Si Bule Yang Nakal

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Streaming

Cerita Nafsu Birahi - Namaku Evita dan Suamiku Edo. Kami baru satu tahun melangsungkan perkawinan, tapi belum ada pertanda aku
hamil. Sudah kucoba berdua periksa siapa yang mandul, tapi kata dokter semuanya subur dan baik-baik
saja. Mungkin karena selama pacaran dulu kami sering ke Discotik, merokok dan sedikit mabuk. Itu kita
lakukan setiap malam minggu selama tiga tahun, selama masa pacaran berlangsung.

Suamiku seorang sales yang hampir dua hari sekali pasti ke luar kota, bahkan kadang satu minggu di luar
kota, karena rasa kasihannya terhadapku, maka dia berniat untuk menyekat rumahku untuk membuka tempat
kost agar aku tidak merasa sendirian di rumah.

Mula-mula empat kamar tersebut kami kost-kan untuk cewek-cewek, ada yang mahasiswa ada pula yang
karyawati. Aku sangat senang ada teman untuk ngobrol-ngobrol. Setiap suamiku pulang dari luar kota,
pasti dibawakan oleh-oleh agar mereka tetap senang tinggal di rumah kami. Tetapi lama-kelamaan aku
merasa makin tambah bising, setiap hari ada yang apel sampai larut malam, apalagi malam minggu, aduh
bising sekali bahkan aku semakin iri pada mereka untuk kumpul bersama-sama satu keluarga.



Begitu suamiku
datang dari luar kota, aku menceritakan hal-hal yang tiap hari kualami, akhirnya kita putuskan untuk
membubarkan tempat kost tersebut dengan alasan rumah mau kita jual. Akhirnya mereka pun pada pamitan
pindah kost.

Bulan berikutnya kita sepakat untuk ganti warna dengan cara kontrak satu kamar langsung satu tahun
khusus karyawan-karyawan dengan syarat satu kamar untuk satu orang jadi tidak terlalu pusing untuk
memikirkan ramai atau pun pulang malam. Apalagi lokasi rumah kami di pinggir jalan jadi tetangga-
tetangga pada cuek. Satu kamar diisi seorang bule berbadan gede, putih dan cakep. Untuk ukuran harga
kamar kami langsung dikontan dua tahun dan ditambah biaya perawatan karena dia juga sering pulang malam.
Suatu hari suamiku datang dari luar kota, dia pulang membawa sebotol minuman impor dan obat penambah
rangsangan untuk suami istri.
Suamiku bertanya, “Lho kok sepi-sepi aja, pada ke mana.”
“Semua pada pulang karena liburan nasional, tapi yang bule nggak, karena perusahaannya ada sedikit
lembur untuk mengejar target”, balasku mesra.
Kemudian suamiku mengambil minumannya dan cerita-cerita santai di ruang tamu, “Nich sekali-kali kita
reuni seperti di diskotik”, kata suamiku, “Aku juga membawa obat kuat dan perangsang untuk pasangan
suami istri, ntar kita coba ya..”
Sambil sedikit senyum, kujawab, “Kangen ya.. emang cuman kamu yang kangen..”
Lalu kamipun bercanda sambil nonton film porno.
“Nich minum dulu obatnya biar nanti seru..” kata suamiku.
Lalu kuminum dua butir, suamiku minum empat butir.
“Lho kok empat sih.. nanti over lho”, kataku manja.
“Ach.. biar cepat reaksinya”, balas suamiku sambil tertawa kecil.
Satu jam berlangsung ngobrol-ngobrol santai di ruang tamu sambil nonton film porno, kurasakan obat tadi
langsung bereaksi. Aku cuma mengenakan baju putih tanpa BH dan CD. Kita berdua duduk di sofa sambil kaki
kita diletakkan di atas meja. Kulihat suamiku mulai terangsang, dia mulai memegang lututku lalu meraba
naik ke pahaku yang mulus, putih dan seksi. Buah dadaku yang masih montok dengan putingnya yang masih
kecil dan merah diraihnya dan diremasnya dengan mesra, sambil menciumiku dengan lembut, perlahan-lahan
suamiku membuka kancing bajuku satu persatu dan beberapa detik kemudian terbukalah semua pelapis
tubuhku.

