan penuh kemesraan yang menghantarkannya ke puncak hubungan pria dan wanita sejati berpacu dalam nafsu birahi. Pojo dengan bebas telah menumpahkan cairan birahinya di dalam rahim Nisa. Karena Nisa telah menjadi kekasihnya dan juga kekasih gurunya yang ada dialam kegelapan, Nisa telah menjadi budak nafsu tanpa ada unsur paksaan, keduanya saling memberi dan menikmati permainan ranjang yang menghanyutkan sukma.

Ketika Adi suaminya datang menjemput untuk mengajak kembali ke kota, Adi berkata pada isterinya tercinta,
“ ayo sayang sudah mau berangkat pulang apa belum” tanya suaminya.
Tangan Rini menyibak celana dalamnya,
“Mbah, tolong beri aku kenikmatan sekali lagi, sebelum aku pulang” pintanya.

Baik bu tapi jawab dulu pertanyaanku. Mana yang besar penisku dengan penis suamimu, Besar punya mbah jawab wanita cantik itu. Ayo bilang mana yang enak ngentot dengan ku, apa dengan suamimu, Yach enak digoyang dengan mbah..ayolah mbaaah berilah aku kenikmatan panasnya pejuhmu. Adi hanya bisa terbungkam dengan nyali ciut namun sangat terangsang dengan kata kata jorok isterinya.

Pojo tersenyum, dia jongkok, menjilati vagina Nisa. isterinya lalu mengigit bibirnya sendiri menahan nikmat. Setelah vagina itu di buat basah oleh Pojo, dengan jari telunjuknya yang bergerak menyodok nyodok liang vaginanya, Nisa lalu di buat orgasme hingga tubuhnya berkejat nikmat. Dengan buasnya Pojo lalu menyetubuhi isterinya yang cantik itu tanpa melepas pakaiannya hanya melorotkan celana dalamnya sebatas lutut Nisa.

Tubuh isterinya menggeletar hebat saat penis Pojo menghujam dengan keras saat disetubuhi lelaki tua itu dengan gaya doggy style, kedua lengan isterinya bertumpu pada sebatang pohon dihalam rumah itu.
“Uuuh…memek ibu.. emang legit dan seret bisik Pojo ditelinga Nisa“. Tubuh isteri Adi itu berkejat kejat nikmat saat menggapai puncak berahinya bersamaan dengan menyemburnya lahar panas Pojo yang membanjiri liang vaginanya. perempuan cantik itu lalu tersenyum puas. Rini selalu ingin mengulangi lagi persetubuhannya dengan mbah Pojo. Nisa selalu merindukan ke hangatan penis besar Pojo., rindu penis panjang milik lelaki tua itu.

Dan Nisa tidak akan melupakan keperkasaan lelaki tua itu yang telah begitu sangat menyenangkan. Dan isterinya Adi kini bukan lagi Nisa yang dulu ia telah menjadi perempuan liar dan haus seks. Nisa sangat menikmati saat disetubuhi Pojo, dengan meracau buas Pojo menyebutnya lonte cantik. Ucapan Pojo masih terngiang ditelinganya,
“ Oh lonteku yang cantik memekmu legit sayang”. Kata kata itu semakin membuat birahi Nisa meninggi dipenuh rasa sensasi.

Dan memang Nisa telah menjadi budak nafsunya Pojo, kekasih Pojo yang cantik, yang setiap saat Pojo akan selalu memberikan kenikmatan yang didambahkan isterinya Adi. Namun Adi sangat menikmati pemandangan erotis isterinya yang menggelinjang saat disetubuhi dengan buas oleh dukun tua itu.

Sebulan kemudian Nisa menjadi hamil, dimasa hamil mudanya Nisa sangat rajin mengunjungi mbah Pojo bersama suaminya didusun terpencil itu, bunga bunga kehamilannya selalu disirami lahar panas dari batang kejantanan dukun yang bernama Pojo prakasa. Adi juga ikut pula menyirami ladang birahi isterinya dengan air kemesraanya yang menyatu dengan air kemesraan mbah Pojo.

Ternyata Adi adalah lelaki yang sayang isteri dia merelakan isterinya disetubuhi mbah Pojo asalkan isterinya tidak tersiksa batin untuk mendapatkan puncak kenikmatan dalam pusaran badai birahi. Dan Nisa telah sempurna menjadi budak nafsu birahi sampai Mbah Pojo sampai punya anak dua.

Bagaimana Dengan Cerita Nya? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Di Simak Cerita Hot Lainnya Di Bawah Ini :

Related Posts:

0 Response to "Kejantanan Seorang Dukun Cabul Yang Memuaskan Birahi"

Posting Komentar