“Auh..” erangku, kuraba batang kemaluan suamiku lalu kumainkan dengan lidah, kukulum semuanya, semakin
tegang dan besar. Dia pun lalu menjilat klitorisku dengan gemas, menggigit-gigit kecil hingga aku tambah
terangsang dan penuh gairah, mungkin reaksi obat yang kuminum tadi. Liang kewanitaanku mulai basah, dan
sudah tidak kuat aku menahannya. “Ach.. Mas masukin yuk.. cepat Mas.. udah pingin nich..” sambil mencari
posisi yang tepat aku memasukkan batang kemaluannya pelan-pelan dan, “Bless..”, batang kemaluan suamiku
masuk seakan membongkar liang surgaku. “Ach.. terus Mas.. aku kangen sekali..”, dengan penuh gairah
entah kenapa tiba-tiba aku seperti orang kesurupan, seperti kuda liar, mutar sana mutar sini. Begitu
pula suamiku semakin cepat gesekannya. Kakiku diangkatnya ke atas dan dikangkangkan lebar-lebar.
Perasaanku aneh sekali, aku seakan-akan ingin sekali diperkosa beberapa orang, seakan-akan semua lubang
yang aku punya ingin sekali dimasuki batang kemaluan orang lain. Seperti orang gila, goyang sana, goyang
sini sambil membayangkan macam-macam. Ini berlangsung lama sekali dan kita bertahan seakan-akan tidak
bisa keluar air mani. Sampai perih tapi asik sekali. Sampai akhirnya aku keluar terlebih dahulu, “Ach..
Mas aku keluar ya.. udah nggak tahan nich.. aduh.. aduh.. adu..h.. keluar tiga kali Mas”, desahku mesra.
“Aku juga ya.. ntar kamu agak pelan goyangnya.. ach.. aduh.. keluar nich..” Mani kental yang hangat
banyak sekali masuk ke dalam liang kenikmatanku. Dan kini kita berada dalam posisi terbalik, aku yang di
atas tapi masih bersatu dalam dekapan.

Kucabut liang kewanitaanku dari batang kemaluan suamiku terus kuoles-oleskan di mulut suamiku, dan
suamiku menyedot semua mani yang ada di liang kewanitaanku sampai tetes terakhir. Kemudian kita saling
berpelukan dan lemas, tanpa disadari suamiku tidur tengkurap di karpet ruang tamu tanpa busana apapun,
aku pun juga terlelap di atas sofa panjang dengan kaki telentang, bahkan film porno pun lupa dimatikan
tapi semuanya terkunci sepertinya aman.

Ketika subuh aku terbangun dan kaget, posisiku bugil tanpa sehelai benang pun tetapi aku telah pindah di
kamar dalam, tetapi suamiku masih di ruang tamu. Akhirnya perlahan-lahan kupakai celana pendek dan
kubangunkan suamiku. Akhirnya kami mandi berdua di kamar mandi dalam. Jam delapan pagi saya buatkan
sarapan dan makan pagi bersama, ngobrol sebentar tentang permainan seks yang telah kami lakukan tadi
malam. Tapi aku tidak bertanya tentang kepindahan posisi tidurku di dalam kamar, tapi aku masih
bertanya-tanya kenapa kok aku bisa pindah ke dalam sendirian.
Sesudah itu suamiku mengajakku mengulangi permainan seks seperti semalam, mungkin pengaruh obatnya belum
juga hilang. Aku pun disuruhnya minum lagi tapi aku cuma mau minum satu kapsul saja. Belum juga terasa
obat yang kuminum, tiba-tiba teman suamiku datang menghampiri karena ada tugas mendadak ke luar kota
yang tidak bisa ditunda. Yah.. dengan terpaksa suamiku pergi lagi dengan sebuah pesan kalau obatnya
sudah bereaksi kamu harus tidur, dan aku pun menjawabnya dengan ramah dan dengan perasaan sayang. Maka
pergilah suamiku dengan perasaan puas setelah bercinta semalaman.
Dengan daster putih aku kembali membenahi ruang makan, dapur dan kamar-kamar kost aku bersihkan. Tapi
kaget sekali waktu membersihkan kamar terakhir kost-ku yang bersebelahan dengan kamar tidurku, ternyata
si bule itu tidur pulas tanpa busana sedikit pun sehingga kelihatan sekali batang kemaluan si bule yang
sebesar tanganku. Tapi aku harus mengambil sprei dan sarung bantal yang tergeletak kotor yang akan
kucuci.

Dengan sangat perlahan aku mengambil cucian di dekat si bule sambil melihat batang kemaluan yang belum
pernah kulihat secara dekat. Ternyata benar seperti di film-film porno bahwa batang kemaluan bule memang
besar dan panjang. Sambil menelan ludah karena sangatlah keheranan, aku mengambil cucian itu.
Tiba-tiba si bule itu bangun dan terkejut seketika ketika melihat aku ada di kamarnya. Langsung aku
seakan-akan tidak tahu harus berkata apa.
“Maaf tuan saya mau mengambil cucian yang kotor”, kataku dengan sedikit gugup.
“Suamimu sudah berangkat lagi?” jawabnya dengan pelan dan pasti. Dengan pertanyaan seperti itu aku
sangat kaget. Dan kujawab, “Kenapa?”.
Sambil mengambil bantal yang ditutupkan di bagian vitalnya, si bule itu berkata, “Sebelumnya aku minta
maaf karena tadi malam aku sangat lancang. Aku datang jam dua malam, aku lihat suamimu tidur telanjang
di karpet ruang tamu, dan kamu pun tidur telanjang di sofa ruang tamu, dengan sangat penuh nafsu aku
telah melihat liang kewanitaanmu yang kecil dan merah muda, maka aku langsung memindahkan kamu ke kamar,
tapi tiba-tiba timbul gairahku untuk mencoba kamu. Mula-mula aku hanya menjilati liang kewanitaanmu yang
penuh sperma kering dengan bau khas sperma lelaki. Akhirnya batang kemaluanku terasa tegang sekali dan
nafsuku memuncak, maka dengan beraninya aku meniduri kamu.”
Baca Juga Cerita Sex Cewek Hyper Sexx
Dengan rasa kaget aku mau marah tapi memang posisi yang salah memang diriku sendiri, dan kini
terjawablah sudah pertanyaan dalam benakku kenapa aku bisa pindah ke ruang kamar tidurku dan kenapa
liang kewanitaanku terasa agak sakit
“Trus saya.. kamu apain”, tanyaku dengan sedikit penasaran
“Kutidurin kamu dengan penuh nafsu, sampai mani yang keluar pertama kutumpahkan di perut kamu, dan
kutancapkan lagi batanganku ke liang kewanitaanmu sampai kira-kira setengah jam keluar lagi dan
kukeluarkan di dalam liang kewanitaanmu”, jawab si bule.
“Oic.. bahaya nich, ntar kalo hamil gimana nich”, tanyaku cemas.
“Ya.. nggak pa-pa dong”, jawab si bule sambil menggandengku, mendekapku dan menciumku.
Kemudian dipeluknya tubuhku dalam pangkuannya sehingga sangat terasa batang kemaluannya yang besar
menempel di liang kewanitaanku. “Ach.. jangan dong.. aku masih capek semalaman”, kataku tapi tetap saja
dia meneruskan niatnya, aku ditidurkan di pinggir kasurnya dan diangkat kakiku hingga terlihat liang
kewanitaanku yang mungil, dan dia pun mulai manjilati liang kewanitaanku dengan penuh gairah. Aku pun
sudah mulai bernafsu karena pengaruh obat yang telah aku minum sewaktu ada suamiku.
“Auh.. Jhon.. good.. teruskan Jhon.. auh”. Satu buah jari terasa dimasukkan dan diputar-putar, keluar
masuk, goyang kanan goyang kiri, terus jadi dua jari yang masuk, ditarik, didorong di liang
kewanitaanku. Akhirnya basah juga aku, karena masih penasaran Jhon memasukkan tiga jari ke liang
kewanitaanku sedangkan jari-jari tangan kirinya membantu membuka bibir surgaku. Dengan nafsunya jari ke
empatnya dimasukkan pula, aku mengeliat enak. Diputar-putar hingga bibir kewanitaanku menjadi lebar dan
licin. Nafsuku memuncak sewaktu jari terakhir dimasukkan pula.
“Aduh.. sakit Jhon.. jangan Jhon.. ntar sobek.. Jhon.. jangan Jhon”, desahku sambil mengeliat dan
menolak perbuatannya, aku berusaha berdiri tapi tidak bisa karena tangan kirinya memegangi kaki kiriku.
Dan akhirnya, “Bless..” masuk semua satu telapak tangan kanan Jhon ke dalam liang kewanitaanku, aku
menjerit keras tapi Jhon tidak memperdulikan jeritanku, tangan kirinya meremas payudaraku yang montok
hingga rasa sakitnya hilang. Akhirnya si bule itu tambah menggila, didorong, tarik, digoyang kanan kiri
dengan jari-jarinya menggelitik daging-daging di dalamnya, dia memutar posisi jadi enam sembilan, dia menyumbat mulutku dengan batang kemaluannya hingga aku mendapatkan kenikmatan yang selama ini sangat kuharapkan.

“Auch.. Jhon punyamu terlalu panjang hingga masuk di tenggorokanku.. pelan-pelan aja”, ucapku tapi dia
masih bernafsu. Tangannya masih memainkan liang kewanitaanku, jari-jarinya mengelitik di dalamnya hingga
rasanya geli, enak dan agak sakit karena bulu-bulu tangannya menggesek-gesek bibir kewanitaanku yang
lembut. Ini berlangsung lama sampai akhirnya aku keluar.
“Jhon.. aku nggak tahan.. auch.. aouh.. aku keluar Jhon auch, aug.. keluar lagi Jhon..” desahku nikmat
menahan orgasme yang kurasakan.
“Aku juga mau keluar.. auh..” balasnya sambil mendesah.
Kemudian tangannya ditarik dari dalam liang kewanitaanku dan dia memutar berdiri di tepi kasur dan
menarik kepalaku untuk mengulum kemaluannya yang besar. Dengan sangat kaget dan merasa takut, kulihat di
depan pintu kamar ternyata suamiku datang lagi, sepertinya suamiku tidak jadi pergi dan melihat
peristiwa itu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, kupikir sudah ketahuan, telanjur basah, aku takut kalau
aku berhenti lalu si bule tahu dan akhirnya bertengkar, tapi aku pura-pura tidak ada sesuatu hal pun, si
bule tetap kukulum sambil melirik suamiku, takut kalau dia marah.
Tapi ternyata malah suamiku melepas celana dan mendekati kami berdua yang sudah tengang sekali, mungkin
sudah menyaksikan kejadian ini sejak tadi. Dan akhirnya si bule kaget sekali, wajahnya pucat dan
kelihatan grogi, lalu melepas alat vitalnya dari mulutku dan agak mudur sedikit. Tapi suamiku berkata,
“Terusin aja nggak pa-pa kok, aku sayang sama istriku.. kalau istriku suka begini.. ya terpaksa aku juga
suka.. ayo kita main bareng”. Akhirnya semua pada tersenyum merdeka, dan tanpa rasa takut sedikit pun
akhirnya si bule disuruh tidur telentang, aku tidur di atas tubuh si bule, dan suamiku memasukkan alat
vitalnya di anusku, yang sama sekali belum pernah kulakukan. Dengan penuh nafsu suamiku langsung
memasukkan batang kemaluannya ke dalam anusku. Karena kesulitan akhirnya dia menarik sedikit tubuhku
hingga batang kemaluan si bule yang sudah masuk ke liang kewanitaanku terlepas, suamiku buru-buru
memasukkan batang kemaluannya ke liang kewanitaanku yang sudah basah, di goyang beberapa kali akhirnya
ikut basah, dan dicopot lagi dan dimasukkan ke anusku dan.. “Bless..”, batang kemaluan suamiku menembus
mulus anusku. “Aduh.. pelan-palan Mas..”, seruku.

Kira-kira hampir setengah jam posisi seperti ini berlangsung dan akhirnya suamiku keluar duluan, duburku
terasa hangat kena cairan mani suamiku, dia menggerang keenakan sambil tergeletak melihatku masih
menempel ketat di atas tubuh si bule. Akhirnya si bule pun pindah atas dan memompaku lebih cepat dan aku
pun mengerang keenakan dan sedikit sakit karena mentok, kupegang batang kemaluan si bule yang keluar
masuk liang kewanitaanku, ternyata masih ada sisa sedikit yang tidak dapat masuk ke liang senggamaku.
Suamiku pun ikut tercengang melihat batang kemaluan si bule yang besar, merah dan panjang. Aku pun terus
mengerang keasyikan, “Auh.. auh.. terus Jhon.. auh, keluarin ya Jhon..”
Akhirnya si bule pun keluar, “Auch.. keluar nich..” ucapnya sambil menarik batang kemaluannya dari liang
kewanitaanku dan dimasukkan ke mulutku dan menyembur juga lahar kental yang panas, kutelan sedikit demi sedikit mani asin orang bule. Suamiku pun ikut menciumku dengan sedikit menjilat mani orang asing itu.

Kedua lelaki itu akhirnya tersenyum kecil lalu pergi mandi dan tidur siang dengan puas. Sesudah itu aku
menceritakan peristiwa awalnya dan minta maaf, sekaligus minta ijin bila suatu saat aku ingin sekali
bersetubuh dengan si bule boleh atau tidak. “Kalau kamu mau dan senang, ya nggak apa-apa asal kamu
jangan sampai disakiti olehnya”. Sejak saat itupun bila aku ditinggal suamiku, aku tidak pernah merasa
kesepian.

Related Posts:

0 Response to "Si Bule Yang Nakal"

Posting Komentar